spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBlogEksportir NTB Bisa Kurangi Produksi Hingga PHK Jika Perang Iran-Israel Meluas

Eksportir NTB Bisa Kurangi Produksi Hingga PHK Jika Perang Iran-Israel Meluas

Mataram (Ekbis NTB) – Para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Provinsi NTB mengkhawatirkan bila perang Iran dan Israel makin meluas. Dampaknya dapat merembet ke berbagai lini di Indonesia, tanpa terkecuali di daerah ini.

Sebagaimana diketahui, kondisi geopolitik di Timur Tengah memanas setelah Iran meluncurkan serangan ratusan drone dan rudal ke Israel. Jika perang ini terus berlanjut, apalagi Amerika Serikat akan mendukung Israel.

- Iklan -

Belum lagi perang Rusia dan Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Sekretaris Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) Provinsi NTB, Hariono di Mataram, Senin 15 April 2024 mengemukakan, perang antar negara yang terjadi meskipun jaraknya sangat jauh dari Indonesia, Provinsi NTB, dampaknya akan dirasakan.

“Karena jalur distribusi barang akan terganggu. Kalaupun ada pesanan, itu sifatnya barang sangat penting. Jalur-jalur distribusi barang akan sepi karena khawatir terkena imbas perang,” demikian ditegaskannya.

Hariono mengatakan, meskipun saat ini pesanan-pesanan belum terganggu, mengingat, suhu memanas antara Iran dan Israel baru berlangsung beberapa hari. Sebagai produsen ketak, beberapa daerah tujuan pengiriman seperti Jakarta, Jogja, Bali, masih konsisten memesan.

“Tapi kalau terus-terusan memanas Iran dan Israel, apalagi ditambah negara-negara lain yang saling mendukung, otomatis permintaan dari luar negeri akan terganggu. Permintaan dari buyer di daerah-daerah itu juga pasti terganggu,” tambahnya.

Hal terburuk yang bisa terjadi adalah pengurangan produksi, penghentian bekerja tenaga kerja, hingga menyetop kemitraan dengan masyarakat yang selama ini menjadi produsen ketak. Hariono menambahkan, jumlah pekerja tetap yang dilibatkannya sampai saat ini hanya belasan. Namun jumlah mitranya mencapai 600-an.

“Sebulan kita produksi sampai 1.200 fcs aneka produk berbahan baku ketak. Pola yang selama ini kita jalankan, kita siapkan bahan, dibagi ke masyarakat, mereka yang produksi, dan kita beli lagi. Ini jumlahnya yang terlibat 500 sampai 600 orang. Itu bisa terganggu kalau permintaan luar negeri terganggu,” tambahnya.

Karena itu, ia berharap, perang di Timur Tengah tidak berkepanjangan. Karena sangat riskan menganggu stabilitas ekonomi dan masyarakat pelaku UMKM, khususnya UMKM ekspor di Provinsi NTB.

“Kita juga berharap permintaan dalam negeri tidak terganggu. Sementara ini permintaan dalam negeri yang kita harapkan. Untuk itu, kepada pemerintah kami berharap disiapkan sekenario-sekenario mengantisipasi kemungkinan terburuk,” demikian Hariono.(bul)

Iran-Israel Memanas, Tak Ada Laporan PMI Asal NTB Bekerja di Iran

Artikel Yang Relevan

Iklan




Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini