Lombok (ekbisntb.com) – Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop UKM) Lombok Timur (Lotim) mengungkapkan dari total 612 koperasi yang terdaftar di wilayahnya, hanya 315 yang masih aktif. Artinya ada 297 koperasi di Lotim ini masih mati suri.
Kepala Diskop UKM Lotim, Muhammad Safwan, menjelaskan indikator aktifnya sebuah koperasi adalah pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT).

“Koperasi dinyatakan aktif jika tetap menjalankan RAT. Sayangnya, hampir separuh dari koperasi yang ada tidak memenuhi kriteria ini,” terang Safwan.
Pemerintah kini menggalakkan pembentukan koperasi desa (kopdes) sebagai upaya memperkuat perekonomian di tingkat desa. Berbeda dengan koperasi umum yang dikelola oleh masyarakat, Kopdes melibatkan kepala desa sebagai ketua pengawas.
“Dari segi jenis usaha, Kopdes memiliki cakupan lebih luas, mencakup koperasi serba usaha, koperasi konsumen, produsen, hingga jasa simpan pinjam,” jelas Safwan.
Safwan menekankan tantangan terbesar dalam menghidupkan koperasi adalah komitmen pengurus, pengawas, dan anggotanya. “Jangan sampai koperasi dibangun, tapi kemudian dibiarkan tidur. Koperasi harus dikelola secara berkelanjutan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti minimnya pendampingan dari pihak dinas karena terbatasnya personel. Harapan ke depan, ujarnya, pendampingan bisa lebih baik dan koperasi tumbuh sebagai soko guru ekonomi rakyat.
Selanjutnya, diketahui dulu ada KUD (Koperasi Unit Desa) yang masih bertahan saat ini 23 unit namun dari jumlah itu juga hanya 16 rutin menggelar RAT.
Dengan kebijakan baru Koperasi Desa, Diskop Lotim berharap dapat memperkuat struktur perekonomian lokal. Namun, perlu adanya sinergi antara pemerintah desa, pengurus koperasi, dan masyarakat untuk memastikan koperasi benar-benar berfungsi optimal.
“Kami berkomitmen mendorong koperasi yang ada agar lebih produktif, termasuk melalui pendampingan meski dengan sumber daya yang terbatas,” pungkas Safwan. (rus)