spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiHarga Rawit Melonjak Dampak Cuaca, Demo Sopir Truk, dan Stok Kosong

Harga Rawit Melonjak Dampak Cuaca, Demo Sopir Truk, dan Stok Kosong

Lombok (ekbisntb.com) – Harga cabai rawit merah di Kota Mataram melesat hingga Rp90 ribu per kilogram. Lonjakan drastis ini terjadi akibat tiga faktor yang bertemu dalam waktu bersamaan: cuaca buruk, aksi demo sopir truk ODOL, dan kosongnya pasokan cabai dari luar daerah.

Harga cabai makin pedas, kantong warga makin kering. Di Pasar Pagesangan, salah seorang pedagang cabai, Halimah menyebut lonjakan harga sudah terasa sejak minggu lalu, membuat jual-beli jadi serba tanggung.

- Iklan -

“Dari minggu lalu sudah naik, sekarang Rp90 ribu per kilo. Sebelumnya cuma Rp30 sampai Rp40 ribu. Sekarang kami jual sedikit-sedikit saja, takut rugi. Awalnya kami kira karena cuaca, tapi kata pengepul stok dari luar kosong. Jadi yang kita jual ini cabai lokal,” ujarnya, Senin 23 Juni 2025.

Pedagang cabai lainnya di pasar yang sama, Junaidah, juga mengeluhkan hal serupa. “Biasanya ada dari Jawa. Sekarang kosong. Katanya truk-truk besar yang biasa angkut barang lagi demo, jadi nggak bisa masuk,” ujarnya.

Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Mataram memang tak bersahabat. Jika sebelumnya berkisar Rp40–Rp57 ribu per kilogram, kini melonjak hingga Rp90 ribu. Berdasarkan data Dinas Perdagangan Kota Mataram, Pasar Mandalika mencatat harga Rp75 ribu per kilogram, Kebon Roek Rp80 ribu, dan Dasan Agung sekitar Rp85 ribu.

Plh Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram, Lalu Martawang, melalui Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting (Bapokting), Sri Wahyunida, membenarkan tren kenaikan ini mulai terasa sejak Sabtu, 21 Juni 2025.

“Tiap hari naik. Tiga faktor saling terkait. Pertama cuaca buruk, lalu pasokan dari Jawa tidak masuk, dan demo sopir truk ODOL membuat distribusi antarpulau terganggu. Sekarang yang dijual di pasar hanya cabai lokal dari Lombok Timur dan Lombok Barat,” jelas Nida saat dikonfirmasi, Selasa 24 Juni 2025.

Menurutnya, demo sopir truk besar yang menolak aturan Over Dimension Over Loading (ODOL) telah menghambat distribusi bahan pokok, termasuk cabai.

“Seperti yang kita tahu, dua sampai tiga hari lalu ada demo ODOL. Itu salah satu penyebab stok dari luar tidak masuk ke NTB,” tambahnya.

Sebagai respons cepat, Pemerintah Kota Mataram menggelar Operasi Pasar Keliling (Kopling) sejak Minggu, 22 Juni 2025. Dalam operasi ini, cabai dijual lebih murah, yakni Rp60 ribu per kilogram, di sejumlah titik strategis.

“Kita gelar Kopling di Taman Udayana, Karang Anyar, Monjok, Banjar, dan terakhir nanti di Abian Tubuh. Harapannya bisa membantu masyarakat yang kesulitan,” sebutnya.

Ia juga membawa kabar baik: “Insyaallah, cabai dari Bima akan masuk besok dan langsung kita salurkan lewat Kopling,” pungkasnya. (hir)

Artikel Yang Relevan

Iklan





Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut