spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaNTBDukung Program Makan Siang Gratis, Disnakkeswan NTB akan Bangun Pabrik Sapi Perah

Dukung Program Makan Siang Gratis, Disnakkeswan NTB akan Bangun Pabrik Sapi Perah

Lombok (ekbisntb.com) – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi NTB, Muhammad Riadi, SP, M.Ec.Dev mengatakan akan mendorong pengembangan industry peternakan sapi perah di NTB untuk mendukung program makan siang gratis bagi anak dan ibu hamil untuk mencegah stunting.

Selain sapi perah, direncanakan juga akan dikembangkan lahan peternakan sapi potong.
Kedua jenis sapi ini akan dijadikan sebagai sumber protein dan vitamin yang akan membantu tumbuh kembang anak dan bayi dalam kandungan.

- Iklan -

“Penyiapan makan bergizi gratis untuk anak sekolah itu tahapannya sekarang lagi mengidentifikasi bahan-bahan mana yang potensial untuk pengembangan sapi potong, kemudian sapi perah, lahannya sudah kita input dan kita sudah turun verifikasi lahan untuk ditawarkan kepada investor Jum’at lalu” ujarnya.

Karena kebutuhan akan sapi ini akan meningkat pada saat program makan siang geratis dimulai, Riadi mengatakan pihaknya telah menemukan investor untuk berinvestasi terkait dengan pengembangan peternakan sapi potong dan sapi perah.

“Itu ditawarkan kepada investor untuk berinvestasi. Karena demandnya kan ada, pelihara sapi perah yang akan dikonsumsi oleh ribuan anak sekolah, sudah ada yang tertarik, investor asal China,” lanjutnya.

Karena program ini memprioritaskan penyerapan bahan makanan lokal, menurut Riadi tidak sulit untuk menemukan Investor yang mau berinvestasi pembuatan peternakan sapi ini.

“Kebijakannya nanti, diutamakan diserap dari produk lokal jadi susu diproduksi di NTB,” katanya.

Nantinya, industry peternakan sapi perah dan sapi potong ini diperkirakan akan dibangun daerah dingin dan banyak air, seperti di lereng Rinjani, Sembalun, Suela, Batukliang Utara, Timba Nuh, Kotaraja, Tetebatu. Hal ini karena sapi perah memerlukan cuaca yang sejut serta tidak boleh kekurangan air agar dapat menghasilkan susu yang berkualitas.

Rencananya, untuk kebutuhan sapi perah ini, NTB akan mengimpor sapi perah dari Brazil, karena berdasarkan iklim dan cuaca, negara ini hampir mirip dengan NTB.

“Kita ndak ada sapi perah, kalau yang ada di Indonesia in ikan yang cocok di daerah dingin, jadi makanya kita identifikasikan di Lereng Rinjani, cocok dia. Makanya kalau kita enggak mengimpor dari Brazil, kita ambil dari Jawa,” ungkapnya.

Selain sapi, Riadi juga mendorong para peternak ayam petelur untuk bisa menambah populasi unggas mereka. Karena, telur menjadi salah satu protein hewani yang sangat aktif membantu pertumbuhan anak dan mencegah stunting.

Saat ini, kebutuhan telur NTB belum bisa dipenuhi oleh peternak yang ada di Provinsi ini, sehingga, tak jarang NTB mendatangkan telur dari Jawa dan Bali.

Karena setiap daerah akan membutuhkan telur saat program makan siang geratis ini dimulai, Riadi mendorong adanya peningkatan jumlah unggas dan telus yang dihasilkan.

“Telur itu dipenuhi dari Jawa dan Bali. Nah, ini yang kita dorong untuk menambah populasi sehingga kebutuhan NTB bisa secara mandiri, karena kan nanti semua daerah akan butuh, Jawa butuh, Bali butuh, nanti kebingungan kita,” jelasnya. (era)

Artikel Yang Relevan

Iklan








Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut