spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBisnisCegah Deflasi, Pemprov NTB Berupaya Menjual Keluar Komoditas Daerah

Cegah Deflasi, Pemprov NTB Berupaya Menjual Keluar Komoditas Daerah

Lombok (ekbisntb.com) – Sejak Mei 2024 lalu, Inflasi NTB lebih rendah dari rata-rata nasional. Rendahnya inflasi ini menandakan harga komoditas di NTB masih dalam kategori aman atau tidak ada kenaikan harga barang yang dapat mempengaruhi laju Inflasi.

Kondisi ini menandakan stok komoditas NTB melimpah dan daya beli masyarakat rendah. Sehingga, ini akan mempengaruhi para pedagang yang kemungkinan merugi apabila kondisi ini dibiarkan secara terus menerus.

- Iklan -

Menyikapi hal ini, Asisten II Setda Provinsi NTB, Dr. H. Fathul Gani, M.Si., mengatakan pihaknya akan mengambil tindakan, salah satunya adalah meminta Kadis Perdagangan agar bisa menjual keluar komoditas petani NTB. Sehingga, petani tidak perlu khawatir barangnya akan busuk dan rusak.

“Dinas Perdagangan kita arahkan buyer-buyer luar agar bisa menampung, membeli, dan sebagainya,” ujarnya, Senin, 9 September 2024.

Meski demikian, barang yang akan dikeluarkan tidak boleh mempengaruhi kebutuhan masyarakat lokal yang bisa berdampak pada kekurangan barang dan kenaikan harga.

“Jangan sampai kita keasikan menjual keluar, stok kita terbatas, nanti ibu-ibu teriak lagi,” lanjutnya.

Menurutnya, kondisi ekonomi NTB saat ini masih aman, artinya belum ada yang perlu dikhawatirkan. Dari kondisi ini, masyarakat dikatakan sudah bisa secara mandiri menanam komoditas rumah tangga misalnya cabai, tomat, dan lainnya.

“Ini sebagai salah satu dampak gencarnya kemandirian, ibu-ibu menanam cabai di rumah masing-masing, di pekarangan, dan sebagainya. Petani juga seperti itu,” tambahnya.

Gani percaya bahwa harga bahan pokok ini akan mengalami peningkatan seiring dengan dekatnya perayaan Maulid. Bahkan per hari ini, beberapa komoditas seperti cabai rawit, bawang merah, dan cabai merah sudah mulai mengalami peningkatan harga.

“Tradisi kita terutama Lobar dan Mataram pasti mempengaruhi harga barang, paling tidak konsumsi kebutuhan rumah tangga meningkat seperti telur, daging, dan lain-lain,” katanya.

Meski beberapa harga komoditas meranjak naik, ia berharap kondisi ini tidak berpengaruh pada peningkatan inflasi daerah, apalagi setelah maulid ini, tidak ada lagi perayaan keagamaan yang berdampak pada peningkatan konsumsi masyarakat. (era)

Artikel Yang Relevan

Iklan







Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut