spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiTertingi Dalam Lima Tahun Terakhir, Pengadaan Beras Bulog NTB Tembus 131 Ribu...

Tertingi Dalam Lima Tahun Terakhir, Pengadaan Beras Bulog NTB Tembus 131 Ribu Ton Setara Beras

Lombok (ekbisntb.com) – Perum Bulog Wilayah NTB mencatatkan kinerja pengadaan beras yang fenomenal hingga pertengahan Mei 2025. Wakil Pemimpin Wilayah Bulog NTB, Musazdin Said, mengungkapkan bahwa stok beras yang saat ini dikuasai mencapai kurang lebih 77.000 ton beras.

Lebih lanjut, Musazdin memaparkan bahwa realisasi pengadaan gabah setara beras hingga 15 Mei 2025 telah menyentuh angka 131.000 ton setara beras.

- Iklan -

“Angka 131.000 ton ini merupakan pencapaian rekor yang fenomenal. Jika kita melihat sejarah lima tahun terakhir, rata-rata pengadaan hanya berkisar antara 77.000 ton hingga 100.000 ton,” ujarnya , Jumat 16 Mei 2025.

Secara persentase, capaian pengadaan beras Bulog NTB hingga saat ini telah melampaui 200% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Lebih mengesankan lagi, volume 131.000 ton setara beras ini berhasil diserap hanya dalam waktu 4,5 bulan, terhitung sejak Januari hingga pertengahan Mei. Padahal, dalam lima tahun terakhir, Bulog NTB biasanya membutuhkan waktu satu tahun penuh untuk mencapai volume pengadaan tersebut.

“Dalam waktu empat bulan setengah ini, kita sudah mencapai kurang lebih 75% dari target pengadaan yang diberikan oleh pusat sebesar 174.300 ton untuk NTB. Insya Allah, dengan sisa waktu sekitar 14 hari di bulan Mei ini, kita optimis bisa mencapai 100% atau bahkan melampaui target,” imbuh Musazdin.

Keberhasilan ini, menurut Musazdin, didukung oleh beberapa faktor kunci. Pertama, produksi pertanian yang melimpah sesuai dengan program Kementerian Pertanian. Kedua, sinergi yang kuat dengan berbagai stakeholder terkait, termasuk Pemerintah Provinsi dan Daerah melalui Dinas Pertanian, serta dukungan dari TNI melalui Babinsa yang aktif memberikan informasi wilayah panen.

“Yang paling mendukung adalah tim Satgas kami di lapangan yang aktif melakukan ‘jemput gabah’. Kami juga sangat terbantu oleh mitra-mitra pangan pengadaan (MPP) yang bergerak masif di seluruh kabupaten/kota di NTB,” jelasnya. Saat ini, wilayah Lombok Tengah menjadi kontributor terbesar dalam pengadaan, menyumbang hampir 70% dari total pengadaan Bulog NTB, diikuti oleh Lombok Barat dan Mataram.

Meskipun demikian, Musazdin mengakui adanya kendala terkait keterbatasan ruang penyimpanan di gudang. Namun, pihaknya terus berupaya mencari solusi dengan berkoordinasi dengan dinas terkait dan TNI untuk memanfaatkan gudang-gudang idle yang dapat disewa Bulog.

Terkait penyerapan 75% dari target, Musazdin menjelaskan bahwa sebagian komoditas masih dalam bentuk gabah yang sedang diproses menjadi beras oleh mitra Bulog melalui mekanisme maklon.

Mengenai ketahanan stok, Musazdin memastikan bahwa dengan stok saat ini sebesar 77.000 ton, Bulog NTB mampu memenuhi kebutuhan penyaluran seperti bantuan pangan, Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), serta kebutuhan instansi seperti TNI, yang rata-rata mencapai 9.000 ton per bulan. “Dengan 77.000 ton, ketahanan stok kita bisa mencapai sekitar 7-8 bulan ke depan. Ini sangat mencukupi,” tegasnya.

Lebih lanjut, Musazdin menjelaskan bahwa Bulog NTB juga berperan dalam mendukung wilayah lain yang defisit beras dengan melakukan move atau pengiriman stok atas permintaan kantor pusat. Meskipun NTB bukan merupakan wilayah non-produksi, namun tetap berkontribusi dalam upaya mencapai target pengadaan nasional sebesar 3 juta ton.

Bulog NTB juga memastikan bahwa mitra pengadaan membeli gabah dari petani sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram. Hal ini diawasi ketat oleh tim Satgas TJG (Tim Jemput Gabah) dan TNI untuk mencegah adanya pembelian di bawah HPP. Jika ditemukan pelanggaran, Bulog akan langsung melakukan pembelian.

Selain Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog untuk program nasional, terdapat juga Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) yang dimiliki oleh provinsi dan kabupaten/kota. Stok CPPD ini dititipkan di gudang Bulog dan dapat dikeluarkan sewaktu-waktu jika terjadi bencana atau kondisi force majeure atas permintaan pemerintah daerah.

Dengan capaian pengadaan yang signifikan ini, Bulog NTB menunjukkan komitmennya dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas pasokan beras di wilayahnya, sekaligus berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.(bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan





Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut