WAKIL Gubernur (Wagub) NTB, Indah Dhamayanti Putri, S.E., M.IP., bersama Ketua TP PKK Provinsi NTB, Sinta M. Iqbal, menghadiri penayangan film “Kukira Teduh” karya siswa SMKN 2 Kuripan, pada Minggu, 4 Mei 2025.
Film tersebut mengangkat isu perempuan dan mendapatkan apresiasi tinggi dari kedua tokoh perempuan NTB tersebut.

Film ini menceritakan sosok Ayu, seorang gadis yang kehilangan figur ayah dan dalam pencariannya justru harus menghadapi kenyataan pahit bahwa orang yang ia percaya malah membuatnya terpuruk.
“Yang ada pada hari ini saya bangga. Kalau selama ini kita selalu mengedepankan kita bangga dengan hasil karya anak Indonesia, hari ini rasanya bangga kita menyebut, kita bangga dengan hasil karya anak-anak Nusa Tenggara Barat,” ungkap Wagub bangga.
Ia juga menyoroti keterlibatan perempuan dalam proses produksi film ini sebagai sesuatu yang membanggakan. Sebagian besar kru film adalah perempuan, yang menurutnya menunjukkan bahwa perempuan memiliki kapasitas dan potensi besar di bidang kreatif.
Wagub berharap film ini bisa menjadi sarana edukasi masyarakat NTB terhadap isu-isu perempuan, khususnya dalam mendorong keberanian perempuan untuk mengungkapkan persoalan yang dihadapi.
“Karena hari ini masih banyak kasus-kasus yang tidak bisa terungkap karena masih adanya rasa takut dan tidak ada ruang yang nyaman untuk mereka bercerita dan menyampaikan. Semoga kita semua bisa menjadi sahabat yang baik bagi lingkungan terdekat kita, orang-orang terdekat kita,” harapnya.
Senada dengan Wagub, Ketua TP PKK NTB Sinta M. Iqbal, menyampaikan bahwa film “Kukira Teduh” sangat menggugah emosi karena membawa pesan kuat tentang isu-isu perempuan dan anak di NTB.
“Saya harap pesan dalam film ini sampai ke masyarakat seantero NTB. Bahwa isu-isu tentang perempuan dan anak itu fakta. Bahwa sebagian besar pelaku dari kekerasan ini adalah ada dari lingkungan terdekat kita sendiri,” tegas Sinta.
Ia juga mendorong agar generasi muda, khususnya perempuan di NTB, lebih peduli dan peka terhadap isu-isu kekerasan.
“Untuk kita juga lebih care ke teman-teman kita, keluarga kita, adik-adik kita jika ada yang mengalami perubahan-perubahan sikap, perubahan-perubahan perilaku, supaya kita lebih aware. Jangan-jangan ada yang di sekitar kita adalah korban. Dan kita punya tugas dan kewajiban untuk membantu,” tutupnya. (r)