Lombok (ekbisntb.com) – Perum Bulog Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat capaian serapan beras petani tahun 2025 mencapai rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir. Hingga 13 Agustus 2025, realisasi pengadaan gabah setara beras mencapai 172.940.117 kilogram atau 99,22 persen dari target 174.300.000 kilogram.

Wakil Pimpinan Wilayah sekaligus Kepala Perum Bulog Divisi Regional NTB, Rizal P. Sukmaadijaya, mengatakan capaian ini menunjukkan produksi padi di NTB tahun ini cukup tinggi dan berkualitas baik.

“Serapan masih terus berlangsung. Memang saat ini belum terlalu banyak karena belum masuk puncak panen, tetapi akhir Agustus hingga awal September kita prediksi akan ada panen gadu, sehingga serapan akan kembali meningkat,” jelas Rizal, Kamis, 14 Agustus 2025, usai mengikuti kegiatan Gerakan Pangan Murah bersama Polda NTB di Polsek Pagutan.
Menurutnya, capaian pengadaan beras tahun ini tidak lepas dari tingginya produksi padi di NTB, ditambah dukungan penuh dari berbagai pihak.
“Penyerapan kami sangat terbantu oleh sinergi dan kerja sama dengan TNI, Polri, pemerintah daerah, dan stakeholder lainnya di lapangan. Mereka membantu memastikan gabah petani terserap sesuai harga pembelian pemerintah,” ujarnya.
Bulog NTB membeli gabah kering panen petani seharga Rp6.500 per kilogram sesuai ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP). Rizal mengungkapkan, harga ini membuat petani bersedia menjual hasil panennya ke Bulog, sekaligus menjamin stok beras untuk kebutuhan daerah.
Ia menegaskan, rekor serapan tahun ini menjadi sinyal positif bagi ketahanan pangan NTB.
“Kalau melihat data lima tahun terakhir, posisi saat ini adalah yang tertinggi. Ini membuktikan bahwa produksi padi NTB tidak hanya cukup untuk kebutuhan daerah, tetapi juga mampu menopang cadangan beras pemerintah,” katanya.
Dengan sisa target yang tinggal kurang dari satu persen, Bulog optimis realisasi serapan akan melampaui target tahun 2025.
“Insya Allah target akan terlampaui dalam waktu dekat. Produksi padi kita cukup untuk menciptakan ketersediaan dan menjaga stabilitas harga di pasar,” pungkas Rizal.(bul)