Lombok (ekbisntb.com) – Komisi III DPRD Provinsi NTB melakukan peninjauan langsung terhadap kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kantor Cabang (KC) Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat. Kantor cabang tersebut merupakan salah satu unit pelayanan penting bagi PT BPR NTB.
Tinjauan lapangan ini dipimpin oleh Ketua Komisi III DPRD Provinsi NTB, Sambirang Ahmadi. Dalam kesempatan tersebut, ia menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk melakukan evaluasi kinerja.
“Kami mengevaluasi kinerja PT BPR Cabang Gunungsari, yang merupakan salah satu unit pelayanan utama PT BPR NTB. Kami ingin mendengar langsung harapan-harapan kantor cabang terhadap pimpinan daerah dan manajemen PT BPR NTB,” jelasnya pada Minggu 29 Desember 2024.
Tinjauan ini juga menjadi bagian dari proses penilaian terhadap permohonan persetujuan penambahan penyertaan modal inbreng dari PT BPR NTB ke DPRD.
Setelah melakukan pemeriksaan, Komisi III DPRD NTB menemukan berbagai hal positif terkait kinerja PT BPR Cabang Gunung Sari dan memberikan apresiasi atas capaian yang telah diraih.
“Kami memberikan apresiasi atas capaian kinerja keuangan dan tren peningkatan manajemen yang dicapai oleh PT BPR Gunung Sari,” ujar Sambirang Ahmadi.
Politisi PKS ini mengungkapkan bahwa aset kantor cabang Gunung Sari mengalami kenaikan signifikan, yaitu sebesar Rp14,902 juta, dari Rp9,860 juta sebelum konsolidasi menjadi Rp24,762 juta setelah konsolidasi. Selain itu, outstanding kredit juga mengalami peningkatan sekitar Rp3,931 juta, dari Rp18,750 juta menjadi Rp22,682 juta.
“Setelah penggabungan, reputasi dan kepercayaan masyarakat terhadap PT BPR NTB (Perseroda) Cabang Gunung Sari meningkat, dengan peningkatan penempatan dana sebesar Rp4,250 juta. Jumlah nasabah penabung juga bertumbuh dari 2.982 orang menjadi 4.384 orang,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa laba PT BPR Cabang Gunung Sari juga menunjukkan pertumbuhan yang positif, dengan kenaikan dari sekitar 10 persen pada tahun 2023 menjadi 16 persen pada tahun 2024. “Tren positif ini mencerminkan perbaikan yang signifikan, termasuk dalam rasio kredit nonlancar yang sebelumnya mencapai 26 persen,” tutupnya. (ndi)