spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaNTBGubernur Iqbal Dorong Objek Wisata Hiu Paus sebagai Tujuan Wisata Kelas Dunia

Gubernur Iqbal Dorong Objek Wisata Hiu Paus sebagai Tujuan Wisata Kelas Dunia

Lombok (ekbisntb.com) – Tidak semua daerah atau negara di dunia memiliki objek wisata hiu paus. NTB bersama dengan Provinsi Papua di Teluk Cenderawasih memiliki objek wisata yang langka, yakni objek wisata hiu paus.

Objek wisata hiu paus yang berada di Teluk Saleh, Pulau Sumbawa ini mesti dikelola dengan maksimal. “Bahkan, harus menjadi objek wisata kelas dunia,” ungkap Gubernur NTB Dr. Hm Lalu Muhamad Iqbal saat membuka kegiatan Finalisasi Penyusunan Dokumen Awal Rencana Zonasi Kawasan Konservasi Perlindungan Hiu Paus di Perairan Teluk Saleh di Aston Inn, Kamis, 17 April 2025.

- Iklan -

Selain itu, ungkapnya, sebagai objek wisata yang langka, pengelolaannya harus dilakukan dengan serius dan mampu menghasilkan pendapatan asli bagi daerah dan masyarakat di sekitarnya.

Tidak hanya itu, jika di objek wisata lain memiliki tarif masuk yang murah, Gubernur Iqbal menyarankan tarif masuk ke kawasan objek wisata hiu paus lebih mahal. Dalam hal ini pengelola diminta tidak takut menerapkan tarif mahal. Apalagi jika objek wisata hiu paus ini dikunjungi oleh wisatawan yang berduit.

Mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki ini mencontohkan objek wisata balon udara di Turki yang selalu ramai. Bahkan, para pengunjung dari Turki dan mancanegara rela antre beberapa hari untuk naik balon udara ini, meski harus membayar per orang sebesar Rp 4 juta.

Untuk itu, pihaknya menyarankan agar pengelolaan hiu paus di Teluk Saleh ini harus memberikan profit yang besar. Namun, pengelolaan dan penataan objek wisata hiu paus harus serius dilakukan. Bahkan jika perlu di kawasan konservasi ada museum khusus. Termasuk penginapan yang dibangun harus berstandar internasional dan dijual dengan harga kompetitif.

“Dalam mendesain ke depannya, jangan takut menjual mahal Teluk Saleh karena barang ini langka. Jangan sampai barang langka dijual murah – Kita ingin quality tourism,” katanya.

Meski demikian, seluruh kebijakan pengembangan Teluk Saleh harus berlandaskan perspektif ekologis.

Ia menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam merancang kebijakan pembangunan kawasan tersebut, termasuk sektor pariwisata, pembangunan desa, infrastruktur, dan lingkungan hidup. Menurutnya sudah saatnya menyusun sebuah kebijakan yang mempertemukan perspektif pariwisata, perspektif pembangunan desa, perspektif pembangunan infrastruktur, dengan perspektif pembangunan ekologi.

“Dan ini yang saya harapkan. Jadi apapun nanti kebijakan, kebijakan perikanan, kebijakan pembangunan infrastruktur, kebijakan pembangunan pariwisata yang terkait dengan Teluk Saleh, harus dengan perspektif ekologis,” harapnya.

Gubernur juga mengimbau agar keuntungan ekonomi dari wisata Teluk Saleh dimanfaatkan untuk mendukung upaya konservasi Hiu Paus, sekaligus mencegah munculnya dampak negatif berupa limbah ekologis (ecological waste).

“Ketika kita mendapatkan keuntungan finansial satu rupiah dari biota ini, maka satu rupiah harus kita investasikan juga untuk memastikan biota ini lestari,” ujarnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Muslim, ST., M.Si., menegaskan komitmen pihaknya yang mendukung harapan Gubernur dalam menjadikan kawasan Teluk Saleh sebagai objek wisata berkelas dunia. Bahkan kegiatan Finalisasi Penyusunan Dokumen Awal Rencana Zonasi Kawasan Konservasi Perlindungan Hiu Paus di Perairan Teluk Saleh di Aston Inn ini merupakan salah satu bentuk komitmen pihaknya mengembangkan kawasan tersebut.

Focal Species Conservation Senior Manager dari Yayasan Konservasi Indonesia (KI) Iqbal Herwata mengatakan kehidupan harmonis antara manusia dengan hiu paus terjadi di Teluk Saleh. Menurutnya dari hasil penelitian yang dilakukan jumlah hiu paus di Teluk Saleh yang terdata sebanyak 110 individu.

Diakuinya, jika melakukan pelacakan satelit dari 24 individu, sekitar 70% hiu paus diam di Teluk Saleh selama bertahun-tahun. “Sehingga keberadaan hiu paus di Teluk Saleh sepanjang tahun. Artinya sangat terbuka luas untuk menjadi hub untuk pengembangan pariwisata dan destinasi kelas dunia, karena hiu pausnya kan bisa ditemukan kapan saja,” terangnya.

Keberadaan hiu paus berpotensi besar untuk pengembangan pariwisata yang berbeda dengan lainnya di Teluk Saleh. Sementara dari sisi ukurannya, populasi di pos kan terbesar kedua di Indonesia setelah Teluk Cenderawasih. “Di Teluk Cenderawasih besar sekali dibandingkan Teluk Saleh yang ukurannya relatif jauh lebih kecil,” terangnya.

Menurutnya jika di tempat lain hiu paus muncul pada musim tertentu, tapi di Teluk Saleh dan Teluk Cenderawasih kemungkinan hiu paus muncul setiap saat cukup besar. Apalagi banyak hiu paus yang tetap berada di kawasan Teluk Saleh. (ham)

Artikel Yang Relevan

Iklan



Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut