Lombok (ekbisntb.com) – Wakil Ketua Komisi II Bidang Perekonomian DPRD NTB, Megawati Lestari meminta pemerintah provinsi (Pemprov) untuk memperbanyak kegiatan pasar murah, tidak hanya di se-putaran perkotaan tapi juga harus merambah hingga ke desa-desa selama Ramadhan.
“Kami minta pemerintah provinsi (Pemprov) NTB melalui OPD untuk memperbanyak kegiatan pasar murah khususnya kebutuhan bahan pokok di Ramadhan tahun ini. Utamanya pasar murah ini harus lebih diperbanyak di desa-desa tidak hanya di satu titik perkotaan saja seperti yang digelar selama ini,” ujarnya di Mataram, Jumat.

Megawati Lestari mengakui permintaan untuk memperbanyak kegiatan pasar murah atau bazar kebutuhan pokok ini banyak disuarakan oleh masyarakat saat dirinya melakukan reses di sejumlah desa-desa yang mengaku tidak pernah disentuh kegiatan pasar murah. Padahal, kehadiran pasar murah ini menurutnya sangat membantu meningkatkan akses bagi masyarakat berpenghasilan rendah terhadap kebutuhan bahan pokok serta dapat mengurangi beban hidup selama Ramadhan.
“Jadi kenapa penting harus di desa, supaya masyarakat penghasilan rendah ini menjadi terbantu mengurangi beban hidupnya,” ujar Mega.
Selain memperbanyak pasar murah hingga ke desa-desa, dirinya berharap pemerintah provinsi bersama kabupaten/kota untuk memastikan dan menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok mulai gula, telur, daging sapi, daging ayam, minyak goreng, cabai, dan bumbu dapur selama Ramadhan hingga sampai Hari Raya Idul Fitri.
“Selain harga, persediaan bahan pokok juga harus menjadi perhatian pemerintah, termasuk juga distribusi-nya utamanya yang datang dari luar daerah, sehingga tetap lancar,” katanya.
Diketahui menjelang Ramadhan tahun ini, sejumlah komoditi pertanian di Kota Mataram mengalami kenaikan. Seperti harga cabai merah besar saat ini naik dari Rp55.000 per kilogram menjadi Rp60.000 per kilogram, begitu juga dengan cabai rawit merah naik dari Rp80.000 per kilogram menjadi Rp88.000 per kilogram.
Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan NTB, Baiq Nelly mengaku saat ini tengah menyiapkan pasar murah untuk mendongkrak gairah belanja masyarakat agar pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat bergerak sesuai koridor dengan tingkat inflasi tahunan ideal sebesar 1-2 persen.
“Inflasi di NTB ada di nol koma, artinya masyarakat agak kurang belanja. Mudah-mudahan nanti di Ramadhan kondisi agak membaik,” ujarnya.
Nelly mengatakan menggelar pasar murah selama 20 hari saat Ramadhan sebagai upaya mengendalikan harga-harga komoditas yang merangkak naik, sekaligus mendongkrak daya beli masyarakat.
“Kabupaten/kota sedang mendesain itu (pasar murah) dan baru Kabupaten Bima yang melaporkan menyiapkan subsidi. Kalau kabupaten lain belum, beda-beda cara,” kata Nelly. (ant)