spot_img
26.5 C
Mataram
Beranda blog Halaman 3

Pabrik di Lotim Beroperasi, Koperasi Porang BGL KLU Sumringah

0
Potret pengolahan porang di Lombok Timur yang sudah mulai beroperasi (ekbisntb.com/ist)

Lombok (ekbisntb.com) – Petani Porang yang tergabung dalam Koperasi Berkah Gumi Lombok (BGL) – Lombok Utara, sumringah. Pasalnya, pabrik Porang yang dibangun oleh Pemda dari dukungan DAK Kementerian, telah beroperasi. Pabrik ini menjadi pasar baru yang bisa menjamin serapan hasil produksi para petani di 3 kecamatan di Kabupaten Lombok Utara.

Pengurus Koperasi BGL, Puguh Dwi Friawan, Selasa 29 Juli 2025 mengungkapkan, hadirnya pabrik Porang di Lombok Timur memberi harapan masa depan bagi petani poranh di Lombok Utara. Para petani melalui Koperasi BGL, memiliki pasar yang jelas dan tidak kebingungan dalam menjual hasil panen anggota koperasi.

“Kita optimis, petani Porang akan semakin termotivasi untuk memperluas area budidaya. Bahkan, tidak menutup akan muncul petani Porang baru di Lomjok Utara,” ujarnya.

Menurut dia, pabrik Porang di Lotim ini menjadi jaminan pasar. Letaknya juga tidak jauh dari Lombok Utara, sehingga Koperasi BGL akan semakin mudah menjembatani petani porang dengan pabrik.

“Kita tidak bersusah payah mencari pembeli. Lokasi pabrik juga tidak jauh, sehingga harga jual bahan baku akan lebih baik,” imbuhnya.

Pada panen sebelumnya, terang Puguh, para petani porang Lombok Utara pernah memasok kebutuhan ekspor ke Cina melalui perusahaan di Vietnam. Penjualan juga pernah dilakukan ke Pulau Jawa, dan Sekotong – Lombok Barat, dengan berbagai dinamika harga saat itu.

Kini dengan adanya pabrik yang sudah beroperasi, Puguh meyakini, petani Porang memiliki ruang untuk berbudidaya. Pihak Koperasi juga akan menangkap peluang terbangunnya pabrik ini dengan melakukan kerjasama jangka panjang.

“Sebagai pendamping petani Porang, kami apresiasi Pemda Lotim yang menjadikan Porang sebagai komoditi unggulan. Ini langkah tepat, karena akan didukung oleh sumber daya, baik lahan dan petani porang sendiri,” paparnya.

“Pabrik porang ini jelas jaminan masa depan yang ada di depan mata. Tentu target kita ke depan adalah membuat kontrak kerjasama,” sambungnya.

Ia mengajak, para petani anggota Koperasi BGL tidak ragu untuk mulai menanam. Dengan usia tanam paking cepat 1 tahun, petani sudah dapat memetik hasil.

Di Lombok Utara sendiri, kata Puguh, produksi total Porang selama 3 sampai 4 tahun terakhir cukup besar, mencapai 1000 ton. jumlah ini sangat mendukung mobilitas ekonomi para petani.

“Dari Porang, petani bisa beli sapi, kambing, bahkan memperluas lahan tanam. Harapan kami, melalui porang, petani menjadi lebih sejahtera,” tandasnya. (ari)

20 Desa di Sumbawa Belum Cairkan DD Tahap Dua 

0
Muhammad Jalaluddin(ekbisntb.com/dok)

Sumbawa Besar (ekbisntb.com) – Sebanyak 20 Desa di Sumbawa belum bisa mencairkan anggaran dana desa (DD) tahap kedua tahun 2025 karena masih ada beberapa syarat dan dokumen yang belum dilengkapi desa untuk proses pencairan uang tersebut.

“Jadi, dari 157 desa, masih ada 20 desa yang belum bisa mencairkan anggaran dana desa tahap kedua. Kami meminta mereka agar menindak lanjuti dan melengkapi apa yang menjadi syarat pencairan,” Kata Kepala Dinas PMD melalui Kabid administrasi pemerintahan desa Muhammad Jalaluddin, kepada Ekbis NTB, Selasa 29 Juli 2025.

Dia melanjutkan, kendala utama sehingga desa tersebut belum bisa mencairkan dana desanya lantaran belum menyampaikan realisasi tahap pertama. Sementara untuk syarat lainnya seperti akte notaris pembentukan koperasi desa merah putih sudah tidak ada masalah lagi.

“Target awal kita di bulan Juli ini sudah rampung untuk penyaluran DD tahap kedua, tetapi karena ada desa yang belum target itu meleset hingga bulan Juli mendatang,” ucapnya.

Lambatnya penyerapan DD di tahap kedua lanjutnya, tentu sangat disayangkan karena akan mengganggu pelaksanaan program di desa. Ia pun meminta kepada 20 desa tersebut agar sesegera mungkin mencairkan anggarannya agar pelaksanaan program tidak terganggu.

“Anggarannya sudah ada di kas daerah, makanya kita minta 20 desa segera melakukan pencairan terhadap anggaran tersebut,” ujarnya.

Diungkapkannya, total DD yang telah tersalurkan hingga tahap II ini yakni Rp142,572 Milliar. Sedangkan total penyaluran untuk tahap II sebesar Rp52,95 milliar dengan rincian anggaran non earmark sebesar Rp19,69 miliar, dan earmark sebesar Rp33,25 Milliar.

“Secara presentase secara keseluruhan itu yakni 94,56 persen dan kami akan tetap mengupayakan agar 20 desa ini bisa segera menuntaskan pencairan DD tahap II,” tambahnya. (ils)

Banyak Desa di KSB Keberatan dengan Mekanisme Pendanaan KDMP

0
Suryaman (ekbisntb.com/ist)

Taliwang (ekbisntb.com) – Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Sumbawa Barat mengungkap banyak desa merasa berat dengan mekanisme pendanaan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Kepala Dinas Koperindag KSB, Suryaman mengatakan, pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) baru-baru ini telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 49 Tahun 2025 yang mengatur tentang tata cara pinjaman dalam rangka pendanaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP).

Dalam aturan tersebut secara sederhana disebutkan, jika jumlah dana pada rekening pembayaran pinjaman tidak mencukupi jumlah angsuran pokok dan bunga/margin/bagi hasil perjanjian pinjaman yang telah jatuh tempo. Maka anggaran Dana Desa (DD) menjadi penopang utama untuk mencukupinya. Sementara bagi KKMP dana talangan diambil dari Dana Alokasi Umum/Dana Bagi Hasil (DAU/DBH) yang diterima oleh pemerintah kelurahan.

“Klausul ini yang buat desa merasa berat. Sebab pertaruhannya Dana Desa mereka menjadi jaminan untuk menutup pembayaran kredit pinjaman koperasi itu,” papar Suryaman.

Pasca keluarnya aturan itu diakui Suryaman, sejumlah desa mulai pesimis untuk melanjutkan kiprah koperasi yang baru terbentuk tersebut. Bahkan dampaknya, ia bilang beberapa desa yang sempat dibidik bakal menjadi percontohan penyelenggaraan koperasi ide Presiden Prabowo Subianto itu, sementara menahan diri.

“Masih belum benar-benar ada (desa) yang minat (jadi percontohan) setelah keluar PMK ini,” ungkap Suryaman.

Meski banyak desa yang merasa berat dengan mekanisme pendanaan KDMP itu, Suryaman selanjutnya mengatakan, pihaknya tetap berupaya memberikan pemahaman kepada para kepala desa mengingat program tersebut merupakan salah satu program nasional kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. “Ini kan salah satu program strategis nasional dan kita di daerah wajib menyukseskannnya,” kata mantan Kabag Prokopim Setda KSB ini.

Mengenai kekhawatiran keberadaan KDMP akan memengaruhi keuangan desa itu sebelumnya sempat diutarakan oleh Kepala Desa Batu Putih, Kecamatan Taliwang, Sahriluddin. Ia mengaku jika pemerintah desa akan berat jika keuangan desa menjadi jaminan bagi koperasi dalam mendapatkan pinjaman modal. “Kalau koperasi itu nantinya bergantung dengan keuangan desa kan bisa mengganggu layanan desa terhadap masyarakat pada akhirnya,” katanya beberapa waktu lalu. (bug)

Protes Data Penerima, Semua Kades di Kecamatan Sekotong Tolak Sementara Bantuan Beras

0
Pihak Desa Sekotong Tengah bermusyawarah terkait penolakan sementara bantuan pangan beras dari pemerintah(ekbisntb.com/ist)

Lombok (ekbisntb.com) – Semua kepala desa (kades) di Kecamatan Sekotong, Lombok Barat (Lobar) kompak menolak sementara bantuan pangan beras. Penolakan ini dilakukan lantaran data penerima yang diduga bermasalah tidak tepat sasaran dan jumlah penerima banyak yang berkurang dari tahun sebelumnya. Banyak juga warga yang layak, namun tak masuk penerima bantuan.

Ketua Forum Kades Kecamatan Sekotong, Marne, S.Pd., menerangkan di Kecamatan Sekotong ada 14 desa, terdiri dari 9 desa ditambah 5 desa persiapan semuanya menolak sementara bantuan beras ini dibagikan ke masyarakat.

Penolakan sementara ini atas dasar hasil Musyawarah Forum Kepala Desa di Kecamatan Sekotong. Hal ini disebabkan ketidaksesuaian harapan masyarakat, karena masih menggunakan data lama, sehingga banyak tak sesuai sasaran. ‘’Jumlah penerima berkurang dan banyak warga yang berhak menerima tapi tidak masuk,” kata Kades Cendi Manik ini, Selasa 29 Juli 2025.

Pihak desa mempersoalkan data penerima bantuan yang dipakai masih data lama dengan alasan itu sudah diverifikasi. Dalam data penerima itu, masih ada warga yang sudah meninggal masuk menerima bantuan. Data penerima bantuan, itu-itu saja yang muncul, padahal warga ini sudah tidak layak, karena meninggal, mampu dan lainnya. “Bahkan ada yang meninggal masih masuk datanya,” jelasnya.

Selain itu, jumlah penerima bantuan beras ini rata-rata mengalami pengurangan di semua desa. Seperti di desanya, penerima bantuan beras ini berkurang 260 KK lebih, di mana tahun ini sebanyak 660 KK sedangkan tahun lalu sebanyak 800 KK lebih.

Yang jadi persoalan juga, lanjut dia, data sasaran ini yang masuk fokus pada penerima PKH dan BPNT, namun nyatanya di desanya, banyak penerima bansos itu tidak menerima bantuan beras diakibatkan pengurangan dari penerima tersebut.

“Ada yang dapat dan tidak warga penerima PKH dan BPNT ini, dikira kita yang mainkan data ini padahal ini data pusat,” tegasnya.

Ia menegaskan,pihak desa baru akan mau menerima bantuan beras ini, setelah ada konfirmasi kejelasan bahwa data bermasalah ini dibenahi dan warga yang layak masuk dalam data penerima bantuan. Yang bertanggung jawab mengawasi bantuan ini sendiri SDM PKH, seharusnya merekat memfasilitasi kembali terkait data ini.

Akan tetapi, justru desa yang diserahkan, sehingga ni menjadi buah simalakama bagi desa. Jika tetap menyalurkan bantuan ini, terjadi gejolak di desa dan ujung-ujungnya desa yang diprotes oleh warga.

Sementara itu, Kepala Disos Lobar H. Lalu Winengan menerangkan pihaknya tak mempersoalkan kalau ada desa belum mau menerima bantuan beras. Bahkan, kalau perlu ada surat pernyataan desa tidak mau menerima bantuan beras tersebut.  “Ya tertulis kalau mau menolak atau tidak menerima bantuan ini,” tegasnya.

Dikatakan, bantuan beras ini akan disalurkan bagi desa yang mau menerima. Namun bagi daerah yang tidak mau menerima bantuan, tentu belum bisa disalurkan atau ditunda dulu. Justru langkah berani dan niat baik dilakukan pihaknya dengan mengundang semua kades untuk diajak bersama-sama dalam memverifikasi dan validasi data penerima bantuan yang diakuinya masih ada yang perlu dibenahi.

“Ini kami mengundang kades karena keberanian dan niat baik, tidak ada yang mau berani sosialisasi dalam keadaan genting begini, menghadapi permasalahan ini,” ujarnya. (her)

Hadirkan Semangat Digital untuk Generasi Muda, Telkomsel Gelar Event by.U’r Side di SMKN 2 Selong

0
Event by.U’r Side di SMKN 2 Selong yang digelar oleh Telkomsel, melalui brand digitalnya by.U(ekbisntb.com/ist)

Lombok (ekbisntb.com) – Telkomsel, melalui brand digitalnya by.U, menggelar acara bertajuk by.U’r Side MPLS di Lombok Timur sebagai bentuk dukungan terhadap kreativitas dan semangat positif generasi muda. Kegiatan yang diadakan di SMKN 2 Selong 26 Juli 2025 ini menghadirkan berbagai aktivitas menarik dan interaktif yang dikemas secara fun dan edukatif, sekaligus memperkuat kedekatan by.U dengan segmen pelajar di Kota tersebut.

Dalam kegiatan by.U’r Side kali ini, Telkomsel menghadirkan berbagai aktivitas seru diantaranya di kegiatan Lomba Ranking 1 kompetisi edukatif yang menguji pengetahuan umum siswa dan Free Fire Competition kompetisi e-sport untuk siswa. Sebagai apresiasi tambahan, Telkomsel juga melakukan branding di kantin sekolah untuk mempercantik fasilitas sekolah sekaligus memperkuat identitas brand by.U.

Menurut Kevin Herywanto, Manager Mobile GTM Operations Region Bali Nusra, event by.U’r Side bertujuan untuk memberikan pengalaman digital yang lebih dekat kepada generasi muda sekaligus menciptakan momen kebersamaan yang menyenangkan.

 “Kami percaya bahwa generasi muda memiliki potensi besar dalam membentuk masa depan digital Indonesia. Melalui by.U’r Side, kami ingin menjadi teman digital yang selalu hadir di sisi mereka memberikan produk yang simpel, fleksibel, dan sesuai gaya hidup mereka.” ujarnya.

Di sisi lain, Telkomsel juga menghadirkan by.U Corner, yang memberikan berbagai promo spesial bagi siswa yang ingin menikmati layanan digital serba simpel dan fleksibel dari by.U dan juga program Trade-In Sim Card.

“Kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi kerja sama yang terjalin antara sekolah kami dan telkomsel dalam pelaksanaan kegiatan MPLS tahun ini. Kehadiran Telkomsel memberikan warna baru dan menambah semangat bagi para peserta didik baru dalam mengenal lingkungan sekolah serta dunia digital yang kini menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran. Semoga sinergi antara kami dan telkomsel dapat terus terjalin ke depannya demi mendukung pendidikan yang lebih maju.” Ungkap Wakil Kepala Kesiswaan SMKN 2 Selong, Hintjan Sugandhi, S. Ag.

Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Telkomsel dalam mendukung perkembangan digital dan kreativitas generasi Z, khususnya di lingkungan sekolah. Lewat event seperti by.U’r Side, Telkomsel ingin hadir lebih dekat dengan anak muda dan menjadi bagian dari perjalanan digital mereka.

by.U terus berinovasi agar tetap relevan dengan kebutuhan dan gaya hidup anak muda masa kini. Telkomsel berharap kegiatan ini dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan dan berkesan bagi seluruh siswa SMKN 2 Selong. (bul)

Potensi PAD di Eks Pelabuhan Ampenan Belum Digarap Maksimal

0
Sejumlah pengunjung di eks Pelabuhan Ampenan memadati lapak untuk menikmati kuliner. Penyewaan lapak menjadi salah satu potensi PAD yang belum digarap maksimal(ekbisntb.com/cem)

Lombok (ekbisntb.com) – Pelabuhan Ampenan menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Mataram. Namun, potensi pendapatan asli daerah belum digarap secara maksimal.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram Dr. Cahya Samudra dikonfirmasi pada, Selasa 27 Juli 2025 mengakui, retribusi lapak dan parkir di eks Pelabuhan Ampenan belum ditarik. Padahal detsinasi tersebut menjadi salah satu destinasi wisata yang berpotensi menghasilkan pendapatan asli daerah. Retribusi belum ditarik karena belum dimasukan dalam peraturan daerah. “Di eks Pelabuhan Ampenan belum kita tarik retribusi karena belum masuk dalam perda,” jelasnya.

Selain itu sambung Cahya, Badan Keuangan Daerah Kota Mataram juga belum menetapkan nilai retribusi lapak. Ia memprediksi sewa lapak maupun retribusi parkir hampir sama seperti di Taman Wisata Loang Baloq di Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela. “Saya belum melihat nominalnya, tetapi paling tidak sama seperti di Loang Baloq,” sebutnya.

Mantan Camat Sekarbela menyebutkan, target pendapatan asli daerah dari sewa lapak di anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2025, senilai Rp600 juta. Capaian ini belum mencapai target yang diharapkan.

Pihaknya telah menegur pedagang untuk membayar sewa, karena menjadi tanggungjawab mereka untuk membayar retribusi. “Kita sudah berikan surat teguran supaya membayar sewa,” ujarnya.

Sewa lapak diakui, menjadi salah satu sumber PAD Kota Mataram. Pihaknya tidak segan-segan mengeluarkan pedagang dari lapak yang ditempati jika belum tidak melunasi sewa.

Mantan Lurah Pagutan Barat telah mengkalkulasi bahwa potensi PAD dari pengelolaan sewa lapak dan retribusi parkir di Taman Wisata Loang Baloq dan eks Pelabuhan Ampenan bisa mencapai Rp1 miliar per tahun. “Kalau kita hitung-hitung potensi PAD bisa mencapai Rp1 miliar,” demikian sebutnya. (cem)

Spesies Baru Jamur Morel Ditemukan di Rinjani, Bisa Jadi Bahan Pangan

0
Morchella Rinjaniensis atau jamur Morel Rinjani(ekbisntb.com/Fb BRIN)

Lombok (ekbisntb.com) – Tim Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru-baru ini menemukan spesies jamur Morel. Tim menemukan jamur Morel itu di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Jamur unik dari Rinjani yang memiliki nama latin Morchella Rinjaniensis ini menjadi jamur tropis pertama di Indonesia yang mempunyai deskripsi secara ilmiah.

Mengutip dari akun media sosial BRIN, tim peneliti menemukan jamur morel itu tumbuh liar di kawasan Cagar Biosfer Rinjani, Lombok. Tim menemukannya di ketinggian 900-1.200 MDPL. Atau lebih tepatnya di sekitar jalur Torean, Senaru, Sembalun, Tetebatu, dan Aik Berik. Jamur Morchella Rinjaniensis umumnya muncul saat musim peralihan, sekitar April-Mei.

Jamur Morel dari Rinjani dan Tidak Ada Duanya

 Keunikan dan kebaruan Jamur Morchella Rinjaniensis itu terbukti dari segi morfologi dan genetiknya yang berbeda dari jamur Morchella lain.

Ukuran jamur ini bisa mencapai 19 cm dengan pola lubang (pits) yang acak. Selain itu, jamur yang tumbuh di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani ini memiliki spora besar dan permukaan mirip labirin.

“Ditempatkan dalam klade yang berbeda secara genetik membuktikan bahwa jamur Morel dari Rinjani ini adalah spesies yang baru,” jelas peneliti BRIN, Atik Retnowati dikutip dari keterangannya di akun medsos resmi BRIN, Senin 28 Juli 2025.

Punya Potensi Jadi Bahan Konsumsi

Atik juga menyebut, Jamur Morchella Rinjaniensis ini juga dapat menjadi bahan konsumsi dan bernilai ekonomi tinggi. Jamur Morel Rinjani tumbuh subur di hutan alami dekat aliran air.

Peneliti terus mendorong konservasi berkelanjutan. Hal itu sejalan program Man and The Biosphere UNESCO dengan harapan agar bisa dikembangkan jadi sumber pangan baru yang ramah lingkungan.

“Morchella Rinjaniensis punya karakter unik yang tidak ditemukan pada jenis Morel lain, baik secara bentuk maupun genetik. Temuan ini penting untuk masa depan riset, konservasi, dan budi daya jamur lokal,” pungkasnya. (sib)

Gapasdap Lembar : Tidak Ada Penutupan Pelabuhan, Kapal Berangkat Sesuai Jadwal

0
Kondisi penumpukan penumpang di Pelabuhan Lembar, akibat eksodus penumpang pengguna kapal cepat Lombok Bali yang ditutup sementara karena faktor cuaca(ekbisntb.com/bul)

Lombok (ekbisntb.com) – Ketua Gapasdap (Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Cabang Lembar, Firman Dandy memastikan bahwa hingga Selasa malam, 29 Juli 2025 aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat maupun di Pelabuhan Padang Bai, Bali, tetap berjalan normal tanpa penutupan.

“Sampai malam ini tidak ada penutupan pelabuhan baik di Lembar maupun Padang Bai. Kapal Dharma Ferry 8 juga sudah berangkat sesuai jadwal, dengan kondisi ombak sekitar 1 hingga 1,5 meter yang masih tergolong aman untuk pelayaran,” ujar Firman.

Ia juga menepis kabar yang menyebutkan adanya penumpukan penumpang di Pelabuhan Lembar akibat penutupan pelabuhan. Menurutnya, antrean penumpang yang terjadi lebih disebabkan oleh eksodus penumpang dari jalur fast boat yang ditutup sementara karena cuaca buruk.

“Penutupan terjadi di jalur fast boat dari Senggigi dan Teluk Nare menuju Padang Bai, bukan di jalur feri reguler. Ini kemungkinan karena faktor cuaca, sehingga sebagian besar penumpang beralih ke Pelabuhan Lembar untuk menyeberang menggunakan kapal feri,” jelasnya.

Firman menambahkan, penyeberangan kapal feri di Lembar masih berjalan sesuai jadwal yang telah dirilis sebelumnya. Meski demikian, ia mengakui bahwa pada kondisi cuaca tertentu, Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) bisa mengeluarkan imbauan kepada kapal berukuran kecil untuk tidak berlayar.

“Namun untuk kapal berukuran besar dengan stabilitas tinggi, biasanya tetap diperbolehkan melaut. Sampai malam ini pun belum ada imbauan dari KSOP terkait cuaca ekstrem, jadi semua berjalan aman dan lancar,” katanya.

Firman mengimbau masyarakat dan pengguna jasa penyeberangan agar tetap tenang dan memantau informasi resmi dari pihak pelabuhan atau operator kapal. Ia menegaskan bahwa keamanan dan keselamatan pelayaran tetap menjadi prioritas utama dalam setiap keputusan operasional.(bul)

Bank Indonesia Bawa Rp8,085 Miliar Uang Baru untuk Penukaran di Pulau-pulau Terluar NTB

0
Bank Indonesia melaksanakan ekspedisi rupiah berdaulat dengan membawa Rp8,085 miliar uang baru untuk penukaran di pulau-pulau terluar NTB(ekbisntb.com/bul)

Lombok (ekbisntb.com) – Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat (BI NTB) kembali melaksanakan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) 2025, sebuah misi distribusi dan edukasi uang rupiah ke daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Tahun ini, sebanyak Rp8,085 miliar uang tunai dibawa dan dilepas secara resmi oleh Kepala Perwakilan BI NTB, Berry A. Harahap, dari Pelabuhan Gili Mas, Lembar, Lombok Barat.

Ekspedisi ini menyasar lima pulau terluar di NTB, yakni Pulau Moyo, Bajo Pulo, Desa Pusu, Pulau Medang, dan Pulau Maringkik. Distribusi uang rupiah dilakukan bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut menggunakan kapal KRI Tongkol. Rangkaian kegiatan berlangsung sejak 29 Juli hingga 4 Agustus 2025.
“Ekspedisi ini membawa lebih dari Rp8 miliar tahun ini, tepatnya Rp8,085 miliar. Jumlah ini naik sekitar 6 persen dibandingkan tahun lalu,” kata Deputy Kepala Kantor Perwakilan BI NTB, Ignatius Adhi Nugroho.

Ia menjelaskan bahwa tujuan utama dari ekspedisi ini bukan sekadar mendistribusikan uang, tetapi memastikan kualitas dan kecukupan uang layak edar di daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki akses langsung ke layanan perbankan.

“Ini bukan kegiatan bagi-bagi uang. Tujuan utamanya adalah menukarkan uang lusuh dengan uang baru, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Ini penting agar transaksi ekonomi di pulau-pulau tersebut tetap efisien dan aman,” jelasnya.

Selain penukaran uang, BI NTB juga menggelar edukasi kepada masyarakat mengenai CBP (Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah), agar masyarakat memahami pentingnya menjaga dan menggunakan uang rupiah secara bijak.
Ditambahkannya, meski saat ini transaksi digital seperti QRIS terus digencarkan, Ignatius menegaskan bahwa uang tunai masih menjadi kebutuhan utama, terutama di wilayah-wilayah 3T yang belum memiliki infrastruktur digital memadai.

“Uang tunai tetap dibutuhkan, terutama di daerah yang tidak memiliki akses perbankan dan jaringan internet yang memadai. Di daerah terluar seperti ini, transaksi non-tunai belum bisa sepenuhnya diterapkan,” ungkapnya.

Dari evaluasi ekspedisi tahun-tahun sebelumnya, BI mencatat bahwa uang yang beredar di wilayah terluar cenderung cepat rusak dan lusuh. Hal ini disebabkan karena masyarakat harus menyeberang pulau untuk mendapatkan uang layak edar, sementara kantor layanan bank tidak tersedia di wilayah mereka.

“Masyarakat kesulitan mendapatkan uang baru. Maka kegiatan ini sangat penting agar mereka tetap mendapatkan uang yang layak edar dan transaksi ekonomi berjalan lancar,” tambahnya.

Dengan tersedianya uang tunai yang sesuai pecahan dan dalam kondisi layak edar, BI berharap transaksi masyarakat menjadi lebih efisien dan tidak terkendala. Meski bukan bantuan langsung yang memberi efek kesejahteraan instan, Igtnathius menekankan bahwa peredaran uang yang baik turut mendukung stabilitas ekonomi lokal.

“Jangan bayangkan kegiatan ini langsung membuat masyarakat makmur, tapi yang pasti, transaksi jadi lebih efisien dan aman. Itu yang kita jaga,” tegasnya.(bul)

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Lagi Menjadi Rp1,906 Juta/Gram

0
Emas Antam(ekbisntb.com/ant)

Jakarta (ekbisntb.com) – Harga emas Antam yang dipantau dari laman Logam Mulia, Selasa (29/7) kembali mengalami penurunan dua hari beruntun, kini menjadi Rp1.906.000 dari semula Rp1.914.000 per gram atau turun Rp8.000.

‎Harga jual kembali (buyback) emas batangan turut turun ke angka Rp1.752.000 per gram.

‎Transaksi harga jual dikenakan potongan pajak, sesuai dengan PMK No. 34/PMK.10/2017.

‎Penjualan kembali emas batangan ke PT Antam Tbk dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5 persen untuk pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan 3 persen untuk non-NPWP.

‎PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback. Berikut harga pecahan emas batangan yang tercatat di laman Logam Mulia Antam pada Selasa:

‎- Harga emas 0,5 gram: Rp1.003.000.

‎- ⁠Harga emas 1 gram: Rp1.906.000.

‎- ⁠Harga emas 2 gram: Rp3.752.000.

‎- ⁠Harga emas 3 gram: Rp5.603.000.

‎- ⁠Harga emas 5 gram: Rp9.305.000.

‎- ⁠Harga emas 10 gram: Rp18.555.000.

‎- Harga emas 25 gram: Rp46.262.000.

‎- ⁠Harga emas 50 gram: Rp92.445.000.

‎- ⁠Harga emas 100 gram: Rp184.812.000.

‎- ⁠Harga emas 250 gram: Rp461.765.000.

‎- ⁠Harga emas 500 gram: Rp923.320.000.

‎- ⁠Harga emas 1.000 gram: Rp1.846.600.000.

‎Potongan pajak harga beli emas sesuai dengan PMK Nomor 34/PMK.10/2017, pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,45 persen untuk pemegang NPWP dan 0,9 persen untuk non-NPWP.

‎Setiap pembelian emas batangan disertai dengan bukti potong PPh 22. (ant)