spot_img
26.5 C
Mataram
Beranda blog Halaman 3

Rupiah Melemah Seiring Negosiasi AS dan China Belum Berjalan

0
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS(ekbisntb.com/ant)

Jakarta (ekbisntb.com) – Pengamat pasar uang yang juga Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra menyatakan nilai tukar (kurs) rupiah melemah seiring negosiasi terkait persoalan kebijakan tarif antara Amerika Serikat (AS) dengan China masih belum berjalan.

“Rupiah kelihatannya masih mendapatkan tekanan dari dollar AS. Berita bahwa negosiasi antara AS dan China masih belum berjalan, padahal Presiden Trump mengatakan sebaliknya, bisa memicu kekhawatiran lagi di pasar keuangan,” ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

Pada Kamis 24 April 2025, Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa pembicaraan perdagangan antara AS dan China sedang berlangsung meski tidak menyatakan siapa yang berunding baik dari kedua belah pihak.

Namun, pemerintah China kembali membantah adanya negosiasi dengan AS soal penerapan tarif dagang yang ditetapkan oleh Trump.

Dalam konferensi pers, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun menyampaikan bahwa kedua negara terkait tidak melakukan konsultasi atau negosiasi apapun mengenai tarif, sehingga “AS harus berhenti menciptakan kebingungan”.

Bila AS ingin berunding maka dialog dan negosiasi, kata Guo Jiakun, maka harus didasarkan pada kesetaraan, rasa hormat, dan saling menguntungkan.

“Pasar masih menunggu perkembangan negosiasi tarif AS yang sampai sekarang belum terlihat hasilnya, meskipun AS mulai menunjukkan sikap yang lebih lunak,” ujar Aris.

Berdasarkan faktor tersebut, kurs rupiah berpotensi melemah ke arah Rp16.880 per dolar AS dengan peluang support di Rp16.800 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin pagi di Jakarta melemah sebesar 7 poin atau 0,04 persen menjadi Rp16.837 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.830 per dolar AS. (ant)

Target Pajak Hotel akan Diturunkan

0
H. M. Ramayoga. (ekbisntb.com/cem)

Lombok (ekbisntb.com) – Badan Keuangan Daerah Kota Mataram mulai memetakan kembali potensi pendapatan asli daerah dari sektor pajak. Pasalnya, kebijakan pemerintah pusat melakukan efisiensi anggaran berpengaruh terhadap pajak hotel. Target pajak hotel berpotensi dipangkas alias diturunkan.

Kepala Badan Keuangan Daerah Kota Mataram, H. Muhammad Ramayoga dikonfirmasi pada, Senin 28 April 2025 menjelaskan, kebijakan pemerintah pusat secara nasional berdampak signifikan. Apalagi Kota Mataram sebagai pusat meeting, insentive, convention, and exebition (MICE) berpengaruh. Artinya, Mataram sebagai pusat kegiatan mulai sepi. Hal ini berpengaruh terhadap hunian hotel. “Kalau kita lihat secara nasional memang berdampak,” terangnya.

Berkaitan dengan pajak hotel masih dilakukan pemetaan. Yoga menyebutkan, target pajak hotel pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) murni 2025 mencapai Rp30 miliar, teralisasi Rp8,4 miliar. Akan tetapi, ia akan melihat perkembangan secara pasti pada bulan Mei atau Juni, apakah terjadi kenaikan atau sebaliknya. “Berapa persen penurunannya nanti saja kita lihat,” timpalnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan, Penyuluhan dan Penagihan Badan Keuangan Daerah Kota Mataram, Ahmad Amrin dikonfirmasi pada akhir pekan kemarin menyebutkan, capaian realisasi pajak daerah sampai bulan April 2025 senilai Rp83,2 miliar. Dari seluruh potensi pendapatan asli daerah hanya pajak hotel yang dianggap sangat berdampak dengan kebijakan efisiensi pemerintah pusat. “Setengah perjalanan dinas dipangkas. Kemudian berbanding lurus dengan pangsa pasar hotel,” jelasnya.

Pihaknya harus berhitung ulang potensi pajak hotel dari target sebelumnya. Kemungkinan target Rp30 miliar pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) murni 2025, akan diturunkan dengan kondisi sesungguhnya. “Sangat memungkinkan kita turunkan. Ngapain juga kita memasang target tetapi kita tidak bisa capai,” pungkasnya.

Amrin menegaskan, belum berani menyimpulkan dampak signifikan terhadap kebijakan efisiensi anggaran tersebut. Pihaknya perlu melakukan riset melalui pengawasan dan pemantauan terhadap objek pajak sehingga diketahui secara detail hasilnya dari hasil pemetaan tersebut. “Nanti bisa kita lihat dari hasil pemetaan,” ujarnya.

Seperti diketahui, pendapatan asli daerah dari pajak telah mencapai Rp83 miliar sampai tanggal 23 Maret 2025. Serapan pajak ini dinilai cukup signifikan dari target Rp291,2 miliar lebih. (cem)

Tunggakan Pajak Kendaraan Pelat Merah di NTB Mencapai Rp7,1 Miliar

0
Hj. Eva Dewiyani (ekbisntb.com/ham)

Lombok (ekbisntb.com) – Badan Pendapatan Daerah (Bappenda) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat tunggakan pajak kendaraan bermotor (PKB) berpelat merah di wilayah NTB masih tinggi. Hingga April 2025, total tunggakan mencapai Rp7,13 miliar dari 18 unit pelaksana teknis Bappenda (UPTB) se-NTB.

Kepala Bappenda NTB, Hj. Eva Dewiyani, mengungkapkan bahwa jumlah kendaraan pelat merah yang menunggak terdiri atas dua kategori usia kendaraan, yakni 1–5 tahun dan di atas 5 tahun.

“Berdasarkan data, tunggakan kendaraan pelat merah untuk usia 1–5 tahun mencapai Rp4,007 miliar dari 10.887 objek kendaraan, sementara kendaraan di atas 5 tahun sebesar Rp3,126 miliar dari 7.557 objek,” jelas Eva di Mataram, Senin 28 April 2025.

Sebaran Tunggakan di Setiap UPTB, dari rincian data, beberapa wilayah mencatatkan jumlah tunggakan terbesar.

Kota Mataram menjadi penyumbang tertinggi dengan 2.232 kendaraan usia 1–5 tahun menunggak sebesar Rp897 juta, dan 2.310 kendaraan di atas 5 tahun dengan tunggakan Rp911 juta.

Praya (Loteng) dan Selong (Lotim) masing-masing menyumbang lebih dari Rp500 juta tunggakan di kategori usia kendaraan muda. Sumbawa dan Dompu juga mencatat nilai tunggakan gabungan di atas Rp600 juta.

Sementara itu, daerah dengan tunggakan terkecil untuk kendaraan berusia lebih dari 5 tahun tercatat di Tanjung, dengan hanya 41 kendaraan dan nilai tunggakan Rp25 juta.

Eva menegaskan bahwa Bappenda NTB akan memperketat pengawasan terhadap kepatuhan pembayaran pajak kendaraan dinas, baik milik instansi vertikal, provinsi, maupun kabupaten/kota. Namun, diakuinya terdapat sejumlah kendala dalam proses penagihan.

“Banyak kendaraan pelat merah yang saat ini dalam kondisi rusak, bahkan rusak berat. Ketika kondisinya demikian, organisasi perangkat daerah (OPD) biasanya tidak lagi menganggarkan biaya pemeliharaan, termasuk untuk membayar pajaknya,” kata Eva.

Situasi ini menyebabkan tunggakan menumpuk dari tahun ke tahun tanpa kejelasan status kendaraan tersebut. Eva mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk melakukan pemutihan terhadap tunggakan pajak kendaraan yang sudah sulit ditagih, terutama untuk kendaraan yang sudah tidak layak pakai.

“Kalau akan diputihkan, kami perlu membuat kajian terlebih dahulu. Kita harus pastikan apakah kendaraan itu masih ada dan bisa dimanfaatkan atau sudah menjadi barang rongsokan,” ujarnya.

Menurutnya, kendaraan dengan tunggakan di atas lima tahun besar kemungkinan sudah tidak aktif lagi di lapangan, sehingga kebijakan khusus diperlukan untuk menghapuskan beban pajak yang tidak realistis untuk ditagih.

Bappenda NTB berharap, upaya penertiban pajak kendaraan pelat merah ini dapat mendorong peningkatan kesadaran seluruh perangkat daerah terhadap pentingnya ketaatan pembayaran pajak. Hal ini menjadi penting demi mendukung optimalisasi pendapatan daerah yang pada akhirnya akan digunakan untuk pembangunan dan pelayanan publik.

“Kami mendorong seluruh instansi untuk lebih tertib, dan kami tetap membuka komunikasi serta fasilitasi jika ada kendala yang dihadapi,” tutup Eva.(bul)

Didukung TNI, Serapan Gabah Bulog NTB Sudah Melampaui Target

0
Sri Muniati (ekbisntb.com/bul)

Lombok (ekbisntb.com) – Perum Bulog Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat realisasi serapan gabah yang melebihi target Pemerintah sebesar 134 persen. Bahkan Bulog NTB mencatat rekor lima besar daerah dengan serapan tertinggi di Indonesia.

“Hingga 27 April 2025 Perum Bulog NTB telah menyerap 147.292 ton gabah kering panen (GKP), melampaui target 109.831 ton,” kata Pemimpin Bulog NTB, Sri Muniati, bersama Wapimwil Bulog NTB, didampingi Musazdin Said Wakil Pemimpin Wilayah Bulog NTB dan David Donny Kurniawan, Manager Admistrasi Dan Keuangan Bulog NTB dalam diskusi di kantornya, Senin, 27 April 2025.

Sri Muniati menjelaskan bahwa Bulog terus berupaya menyerap hasil panen petani di NTB dan juga fokus pada penyerapan beras dari mitra Bulog. Target serapan beras adalah 179.600 ton setara beras, dan saat ini telah terealisasi 22 ribu ton atau sekitar 18 persen dari target.

Suksesnya serapan gabah dan beras ini, menurut Sri, tidak terlepas dari kerja sama yang kuat antara berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, TNI, mitra, dan seluruh SDM Bulog. Upaya ini mendukung program Presiden Prabowo untuk menyerap 3 juta ton setara beras secara nasional awal tahun ini.

Sri Muniati mengakui adanya kendala dalam penyerapan hasil panen, terutama keterbatasan fasilitas pengeringan di tingkat mitra dan kapasitas penggilingan yang terbatas.

“Kami sudah mendorong mitra Bulog untuk modernisasi sarana, karena kita berada di daerah dengan produksi padi tinggi,” katanya.

Namun, keterlibatan TNI pada serapan ini sangat membantu, salah satunya melalui Komando Distrik Militer (Kodim) 1607/Sumbawa, juga turut melaksanakan kegiatan pengeringan gabah hasil serapan di halaman Makodim 1607/Sumbawa.

Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kualitas gabah sebelum penyimpanan dan mempererat sinergi antara TNI AD dan instansi pemerintah dalam bidang ketahanan pangan. Proses pengeringan dilakukan sesuai prosedur teknis untuk menurunkan kadar air gabah hingga mencapai standar ideal.

Sri Muniati mengungkapkan bahwa serapan gabah dan beras dalam empat bulan pertama tahun ini adalah yang tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. NTB kini masuk dalam lima besar nasional sebagai daerah penyumbang serapan tertinggi, bersama dengan Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Belanja Bulog untuk serapan beras dan gabah di NTB pada awal tahun ini mencapai Rp1,2 triliun lebih, yang beredar langsung di masyarakat. Angka ini belum termasuk biaya tambahan seperti ongkos angkut, pembelian kemasan, dan biaya penggilingan. Dalam melakukan serapan, Bulog berkolaborasi dengan TNI dan seluruh stakeholder terkait.

Sri Muniati menyampaikan terima kasih atas dukungan dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota se-NTB, Korem 162/Wira Bhakti, seluruh Kodim, Babinsa, dan Danramil. Dukungan ini membantu Bulog mendapatkan informasi tentang rencana panen dan menindaklanjuti serapan. Apresiasi juga diberikan kepada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang telah mendampingi petani padi di seluruh daerah.

Harga pembelian pemerintah saat ini adalah Rp6.500 untuk gabah kering panen dan Rp12.000 untuk beras. Sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Cadangan beras pemerintah yang dikuasai oleh Kanwil Bulog NTB saat ini sebanyak 105.000 ton setara beras, yang menurut Sri Muniati, sangat memadai.

“Apabila sewaktu-waktu pemerintah memberikan penugasan untuk penyalurannya, kita siap untuk melakukan penyaluran baik berasnya sendiri, kualitas medium dan baik,” katanya.

Bulog NTB dan cabang-cabangnya terus melaksanakan serapan seoptimal mungkin terhadap gabah kering panen, dan dengan stok yang cukup tinggi ini, harga beras di pasaran tetap terpantau aman dan baik.(bul)

Pendaftar Membludak, Gubernur Iqbal Minta Proses Penjaringan Calon Pengurus Bank NTB Syariah Benar-benar Profesional

0
Gubernur NTB, Lalu. Muhamad Iqbal(ekbisntb.com/bul)

Lombok (ekbisntb.com) – Sebanyak 53 orang sudah memasukkan syarat untuk menjadi calon komisaris Bank NTB Syariah, per 28 April 2025 siang. Ini menandakan tingginya animo public untuk berkhidmad di Bank Pembangunan Daerah (BPD) NTB ini.

Ketua Panitia Seleksi (Pansel), H. Wirajaya Kusuma (Kepala Biro Perekonomian Setda NTB), bersama Sekretaris Pansel, Prof. Riduan Mas`ud (Dekan FEBI UIN Mataram) menjelaskan, sampai saat ini baru angka pendaftar sebagai calon komisaris yang diketahui. Sementara untuk calon Direksi Bank NTB Syariah, masih harus menunggu data dari LPPI (Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia) sebagai lembaga independen yang dilibatkan dalam proses penjaringan ini.

Prof. Riduan Mas`ud menegaskan, proses penjaringan calon pengurus Bank NTB Syariah ini dilakukan secara profesional, dan terbuka untuk semua kalangan. Gubernur NTB, Dr. H. Lalu. Muhammad Iqbal juga telah meminta hal itu secara tegas.

“Pak Gubernur (Lalu. Iqbal) memantau langsung seluruh tahapan proses penjaringan. Bahkan Tim Pansel sudah dipesan agar tim ini tidak boleh melakukan kontak langsung maupun tidak langsung dengan seluruh calon-calon yang mendaftar. Supaya benar-benar objektif dan independen,” tegasnya.

Prof. Riduan Mas`ud juga menegaskan kembali, bahwa tim ini akan bekerja sangat profesional. Tanpa tendensi dari pihak manapun.

Tim Pansel pengurus Bank NTB Syariah secara resmi mengumumkan dimulainya proses seleksi terbuka untuk calon pengurus bank, meliputi jajaran direksi, komisaris, dan Dewan Pengawas Syariah (DPS), Kamis, 24 April 2025.

Pendaftaran calon pengurus Bank NTB Syariah hingga 30 April 2025 pukul 23.59 WITA. Khusus untuk calon direksi, proses pendaftaran dan seleksi awal akan dilakukan oleh LPPI. Pansel akan menangani langsung proses rekrutmen dan penjaringan calon komisaris dan DPS.

Target dari tim pansel, hasil penjaringan calon direksi dari LPPI akan diserahkan paling lambat tanggal 21 Mei 2025. LPPI akan menyerahkan lima nama terbaik untuk setiap posisi direksi (direktur utama dan empat direktur). Selanjutnya, pansel akan melakukan deep interview dengan mempertimbangkan kearifan lokal NTB dan karakteristik bank di Indonesia untuk mendapatkan calon yang paling sesuai.

Rencananya, tim pansel akan menyerahkan tiga nama calon pengurus untuk setiap posisi kepada Gubernur NTB pada tanggal 1 Juni 2025. Gubernur kemudian akan melakukan pemilihan dan mengajukannya dalam RUPS-LB atau RUPS tahunan sebelum diajukan ke OJK untuk proses fit and proper.

“Target kami, penetapan pengurus Bank NTB Syariah yang baru dapat selesai pada tanggal 28 Juni 2025, sesuai dengan mekanisme RUPS tahunan,” jelas H. Wirajaya Kusuma.

Tim Pansel berharap proses seleksi ini berjalan lancar dan menghasilkan pengurus Bank NTB Syariah yang kompeten dan berintegritas, sehingga dapat membawa bank ke arah yang lebih baik dan berdaya saing.(bul)

PLN Pastikan Keandalan Listrik untuk Sukseskan STQH XXVIII NTB di Sumbawa

0
PLN NTB pastikan keandalan listrik untuk sukseskan STQH XXVIII Tingkat Provinsi di Sumbawa (ekbisntb.com/ist)

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) memastikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) XXVIII Tingkat Provinsi NTB yang digelar pada 25 April hingga 1 Mei 2025 di Kabupaten Sumbawa. PLN UIW NTB berkomitmen menghadirkan pasokan listrik yang andal untuk menyukseskan seluruh rangkaian acara yang menjadi ajang bergengsi dalam membumikan Al-Qur’an di wilayah Nusa Tenggara Barat.

General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo, menyampaikan bahwa kesiapan PLN dalam mendukung STQH ini merupakan bentuk komitmen PLN untuk menghadirkan pelayanan kelistrikan terbaik di setiap momen penting daerah. Menurutnya, listrik yang andal menjadi faktor penting dalam menjaga kelancaran seluruh aktivitas, terutama pada acara-acara keagamaan berskala provinsi seperti STQH.

“Kami menempatkan kegiatan STQH XXVIII sebagai prioritas strategis. Bukan sekadar menjaga pasokan listrik, tapi kami ingin memastikan bahwa setiap sesi tilawah, hafalan, dan musabaqah dapat berjalan dengan khusyuk tanpa gangguan teknis,” ujar Sudjarwo.

Untuk mendukung acara ini, PLN telah melakukan serangkaian persiapan intensif, meliputi inspeksi jaringan distribusi, pemeliharaan rutin pada gardu distribusi, penguatan suplai listrik ke lokasi acara, hingga penyusunan skema pengamanan pasokan dengan lapis cadangan. Tim teknik juga melakukan simulasi tanggap darurat untuk memastikan kecepatan dalam penanganan bila terjadi gangguan.

Secara keseluruhan, PLN mengerahkan 46 personel siaga yang terdiri dari teknisi andal dan operator control center. Selain itu, PLN juga menyiapkan satu unit Unit Gardu bergerak kapasitas 250KVA, satu unit mobile genset kapasitas 180 kVA dan satu unit UPS dengan kapasitas 100 KVA yang tersebar di lima venue utama.

Titik-titik tersebut meliputi Lapangan Pahlawan yang menjadi pusat acara pembukaan dan penutupan, Masjid Agung Nurul Huda untuk cabang tilawah dewasa, Masjid Al-Muttaqin Kerato untuk musabaqah hifzil Qur’an, Masjid Darussalam Brang Biji untuk cabang hadis, serta Masjid Al-Falah Lempeh untuk kategori tartil Al-Qur’an.

“Di setiap venue, kami menempatkan minimal 4 personel siaga lengkap dengan peralatan emergency, jalur suplai listrik ganda, serta back-up genset. Kami juga membuka posko kelistrikan yang beroperasi 24 jam selama acara berlangsung,” jelas Sudjarwo.

Selain pengamanan teknis di lapangan, PLN juga memanfaatkan sistem pemantauan berbasis control center untuk memonitor kondisi kelistrikan secara real-time. Sistem ini memungkinkan deteksi dini terhadap perubahan beban dan mempercepat respon penanganan, sehingga seluruh aktivitas STQH dapat berjalan lancar.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa, Dr. Budi Prasetiyo, mengungkapkan apresiasinya terhadap peran aktif PLN dalam mendukung kelancaran STQH XXVIII. Ia menilai, kehadiran listrik yang stabil menjadi kunci sukses acara yang diikuti oleh 675 peserta dari 10 kabupaten/kota se-NTB, serta dihadiri ribuan masyarakat dan tamu undangan dari berbagai daerah.

“STQH ini bukan hanya ajang lomba, tetapi juga menjadi momentum memperkenalkan potensi wisata, budaya, serta memberdayakan UMKM lokal di Sumbawa. Kami sangat mengapresiasi langkah PLN yang sigap dalam memastikan kesiapan kelistrikan di setiap tahap acara,” ungkap Budi Prasetiyo.

Sudjarwo menambahkan, peran PLN dalam event-event besar daerah merupakan bagian dari misi perusahaan untuk menjadi mitra pembangunan yang andal. PLN tidak hanya hadir sebagai penyedia listrik, tetapi juga berkontribusi aktif dalam mendukung penguatan budaya, keagamaan, serta pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Kami percaya, energi listrik yang andal adalah fondasi untuk menggerakkan kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi. Melalui dukungan terhadap STQH ini, kami ingin menjadi bagian dari perjalanan NTB membangun masa depan yang lebih baik,” pungkas Sudjarwo.

Dengan seluruh persiapan teknis, dukungan personel di lapangan, peralatan cadangan, serta kolaborasi erat dengan pemerintah daerah dan panitia penyelenggara, PLN UIW NTB optimistis dapat menghadirkan keandalan pasokan listrik selama rangkaian STQH XXVIII berlangsung.(bul)

Peternak Bima Desak Gubernur dan Presiden Benahi Tata Kelola Perdagangan Sapi

0
GAPEHANNI Kabupaten Bima mendesak perbaikan tata kelola perdagangan sapi dari tingkat daerah hingga nasional.(ekbisntb.com/bul)

ASOSIASI Peternak dan Pedagang Sapi Bima bersama Gabungan Pengusaha Hewan Nasional Indonesia (GAPEHANNI) Kabupaten Bima mendesak perbaikan tata kelola perdagangan sapi dari tingkat daerah hingga nasional.

Desakan ini disampaikan Minggu, 27 April 2025, sebagai respons atas berulangnya seprsoalan dalam proses distribusi sapi menjelang Idul Adha 2025.

Sebagaimana diketahui, antrean truk-truk pengangkut sapi di Pelabuhan Gili Mas, Lembar, Lombok Barat beberapa waktu terakhir yang akan dikirim ke Jabodetabek untuk persiapan penjualan hewan kurban pada Iduladha 2025 menyisakan kerugian.

Antrean terjadi berhari-hari mengakibatkan 17 ekor sapi mati karena kelelahan dan kepanasan. Nilai kerugiannya lebih dari 300 juta.

Ketua Asosiasi Peternak dan Pedagang Sapi Bima, Dr. Furqan Sangiang, mengungkapkan bahwa antrean berhari-hari akibat krisis armada kapal membuat sapi kelelahan dan kepanasan. Meskipun saat ini antrean telah terurai, namun kondisi serupa disebutnya terjadi hampir setiap tahun tanpa solusi nyata.

Terbatasnya jumlah kapal ternak menjadi akar persoalan. Furqan menyebut, untuk mengantisipasi lonjakan pengiriman sapi jelang Idul Adha, pemerintah perlu menambah minimal tiga kapal khusus ternak.

“Jika armada cukup, pengiriman akan lancar tanpa antrean panjang. Tidak ada korban,” ujarnya.

Ia menambahkan, idealnya kapal-kapal tersebut berlayar langsung dari Pelabuhan Bima menuju Banyuwangi, tanpa harus transit di Lombok, guna menghindari tumpang tindih dengan kepentingan pariwisata.

Ketua GAPEHANNI Kabupaten Bima, Muziburrahman, menyoroti masalah birokrasi perizinan pengiriman sapi yang masih lamban dan tidak sinkron antar instansi.

“Perizinan harusnya cukup selesai di daerah asal dan langsung terintegrasi dengan pusat. Jangan berputar-putar lagi yang memakan waktu cukup lama. Sehingga peternak kehilangan momentum penjualan,” tegasnya.

Mereka mendesak pemerintah menerapkan sistem layanan satu pintu untuk mempercepat proses administrasi.

Penyederhanaan Uji PCR dan Efisiensi Distribusi

Proses uji PCR darah sapi juga dianggap memberatkan. Para peternak mengusulkan agar hasil PCR diperpanjang masa berlakunya minimal satu bulan, mengingat tujuan pengiriman adalah domestik, bukan ekspor.

“Penyederhanaan ini akan mempercepat arus distribusi dan mengurangi biaya tambahan,” jelasnya.

Setiap tahun, peternak Bima mengirim 15.000 hingga 16.000 ekor sapi ke Jabodetabek, dengan nilai ekonomi tahunan mencapai Rp270 miliar hingga Rp500 miliar.

“Namun kontribusi sebesar ini belum diimbangi dengan perhatian serius terhadap infrastruktur distribusi,” kata Muziburrahman.

Dua asosiasi peternak ini menyuarakan tuntutan.  Pertama, Presiden RI Prabowo Subianto, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perhubungan, hingga Gubernur NTB, Dr. H. Muhamad Iqbal agar turun tangan memperbaiki sistem distribusi sapi nasional. Pemerintah diharapkan menambah armada kapal ternak yang layak dan memadai.

Kedua, Pemda Bima dan Dompu duduk bersama asosiasi untuk menata tata kelola perdagangan sapi dari hulu ke hilir.  Asosiasi meminta Gubernur NTB, Bupati Bima, dan Bupati Dompu untuk membangun kerja sama aktif dengan pemerintah daerah Jabodetabek guna memperlancar akses distribusi dan meningkatkan kapasitas pelabuhan.

Mereka juga mendesak diterbitkannya regulasi perlindungan peternak, termasuk skema asuransi atau kompensasi untuk ternak yang mati dalam proses distribusi. Sapi Bima sebagai bagian dari ketahanan pangan nasional. Sehingga melindungi peternak Bima berarti menjaga keberlanjutan pangan Indonesia.(bul)

Naik Jadi Rumah Sakit Tipe B, RSUD Praya Tambah Dokter Spesialis

0
Car Free Night yang digelar, Sabtu 26 April 2025 malam dan Fun Walk digelar Minggu 27 April 2025. Kegiatan ini merupakan salah  satu upaya menghidupkan Kota Gerung dan memberikan dampak peningkatan omzet pada pelaku UMKM. (ekbisntb.com/ist)

RUMAH Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya kini tengah dalam persiapan menjadi rumah sakit tipe B. Jelang penetapan status tersebut pembenahan masih terus dilakukan jajaran manajemen RSUD Praya di semua fungsi dan jenis layanan kesehatan. Mulai dari sarana dan prasarana maupun petugas kesehatan seperti dokter umum, lebih khusus lagi dokter spesialis. Di mana RSUD Praya saat ini sudah memiliki hampir semua dokter spesialis yang dibutuhkan.

Humas RSUD Praya dr. Yudha Permana, dalam keterangannya, Jumat 25 April 2025, mengatakan sampai saat ini RSUD Praya memiliki total 35 dokter spesialis. Jumlah tersebut sudah cukul ideal dari sisi kebutuhan jenia dokter spesialis, karena hampir semua dokter spesialis ada.

Hanya saja, kalau bicara jumlah ideal jika dilihat dari perbandingan jumlah penduduk jelas belum mencukupi. Pasalnya, dengan jumlah penduduk Loteng saat ini yang sudah di atas 1 juta jiwa, setidaknya RSUD Praya memiliki 3-4 dokter untuk masing-masing jenis dokter spesialis. Sementara yang tersedia sekarang baru masing-masing 1 orang dokter spesialis.

Ke depan itu yang menjadi target RSUD Praya. Tapi untuk saat ini minimal sudah memiliki minimal 1 orang dokter spesialis untuk semua jenis layanan kesehatan. “Kondisi dokter spesialis kita saat ini sudah ideal dari jenis-jenis spesialis. Tapi belum ideal dari jumlah masing-masing spesialis mengingat rasio jumlah penduduk Loteng. Misalnya dokter spesialis saraf setidaknya ada 3-4 orang tapi kita hanya ada 1 saat ini,” terangnya.

Untuk menunjang program perluasan layanan KJSU (Kanker, Jantung, Strok, dan Uronefrologi) yang dicanangkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI serta pelayanan jiwa yang komprehensif RSUD Praya masih membutuhkan dokter spesialis bedah urologi dan dokter spesialis jiwa. Dan, saat ini calon dokter spesialisnya tengah menjalani pendidikan spesialis di Universitas Gajah Mada (UGM).

Selain itu, RSUD juga berencana melanjutkan pendidikan dokter spesialis penyakit dalam untuk konsultan onkologi dan rencana melanjutkan pendidikan dokter spesialis bedah untuk konsultan onkologi. Termasuk melanjutkan pendidikan dokter spesialis radiologi untuk konsultan onkologi.

Kemudian ada juga dokter spesialis jantung sub intervensi yang sedang pendidikan di China, sehingga ke depan jumlah dokter spesialis di RSUD Praya akan seimbang antara kebutuhan dokter spesialis dengam rasio penduduk yang dilayani. “Sesuai moto kita ‘Beriuk Meriri’ maka apa yang kurang kita upayakan lengkapi dan yang sudah ada kita pertahankan bahkan ditingkatkan. Sehingga masyarakat dapat dilayani dengan maksimal “ ujarnya.

Selama proses ini pihaknya berharap dukungan dan pengertian dari masyarakat. Karena pihaknya sadar bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan RSUD Praya mungkin belum memuaskan bagi masyarakat di daerah ini. Tapi pihaknya meyakinkan akan terus melakukan pembenahan di semua sektor layanan, sehingga ke depan RSUD Praya bisa benar-benar menjadi kebanggaan bagi masyarakat Loteng dalam hal pelayanan kesehatan. (kir)

Dampak CFN dan Fun Walk Dirasakan Pelaku UMKM

0
Car Free Night yang digelar, Sabtu 26 April 2025 malam dan Fun Walk digelar Minggu 27 April 2025. Kegiatan ini merupakan salah  satu upaya menghidupkan Kota Gerung dan memberikan dampak peningkatan omzet pada pelaku UMKM. (ekbisntb.com/ist)

SUASANA Taman Kota Gerung Lombok Barat (Lobar) menjadi hidup selama beberapa pekan terakhir. Aneka kegiatan diadakan Pemkab Lobar di Taman Kota, mulai dari pentas seni, peresean, konser musik hingga bazar. Warga pun memadati Taman kota sejak dibuka kegiatan ini pada Sabtu 25 April 2025 dan dilanjutkan Fun Walk Minggu 26 April 2025 pagi.

Dampaknya pun sangat dirasakan pedagang kecil dan UMKM. Mereka yang berjualan sejak Sabtu meraup untung berkali-kali lipat dari biasanya.

Bupati Lobar H. Lalu Ahmad Zaini bersama Wabup Hj Nurul Adha dan jajaran OPD hadir membaur bersama warga di tengah-tengah acara ini. Bupati menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang datang meramaikan Car Free Night (CFN).

Menurutnya, CFN dan event lainnya yang digelar di Kota Gerung merupakan ikhtiar pemerintah daerah dalam menghidupkan dan meramaikan Kota Gerung, ibu kota kabupaten. Ia bersama wakil bupati ingin agar Kota Gerung tetap ramai dan penuh dengan aktivitas.

“Ayo kita hidupkan Kota Gerung yang merupakan ibu kota Kabupaten Lombok Barat. Ini adalah ikhtiar dan misi kami pada tahun pertama dimana nantinya kita akan membangun alun alun Kota Gerung agar Kota Gerung Hidup dan aktivitas ekonomi juga akan hidup,” ujarnya.

Ahmad Zaini yang baru saja terpilih sebagai Ketua DPW PAN NTB ini menambahkan, berbagai atraksi seni dan budaya serta aktivitas UMKM ini sepenuhnya merupakan kolaborasi dengan kelompok seni budaya dan masyarakat di Lobar.

CFN Gerung ini juga diharapkan sebagai wadah dan sarana bagi pegiat seni dan budaya serta masyarakat untuk berkreasi. CFN Gerung ini akan dilaksanakan setiap pekan dengan berbagai atraksi seni budaya dan kegiatan lainnya.

“Alhamdulillah CFN Gerung ini adalah kolaborasi berbagai pihak untuk menghidupkan kota Gerung. Mulai dari kelompok Seni dan budaya, pelaku UMKM hingga masyarakat. Dengan kolaborasi dan Sinergi yang kuat kami yakin ikhtiar ini bisa berhasil,” ungkapnya.

CFN Gerung ini adalah CFN perdana yang dilaksanakan untuk menghidupkan kota Gerung. Minggu Pagi, diramaikan dengan gelaran Fun Walk (jalan santai). Ia dan Wabup serta jajaran ikut jalan santai bersama masyarakat.

Menurutnya, semangat masyarakat ini memberikan motivasi dan harapan yang besar dalam menghidupkan Kota Gerung yang merupakan ibu kota. Kegiatan di Taman Kota Gerung akan terus digelar dan ditingkatkan setiap pekan.

Selain menghidupkan ekonomi masyarakat, kegiatan ini juga  memberikan rasa bahagia dan senang kepada masyarakat melalui berbagai acara hiburan berupa seni budaya yang ditampilkan. Selain itu CFN ini juga memberikan kesehatan melalui kegiatan Fun Walk atau jalan santai yang dilaksanakan Minggu pagi. Kegiatan CFN Gerung ini tentu memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.

“CFN Gerung memberikan banyak manfaat. Melalui CFN Gerung ini kita menjadi senang dan bahagia serta sehat. Ekonomi masyarakat juga tumbuh dan yang terpenting Kota Gerung hidup,” Jelasnya.

Hal senada disampaikan Wabup Hj. Nurul Adha. Menurutnya, animo masyarakat tinggi pada kegiatan akhir pekan CFN dan  Fun Walk pertama kali yang diadakan Pemkab Lobar. Artinya warga membutuhkan kegiatan semacam ini untuk hiburan bersama keluarga untuk merekatkan kebersamaan.

Acara semacam ini tetap dilaksanakan terus menerus untuk menghidupkan Kota Gerung. Sebab banyak dampaknya, selain meramaikan Kota Gerung juga menghidupkan pedagang kecil dan UMKM, sehingga perekonomian berputar. “Sebab tidak saja warga Gerung yang dari luar juga ada, dari Lembar, Narmada, Kediri bahkan ada dari Mataram,” imbuhnya.

 Sementara itu, Ahmad warga Labuapi yang ikut dalam kegiatan Fun Walk ini sangat gembira dan senang dengan adanya kegiatan CFN ini. Ia mengikuti acara CFN ini sejak Sabtu malam yaitu pertunjukan seni dan budaya  hingga kegiatan Fun walk di Minggu pagi.

Menurutnya event atau kegiatan ini dapat menghidupkan Kota Gerung, sehingga Gerung menjadi ramai. Ia mengatakan ini adalah harapan masyarakat Lobar sejak lama dan dapat diwujudkan pada pemerintahan saat ini. “Ini adalah harapan masyarakat sejak lama agar penas ramai dan dapat diwujudkan saat ini. Terima kasih Bapak Bupati dan Ibu Wakil Bupati,” ujarnya. (her)

Imbas Efisiensi Anggaran – Tingkat Hunian Merosot, Karyawan Hotel Terancam PHK

0
Tamu hotel di Mataram sedang menikmati layanan yang diberikan hotel. (ekbisntb.com/dok)

Penurunan kunjungan wisatawan ke Mataram dan daerah lain di NTB membuat tingkat hunian hotel merosot tajam. Kebijakan efisiensi anggaran oleh pemerintah pusat dan daerah disebut berdampak terhadap tingkat hunian dan pelaksanaan event di hotel. Sejumlah hotel mulai mempertimbangkan efisiensi tenaga kerja hingga potensi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) jika kondisi terus berlarut.

INDUSTRI perhotelan di Kota Mataram, khususnya sedang menghadapi masa sulit. Minimnya tamu yang menginap dan pelaksanaan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) dituding jadi penyebab.

Humas Representative Asosiasi Hotel Mataram (AHM), Fajar Ashidiqi, mengungkapkan okupansi harian hotel-hotel anggota AHM berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Mereka harap-harap cemas melihat okupansi harian saat ini.

Menurutnya, salah satu penyebab dari rendahnya kunjungan wisatawan adalah melemahnya daya beli masyarakat. Harga tiket pesawat yang masih tinggi serta kebutuhan pengeluaran harian selama berlibur menjadi pertimbangan masyarakat untuk menunda rencana wisata.

“Orang-orang sekarang menahan diri untuk membelanjakan uang di luar kebutuhan primer. Liburan menjadi pilihan terakhir,” ungkapnya.

Hal ini mengakibatkan, sejumlah hotel mulai mempertimbangkan langkah efisiensi terhadap tenaga kerja yang mereka punya. Seperti pengurangan jam kerja karyawan hingga berpotensiPHK. Menurut Diky, pihak AHM masih dalam tahap pembahasan dan pertimbangan terkait efisiensi karyawan, dengan harapan tidak sampai pada terjadinya.

“Untuk saat ini yang bisa kami informasikan, kita dalam statement bahwa AHM masih berusaha untuk menjaga stabilitas operational yang sehat. Kalaupun nantinya akan ada PHK kita berharap kondisinya tidak akan separah seperti semasa Covid-19,” terangnya.

Ia menambahkan, AHM tidak tinggal diam dalam menghadapi situasi ini. Upaya promosi telah dilakukan, salah satunya dengan menggelar sales mission ke Banjarmasin pada pertengahan Maret 2025 lalu, menyusul pembukaan rute penerbangan langsung Banjarmasin–Lombok. Strategi ini ditujukan untuk membuka pasar wisatawan baru dari Kalimantan Selatan. Namun, dampaknya belum terlalu terasa dalam jangka pendek.

Ketua AHM, Made Adiyasa, menyebut langkah merumahkan karyawan bisa saja diambil jika situasi ini terus berlarut. Namun, sejauh ini belum ada laporan resmi mengenai karyawan hotel yang dirumahkan. Meski begitu, tanda-tanda penyesuaian operasional mulai terlihat.

“Saat ini yang sudah terjadi adalah pengurangan jam kerja dan penundaan pembayaran service charge. Untungnya para pekerja memahami situasi yang sedang terjadi. Yang penting mereka masih bisa bekerja,” katanya.

Namun, ia mengakui bahwa jika kondisi ini berlangsung lebih lama, maka langkah merumahkan karyawan kemungkinan besar akan diambil. “Tapi kalau kelamaan, nanti pasti akan terjadi juga merumahkan karyawan,” tutupnya.

Dalam situasi sulit seperti sekarang ini, perhatian dan dukungan pemerintah sangat dibutuhkan. Namun hingga saat ini, belum terlihat ada upaya nyata dari Pemkot Mataram untuk merespons kondisi tersebut.

“Sampai hari ini, belum ada pembicaraan dan pertemuan resmi antara AHM dan Pemkot Mataram. Terkait bagaimana pelaku industri perhotelan bisa bertahan di situasi seperti ini,” ungkap pemilik Hotel Nutana, Senin, 21 April 2025.

Ia juga menambahkan dirinya telah mengirim surat kepada Wali Kota Mataram sebanyak dua kali sejak akhir 2024 untuk mengusulkan pertemuan, namun tak mendapat tanggapan. “Sejak akhir tahun lalu saya sebagai Ketua AHM sudah menyurati Wali Kota sebanyak dua kali untuk bertemu, tetapi tidak ada respons apapun. Di keadaan okupansi yang menurun ini kami belum kembali menyurati, karena tidak adanya respons yang di akhir tahun itu,” ujarnya.

Menurut Adiyasa, dalam pertemuan terakhir AHM bersama para anggotanya pekan lalu, salah satu poin utama yang dibahas adalah pentingnya strategi pariwisata yang jelas dari pemerintah.

“Kami siap menyesuaikan arah kebijakan pemerintah. Kalau pemerintah mau ke kiri, kami ikut ke kiri, supaya sejalan arahnya,” sebutnya.

Ia memprediksi, jika hingga Juni 2025 okupansi tetap tidak membaik, maka efisiensi juga akan diterapkan oleh pihak hotel. Bentuknya bisa berupa pengurangan jam kerja hingga yang terburuk adalah pemutusan hubungan kerja.

“Kalau kondisi seperti ini tetap dipertahankan, kita tinggal nunggu selesai. Jangan sampai karyawan hotel sampai dirumahkan. Karyawan itu tidak menuntut macam-macam. Mereka masih bekerja saja sudah syukur,” ucapnya.

Oleh sebab itu, dengan kondisi okupansi yang menurun drastis yang artinya pemasukan pun menurun. Para pelaku hotel berharap adanya bantuan dari pemerintah, misalnya relaksasi atau penundaan pajak seperti PBB, PB1, dan beban listrik dan air, demi kelangsungan usaha.

“Di situasi seperti ini, beban pajak yang tetap tinggi di tengah penurunan kunjungan wisatawan, kami harus putar otak. Saat ini kami bukan sedang cari untung, tapi sedang berusaha bertahan hidup,” tegasnya.

Adiyasa juga menekankan bahwa sektor perhotelan merupakan salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang signifikan. Oleh karena itu, para pelakunya berharap pemerintah tidak hanya mengambil manfaat, tetapi juga memberikan dukungan.

Meski demikian, di tengah situasi yang sulit, para pelaku usaha perhotelan yang tergabung dalam AHM justru mempererat solidaritas antaranggota. Mereka tidak lagi melihat satu sama lain sebagai pesaing.

“Kami menyadari bahwa apabila ada satu hotel yang terpaksa menutup operasionalnya, hal tersebut dapat menciptakan citra negatif seolah-olah Kota Mataram tengah mengalami krisis ekonomi atau darurat bisnis. Oleh karena itu, komunikasi antaranggota dan upaya bersama dalam mencari solusi menjadi prioritas kami demi menjaga keberlangsungan industri secara keseluruhan,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan, ketika setiap bulan, pihak Badan Pusat Statistik (BPS) rutin melakukan pendataan tamu hotel, dan sering kali mereka mempertanyakan mengapa tingkat hunian hotel tampak sepi. Hal ini tentu menjadi tanda tanya, terlebih di tengah klaim keberhasilan mendatangkan sekian juta wisatawan. Kenyataannya tidak sejalan. Kalau memang jumlah kunjungan besar, tentu dampaknya akan terasa pada sektor perhotelan dan ekonomi lokal. (hir)