Lombok (ekbisntb.com) – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Berry A. Harahap, mengungkapkan bahwa aliran dana selama masa Pilkada Serentak 2024 di wilayah NTB terbilang stabil. Hal ini berbeda dengan kondisi pada saat Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) sebelumnya.
“Kayaknya uangnya (kontestan) bukan diperbankan. Tidak lebih terlihat dari system pembayaran terhadap outflow dan inflow,” ujar Berry didampingi Deputy, Winda Putri Listya dalam diskusi ekonomi dengan media di Mandalika, Senin, 9 Desember 2024.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya awalnya memperkirakan akan terjadi penarikan dana dalam jumlah besar dari perbankan menjelang dan selama masa Pilkada, namun kenyataannya tidak demikian.
“Padahal kita sudah siap -siap (mengantisipasi lonjakan permintaan uang),” tambahnya.
Berry menganalisis bahwa salah satu faktor yang menyebabkan aliran dana Pilkada NTB lebih terkendali adalah jumlah pasangan calon yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan Pileg “Kalau Pileg calonnya banyak. Dan bersaingnya lebih jor-joran,” imbuhnya.
Selain itu, Berry juga mengamati bahwa sistem pembayaran yang semakin efisien telah membantu dalam mengelola aliran dana selama Pilkada. Kondisi stabilitas aliran dana di NTB juga sejalan dengan tren yang terjadi di tingkat nasional.
“Kayaknya kondisi ini juga sama seperti nasional, karane tidak ada gangguan,” tambah Berry.
Lebih lanjut, Berry mengungkapkan bahwa data transaksi perbankan di NTB menunjukkan penurunan sejak kuartal pertama tahun 2024 ini.
“Dari setelah triwulan I, uang keluar turun turun terus,” ujarnya.
Berry menyebut bahwa pada saat momentum Pileg triwulan I 2024, aliran dana yang keluar dari perbankan pada triwulan I 2024 (Januari-Maret) mencapai sekitar Rp3 triliun, jauh di atas rata-rata triwulan pertama pada tahun-tahun sebelumnya yang umumnya sebesar Rp1 triliunan.
“Kalau Pileg dan Pilpres itu besar , Rp3 triliun Februari triwulan I 2024. Kalau normal sebelumnya rata rata triwulan I lebih dari Rp1 triliun. Kalau triwulan IV biasanya Rp1,2 triliun. Sekarang (triwulan IV) data sampai 15 November 2024, uang keluar dari Bank Indonesia dibawah Rp1 triliun,” jelas Berry.
Diketahui, pada Pilkada serentak tanggal 27 November tahun 2024 ini, sebanyak 35 pasangan calon (paslon) ditetapkan sebagai kontestan calon kepala daerah di Provinsi NTB. Untuk Pilgub NTB sebanyak 3 pasang calon.
Kota Mataram 2 pasang calon. Lombok Barat 4 pasang calon. Lombok Utara 3 pasang calon. Lombok Timur 5 pasang calon. Sumbawa Barat 4 pasang calon. Sumbawa 4 pasang calon. Kabupaten Bima 2 pasang calon. Dan Kota Bima 3 pasang calon, dan Kabupaten Dompu 2 pasang calon.(bul)