spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiPicu Lonjakan Harga Gabah Lotim Diduga Banyak Keluar Daerah

Picu Lonjakan Harga Gabah Lotim Diduga Banyak Keluar Daerah

Kabupaten Lombok Timur (Lotim) merupakan daerah penghasil beras. Bahkan masuk dalam daftar lumbung beras nasional. Akan tetapi, saat ini warga Lotim turut alami Lonjakan harga beras yang sudah tembus Rp 17 ribu per kilogram. Diduga, saat produksi gabah di Lotim ini banyak yang keluar daerah.

Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Lotim, Lalu Mustiarep kepada Ekbis NTB via ponselnya, pekan kemarin, mengatakan banyak mobil besar dengan nomor polisi dari luar daerah langsung ambil gabah petani di sawah. Pengaturan mengenai lalu lintas gabah antar daerah ini bukanlah kewenangan kabupaten, tapi  merupakan kewenangan pemerintah provinsi.

Pembeli-pembeli dari luar daerah ini mampu membeli dengan harga yang relatif lebih tinggi dari pembelian pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog). Alasan ini membuat petani Lotim banyak menjual gabah hasil panennya ke pembeli dari luar tersebut.

Lonjakan harga beras ini diprediksi kuat bisa menjadi penyumbang terjadinya inflasi. Tidak dinafikan, besar juga pengaruh el nino yang berkepanjangan. Terjadi pergeseran waktu tanam. Namun, Lotim termasuk daerah yang terakhir mendatangkan beras impor sebagaimana persetujuan Gubernur.

Kenaikan harga beras ini diakui selama ini paling tinggi sepanjang sejarah. Selain premium, medium juga sudah ada yang naik hingga Rp 14 ribu per kilogram. Karenanya sangat diharapkan, pemerintah provinsi ke depan bisa lebih ketat lagi dalam mengatur lalu lintas pangan, utamanya beras ini. Sebelum gudang Bulog terisi semua di Lotim, diharapkan pembelian dari luar tidak diladeni.

Guna menstabilisasi harga beras ini, pemerintah saat ini sudah mulai menggencarkan operasi pasar. Selain itu, bantuan pangan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) kembali disalurkan ke 155 ribu warga Lotim sampai bulan Juni 2024 mendatang.

Kegiatan OP dan penyaluran BP CBP ini diharapkan segera normalisasi harga beras. Terlebih menjelang puasa bulan Ramadhan.

Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian, sejumlah petani juga sudah ada yang panen. Prediksinya, bulan April-Mei ini merupakan waktu panen raya. Dengan demikian, harga beras akan kembali normal. (rus)

Artikel Yang Relevan

Iklan

spot_img

Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini