spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBerandaKrisis Air, Pembalap dan Penonton MXGP Dilarang Liburan ke Gili

Krisis Air, Pembalap dan Penonton MXGP Dilarang Liburan ke Gili

Mataram (ekbisntb.com) – Asosiasi Perhotelan Gili melarang pembalap dan penonton Motorcross Grand Prix liburan ke tiga gili di Kabupaten Lombok Utara. Hal ini disebabkan krisis air yang dialami di tiga gili tersebut.

Ketua Asosiasi Perhotelan Gili, Lalu Kusnawan meminta kepada penonton maupun pembalap yang akan berlaga di kejuaraan internasional Motocross Grand Prix (MXGP) Lombok Tahun 2024 di Sirkuit Selaparang, untuk tidak datang liburan ke gili.
Penekanan ini disebabkan permasalahan air bersih belum selesai. “Pembalap jangan liburan ke gili Trawangan. Untuk apa mereka datang jika kita tidak bisa melayani dengan baik,” ujarnya pada Senin, 24 Juni 2024.

Selama dua minggu, Pulau Lombok menjadi tuan rumah penyelenggaraan MXGP di Sirkuit Selaparang, Kelurahan Rembiga, Kota Mataram. Antara seri pertama ke seri kedua ada jeda waktu selama sepekan. Jeda waktu ini kemungkinan akan dimanfaatkan oleh pembalap untuk berlibur.

Menurutnya, penolakan kunjungan wisatawan ke Gili Tramena bukan menandakan pengelola hotel menyerah, melainkan kondisi yang tidak diubah. Pemda sambungnya, belum bergerak untuk menentukan kebijakan mengatasi permasalahan air bersih tersebut.

“Harus dibedakan antara kita menyerah dengan kita harus menyelamatkan pariwisata. Kita melakukan penolakan ini karena kita menyelamatkan pariwisata,” lanjutnya.

Sementara itu, bagi pembalap maupun penonton yang telah membeli paket wisata ke gili, pihaknya tidak ikut campur terkait dengan permasalahan tersebut. Ia meminta kepada Pemda KLU untuk mengembalikan pajak retribusi senilai Rp20 ribu kepada seluruh wisatawan yang datang ke Gili Trawangan.

“Kita ada retribusi setiap tamu yang masuk ke gili Trawangan itu kena Rp20 ribu, nah itu harus di refund sama Pemda,” tegasnya.

Dikatakan, krisis air selama empat hari di Gili Trawangan telah membunuh 435 properti yang ada di gili tersebut, sehingga jika tidak segera tertangani, tentu akan lebih banyak property dan restoran yang akan gulung tikar.

“Kami tidak punya pilihan lain, kalau dari pemerintah tidak membantu menyelesaikan, 435 properti yang ada di gili Trawangan memutuskan untuk tidak beroperasi,” pungkasnya. (era)

Artikel Yang Relevan

Iklan

spot_img

Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut