KABUPATEN Lombok Timur (Lotim) telah mengambil langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi kekeringan dan ancaman kerawanan pangan yang mengintai.
Penjabat (Pj) Bupati Lotim, H. M. Juaini Taofik, mendorong konversi lahan pertanian dari dua kali tanam menjadi tiga kali tanam sebagai bagian dari upaya proaktif.
Menurut Juaini Taofik, langkah tersebut didukung oleh tambahan kuota pupuk subsidi yang akan dimaksimalkan untuk memperkuat sektor pertanian di wilayah tersebut. “Kami akan memanfaatkan kuota pupuk subsidi secara optimal untuk memberdayakan para petani,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Lotim juga menjalin sinergi dengan aparat TNI dan Kementerian Pertanian (Kementan) dengan fokus pada program pompanisasi sebagai langkah konkret dalam menghadapi tantangan kekeringan.
Dalam konteks ini, Dinas Pertanian Lotim telah memetakan beberapa wilayah yang rentan terhadap kekeringan.
Kepala Dinas Pertanian Lotim Sahri, menjelaskan masuknya wilayah Lotim ke dalam musim kemarau, ditambah dengan pengaruh El Nino, meningkatkan risiko kekeringan.
Sahri menekankan pentingnya tetap memanfaatkan sumber air yang tersedia, meski penggunaan pompa air terbatas, karena minimnya lokasi yang memungkinkan untuk pemompaan. Wilayah selatan Lotim, khususnya, terkendala oleh kurangnya aliran sungai yang konsisten, berbeda dengan wilayah tengah dan utara.
Namun, pihak berwenang menegaskan komitmen untuk memaksimalkan cadangan air yang tersedia, seperti di Bendungan Pandanduri, untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah selatan jika diperlukan.
Sementara itu, potensi terjadinya kekeringan teridentifikasi di beberapa kecamatan di Lotim, antara lain Jerowaru, Keruak, Pringgabaya, dan Sambelia. Meski demikian, kekeringan tetap menjadi perhatian serius di wilayah lainnya, mengingat ketidakpastian iklim di Indonesia yang seringkali membawa dampak ekstrem.
Usulkan Mesin Pompa Air
Begitu juga Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sumbawa, mengusulkan sebanyak 236 titik untuk pengadaan mesin pompa air di tahun 2024 dalam mengatasi masalah kekurangan air di sejumlah lahan pertanian.
“Kita sudah usulkan ke Kementerian Pertanian (Kemantan) dan mudah-mudahan bisa segera terealisasi untuk membantu para petani,” kata Kadistan Sumbawa, Ni Wayan Rusmawati, kepada Ekbis NTB pekan kemarin.
Dalam merealisasikan program tersebut pihaknya telah bekerjasama dengan Kodim 1607 Sumbawa dalam melakukan verifikasi lapangan. Khususnya wilayah yang memiliki sumber air permukaan, sehingga bisa mengatasi kekurangan air. “Harapan kami dengan adanya bantuan itu maka luas tambah tanam kita akan meningkat dan indeks pertanaman juga bertambah,” sebutnya.
Tujuan akhirnya pemerintah tidak lagi melakukan impor beras ketika semua sarana penunjang pertanian sudah terpenuhi. Selain pompa, pihaknya juga mengusulkan untuk tambahan bantuan benih jagung dan padi. “Kita upayakan melalui program yang ada, kita tidak lagi melakukan impor beras sebagaimana ikhtiar dari Kementan,” ucapnya.
Harapan ke depan pertanian Sumbawa lebih maju dan bisa meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Tentu pihaknya berharap kepada semua pihak untuk mendukung program tersebut terutama para petani dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanian. “Mari kita dukung karena program ini sangat baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari sektor pertanian,” tukasnya..
Pemerintah Kabupaten Sumbawa, berharap bantuan 1.888 unit yang diusulkan ke Kementerian Pertanian (Kementan) bisa segera terealisasi dalam menyikapi ratusan hektar lahan yang terdampak kekeringan, terutama di wilayah timur dan selatan.
“Kita sangat berharap supaya bantuan mesin pompa ini bisa segera terealisasi, sehingga potensi lahan terdampak kekeringan bisa terus ditekan,” kata Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Sumbawa, melalui Kabid Sarana Pertanian, Wirawan Margana, kepada Ekbis NTB, pekan kemarin.
Dikatakannya, untuk program pengentasan kekeringan, pihaknya juga sebelumnya sudah menerima bantuan berupa irigasi perpipaan. Untuk bantuan tersebut sudah tidak ada masalah dan sudah tuntas dilaksanakan. “97 unit itu sudah clear (tidak ada masalah) karena sifatnya langsung ditransfer ke rekening kelompok dan sudah bisa dimanfaatkan oleh para petani,” ucapnya.
Selain itu ada juga bantuan yang dialihkan dari Kabupaten lain sebanyak 50 unit untuk bantuan pompa air. Namun untuk sementara ini, pihaknya masih akan melakukan verifikasi lebih lanjut terhadap penerima bantuan. “Kita masih lakukan verifikasi penerimanya, supaya tidak menimbulkan masalah baru nanti,” jelasnya.
Sementara untuk bantuan berupa mesin perpompaan, pihaknya masih menunggu realisasi, karena angka 1.888 unit tersebut merupakan jatah untuk Kabupaten Sumbawa, tinggal menunggu realisasinya dengan harapan bisa segera. “Kalau untuk bantuan pompa, kita menunggu realisasinya. Karena sampai dengan saat ini masih dalam proses pengadaan,” tambahnya. (rus/ils)
Artikel lainnya….
Antisipasi Cuaca Ekstrem, Perkuat Cadangan Pangan
Kemenkumham NTB Ingatkan Pentingnya Pendaftaran Paten Bagi Peneliti