spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaBisnisNTB Kantongi Indikasi Geografis untuk Kangkung, Madu, Susu Kuda Liar, dan Mutiara

NTB Kantongi Indikasi Geografis untuk Kangkung, Madu, Susu Kuda Liar, dan Mutiara

Lombok (ekbisntb.com) — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Dinas Perindustrian terus mendorong penguatan daya saing produk unggulan daerah melalui pendekatan Indikasi Geografis (IG). Sejumlah produk khas NTB kini telah mengantongi sertifikat IG, di antaranya kangkung, madu, susu kuda liar, dan mutiara. Sementara itu, kerajinan ketak masih dalam proses pengajuan.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Perindustrian NTB, Hj. Nuryanti, SE., ME di ruang kerjanya, Rabu, 16 April 2025. Menurutnya, pengakuan IG terhadap produk lokal sangat penting karena menjadi pembeda yang jelas di pasar nasional maupun internasional.

- Iklan -

“Dengan IG, unique selling point-nya (USP) bisa kita dapatkan. Jadi lebih mudah dalam branding dan memasarkan produk. Ini bukan cuma soal nama, tapi soal jaminan kualitas dan keunikan yang tidak dimiliki daerah lain,” jelas Hj. Nuryanti.

Ia menambahkan, sertifikasi IG juga menjadi alat perlindungan hukum terhadap produk khas daerah agar tidak diklaim oleh pihak luar. Dalam proses pengajuan dan pelindungan IG ini, NTB bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

“Misalnya ada yang mau eksplorasi lebih jauh potensi kangkung Lombok atau madu Sumbawa, dengan IG ini mereka tahu bahwa produk itu punya keunikan dan kualitas spesifik dari daerah tersebut,” imbuhnya.

Indikasi Geografis adalah tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang, yang kualitas atau reputasinya dipengaruhi oleh faktor geografis, seperti alam dan manusia. IG tidak hanya membantu dalam perlindungan hukum, tapi juga menjadi alat promosi efektif untuk produk lokal agar bisa menembus pasar nasional bahkan internasional.

Produk-produk dengan IG umumnya lebih dipercaya oleh konsumen karena dianggap memiliki jaminan mutu yang khas dan tidak bisa ditiru oleh daerah lain. Contohnya adalah kopi Gayo dari Aceh atau garam Kusamba dari Bali. NTB sendiri mulai memanfaatkan IG sebagai strategi peningkatan nilai tambah produk unggulan.

Upaya penguatan IG ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang NTB untuk memperkuat sektor industri kecil dan menengah (IKM), serta mendorong ekspor berbasis potensi lokal.

Ke depan, tidak hanya fokus pada pengakuan IG saja, tapi juga pemanfaatan teknologi dalam proses produksinya agar standar kualitas bisa tetap terjaga.(bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan











Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut