Lombok (ekbisntb.com) – PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) terus mempercepat pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Langkah ini diambil untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan listrik sekaligus mendukung era kendaraan listrik dan transisi menuju energi hijau.
Hal tersebut disampaikan General Manager PLN UIP Nusra, Yasir, dalam kegiatan Mandalika EV Experience 3 yang diselenggarakan oleh PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTB pada Selasa, 20 Mei 2025.

“Kami terus mendukung kampanye energi hijau. Peningkatan jumlah kendaraan listrik tentu akan berdampak langsung pada peningkatan konsumsi listrik,” ujar Yasir.
Sebagai unit yang bertanggung jawab atas pembangunan infrastruktur pembangkit, PLN UIP Nusra saat ini tengah menggarap sejumlah proyek strategis yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Salah satu proyek utama yang sedang disiapkan adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Lombok 2 berkapasitas 100 megawatt (MW) yang berlokasi di Sambelia, Lombok Timur.
“Proyek ini berada di sebelah PLTU Lombok FTP-2 (2×50 MW). Saat ini sedang dalam tahap lelang dan ditargetkan kontrak dapat ditandatangani tahun ini,” jelas Yasir.
Saat ini, kapasitas pembangkit listrik yang telah beroperasi di Lombok antara lain PLTU Jeranjang 75 MW dan PLTU Sambelia 100 MW. Selain itu, akan dibangun pembangkit baru 100 MW di Sambelia dan pembangkit berkapasitas 30 MW di Sumbawa. Pembangunan juga direncanakan di wilayah lain seperti Bima, Flores, Labuan Bajo, Ende, dan Kupang.
Penambahan kapasitas pembangkit ini, lanjut Yasir, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dan industri saat ini, tetapi juga untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan listrik di masa mendatang.
“PLN ditugaskan negara untuk menyediakan listrik bagi masyarakat. Permintaan listrik akan terus meningkat seiring pertumbuhan populasi dan perkembangan industri, termasuk properti dan kendaraan listrik. Apalagi di NTB akan hadir industri besar seperti smelter, yang juga membutuhkan pasokan daya yang besar,” pungkasnya. (bul)