Lombok (ekbisntb.com) – Kecelakaan maut melibatkan dua bus besar, Dunia Mas dan Surya Kencana, terjadi di sekitar Lape, Kabupaten Sumbawa, sekitar pukul 04.00 dini hari, Sabtu 19 Oktober 2024. Satu penumpang dilaporkan meninggal dunia di tempat kejadian, sementara beberapa lainnya mengalami luka-luka.
Ketua Organda Provinsi NTB, Junaidi Kasum, menyatakan keprihatinannya yang mendalam.
“Ini kecelakaan fatal, dan bukan yang pertama kali terjadi,” tegas Junaidi.
Junaidi Kasum berpendapat bahwa faktor kelelahan menjadi salah satu penyebab kecelakaan ini.
“Faktornya sih kalau lihat jam kerjanya bisa faktor manusianya. Bayangkan orang bekerja disaat waktu orang istirahat normal. Ini jangan sampai jadi korban penumpang,” ujarnya.
JK, panggilan akrabnya, mengaku telah berkoordinasi dengan Wadirlantas Polda NTB dan mendesak agar kejadian ini menjadi perhatian serius. Ia berharap pihak berwenang mengambil langkah konkret untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa.
“Saya sebagai ketua Organda NTB berharap kepada Dishub NTB sebagai otoritasnya untuk bisa melakukan pembinaan, memanggil seluruh pengemudi bus ini sebagai salah satu pembinaan kepada mitra kerja,” ujar Junaidi.
Junaidi menyoroti pentingnya melibatkan langsung para sopir dalam kegiatan pembinaan.
“Dishub, Ditlantas, dan kami Organda bisa dikumpulkan tidak saja pemiliknya, tetapi pengemudinya. Kalau yang selama ini hanya pemiliknya atau perusahaan yang dipanggil untuk pembinaan. Drivernya sekali-kali,” tegasnya.
“Selama ini hanya pengurus atau pengusahanya yang dipanggil, sesekali pembinaan, termasuk penindakan diberikan kepada pengemudi,” tambahnya.
Junaidi menekankan pentingnya memberikan penegasan kepada seluruh perusahaan otobus (PO) untuk lebih serius dalam melakukan pembinaan kepada para sopirnya.
Selain itu, JK juga menyoroti masalah bus-bus yang tidak berizin dan tidak memiliki asuransi kepada penumpang.
“Untungnya kedua bus yang tabrakan ini sama-sama punya izin, yang saya bayangkan bagaimana dengan bus-bus yang tidak berizin, tidak ada asuransi kecelakaan, Jasa Raharja dan lainnya. Kami lihat bus pelat luar selama ini banyak tidak berizin tapi beroperasi di NTB. Ini risikonya kepada penumpang kalau terjadi apa-apa,” ungkapnya. (bul)