spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiTangani Stunting di NTB, MIM Foundation Manfaatkan Dana Wakaf untuk Produksi Telur...

Tangani Stunting di NTB, MIM Foundation Manfaatkan Dana Wakaf untuk Produksi Telur Omega-3

Lombok (ekbisntb.com) – Tingkat stunting (anak kerdil) di Provinsi NTB masih harus menjadi perhatian serius bersama, tidak saja pemerintah daerah. Lembaga Amil Zakat (LAZ) Metro Insan Mulia (MIM) Foundationpun telah mengembangkan peternakan unggas untuk memproduksi telur Omega3 dari dana wakaf.

MIM Foundation menginisiasi program Wakaf Produktif Ayam Petelur yang bertujuan tidak hanya untuk menekan angka stunting, tetapi juga menopang ketahanan pangan melalui produksi telur lokal.

- Iklan -

Ketua MIM Foundation, Romi Saepudin di Mataram, Rabu, 18 Juni 2025 menjelaskan bahwa program ini berawal dari keprihatinan terhadap tingginya ketergantungan NTB terhadap pasokan telur dari luar daerah.

“Daerah kita masih mendatangkan telur dari luar cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Karena selain menjadi komoditas penting untuk gizi, telur juga berkontribusi terhadap inflasi,” kata Romi.

Melalui program pengembangan unggas petelur yang dikembangkan bersama sejumlah pihak, termasuk Dinas Kesehatan NTB, Bank Indonesia, dan perbankan syariah seperti Bank Dinar dan BSI. Pendanaannya berasal dari skema wakaf tunai yang sudah disetujui oleh MUI dan Kementerian Agama, lalu disalurkan melalui Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKSPWU).

“Kita berhasil menghimpun dana wakaf sebesar Rp270 juta yang kemudian digunakan untuk pengadaan ayam petelur produktif,” terangnya.

Salah satu yang menjadi unggulan dari program ini adalah fokus produksi telur Omega-3, yang diketahui kaya akan kandungan DHA (docosahexaenoic acid), salah satu jenis asam lemak esensial yang penting untuk perkembangan otak dan kesehatan tubuh, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil.

Telur omega-3 dihasilkan dari ayam yang diberi pakan khusus yang mengandung asam lemak omega-3, seperti biji rami, minyak ikan, atau alga. Kandungan nutrisi ini menjadikan telur jenis ini sangat baik untuk mencegah kekurangan gizi kronis seperti stunting, yang disebabkan oleh kurangnya asupan zat gizi dalam waktu lama.

Romi menambahkan, awalnya, MIM Foundation berdiskusi dengan mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Dr. dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM.MARS, bagaimana caranya penanganan stunting. Dr. Fikri saat itu menyampaikan, penanganan stunting dapat dilakukan cukup dengan memberikan konsumsi telur kepada anak setiap hari. Apalagi telur tersebut adalah telur Omega-3.

Dari sanalah, MIM Foundation kemudian mulai berinovasi mengembangkan telur Omega-3.

“Awalnya kita uji coba 200 ekor ayam untuk produksi telur omega-3. Hasilnya bagus, penjualannya juga tinggi, bahkan pasarnya terus habis. Sekarang kita tambah lagi karena permintaan terus naik. Di pasaran telur omega-3 dijual Rp40-50 ribu per 10 butir, kami bisa jual di angka Rp30-35 ribu dengan kualitas lebih baik dan lebih kental,” ujarnya.

Selain untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat NTB, terutama anak-anak, program ini juga menciptakan efek ganda terhadap ekonomi lokal. Telur-telur yang dihasilkan dijual secara profesional, sementara sebagian hasilnya juga digunakan untuk program sosial seperti pembagian telur gratis kepada masyarakat kurang mampu.

“Saat ini kami punya sekitar 2.500 ekor ayam, dan sudah ada 350 ekor yang mulai produksi. Hasilnya sekitar 350 butir telur per hari. Target kami bisa mencapai 6.000 ekor ayam agar bisa menjangkau lebih banyak penerima manfaat dan memperkuat pasokan lokal,” jelas Romi.

Dengan pendekatan berbasis wakaf produktif, MIM Foundation tidak hanya mengangkat misi sosial, tetapi juga mendorong pemberdayaan ekonomi.

“Telur lokal berkualitas untuk anak-anak NTB, itu harapan kami. Program ini menjadi bukti bahwa wakaf bisa menjadi kekuatan ekonomi sekaligus solusi untuk masalah gizi seperti stunting,” pungkasnya.(bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan





Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut