spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiNilai Tambah Garam NTB Harus Naik

Nilai Tambah Garam NTB Harus Naik

GUBERNUR NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, menegaskan komitmennya untuk meningkatkan nilai tambah garam dan sektor perikanan di wilayah pesisir. Upaya ini menjadi strategi kunci Pemprov NTB dalam mengatasi angka kemiskinan yang masih tinggi di kawasan pesisir.

Gubernur Iqbal menyoroti bahwa lebih dari 50 persen kemiskinan di NTB terpusat di sepanjang garis pantai, membentang dari Ampenan, Sekotong, Awang, Tanjung Luar, hingga Sape. Untuk itu, strategi agromaritim diyakini akan menjadi ujung tombak pengentasan kemiskinan di area tersebut.

- Iklan -

Dr. Iqbal melihat potensi besar pada diversifikasi produk garam. Seperti garam farmasi, garam industri, dan garam untuk kosmetik. ‘’Ini tiga jenis garam yang harus kita kembangkan,” ujarnya belum lama ini.

Ia menambahkan kondisi air laut di NTB yang berbeda-beda, mulai dari bagian barat, tengah, hingga timur, sangat mendukung pengembangan jenis-jenis garam ini sesuai kewilayahan. “Jadi peluangnya cukup bagus untuk mengembangkan potensi garam ini,” katanya optimis.

Pemerintah Provinsi NTB bahkan tengah berdiskusi dengan beberapa investor, termasuk dari Malaysia dan Australia, untuk mengembangkan garam industri. Gubernur Iqbal melihat peluang pasar yang besar, terutama ke Malaysia.

“Kalau kita bisa memproduksi garam yang sama kualitasnya dengan Australia, pasti biaya transportasinya lebih murah ke Malaysia, jadi lebih punya peluang kita untuk mengirim ke Malaysia,” jelasnya.

Peningkatan nilai tambah garam ini bukan sekadar urusan ekonomi, melainkan bagian dari solusi fundamental.

“Karena kalau garam dan perikanan ini kita majukan, maka pada saat yang sama kita menyelesaikan masalah kemiskinan di pesisir,” tegasnya.

Selain garam, Gubernur Iqbal juga menyoroti potensi besar NTB dalam budidaya perikanan. Dengan kualitas air pantai yang sangat baik dan sumber daya manusia yang melimpah, sistem padat karya sangat mungkin diterapkan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Namun, ia mengakui bahwa budidaya komoditas kelautan perikanan saat ini belum dilakukan secara masif di NTB. “Budidaya yang dilakukan di NTB masih terfokus pada rumput laut dan udang vaname, itupun belum bisa optimal,” ungkap Iqbal.

Padahal, banyak potensi lain yang bisa dikembangkan, seperti ikan napoleon, ikan kerapu, nila, hingga lobster yang budidayanya masih dalam skala uji coba. “Semua itu butuh ekosistem,” tambahnya.

Dalam upaya mengimplementasikan strategi agromaritim ini, Gubernur Iqbal menekankan pentingnya kolaborasi dan pendekatan berbasis sains.  “Yang dibutuhkan sekarang kolaborasi, ke depan kita butuh pendekatan-pendekatan sains, karena itu kita butuh dan kita akan melibatkan akademisi ke dalam proses pembuatan kebijakan,” tegasnya.

Pendekatan ini akan mengadopsi konsep pentahelik, yang tidak hanya melibatkan akademisi tetapi juga dunia usaha. “Bukan saja kita akan libatkan akademisi, tapi dunia usaha juga harus dilibatkan,” pungkasnya.

Sinergi antara pemerintah, akademisi, dan dunia usaha diharapkan mampu mendorong sektor kelautan dan perikanan NTB menuju kemajuan yang signifikan, sekaligus menjadi motor penggerak pengentasan kemiskinan di wilayah pesisir.(bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan







Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut