Mataram (Ekbis NTB) – Harga beras/gabah di penggilingan mengalami penurunan. Ditengarai, akibat berkurangnya permintaan beras masyarakat di pasaran. Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, Raden Guna Dharma melalui Manajer Bisnis, Sawaludin Susanto mengatakan, terkoreksinya harga beras/gabah ini dipengaruhi beberapa hal.
Pertama, NTB sudah memasuki musim panen, meskipun tidak terlalu besar karena mundurnya musim tanam akibat elnino. Panen ini tersebar di beberapa wilayah. Diantaranya Lombok Tengah bagian utara, Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa, termasuk di wilayah Kabupaten Dompu. Panen ini dirasa cukup mempengaruhi ketersediaan pangan masyarakat tanpa harus mengandalkan beras di pasaran.
“Diperkirakan panen ini harga gabah sudah menyentuh Rp6.500/Kg sampai Rp7.000/Kg. sebelumnya sampai Rp8.000/Kg Gabah Kering Panen (GKP). Jika dikonversi ke beras, harganya sudah turun menjadi Rp13.000/Kg, sampai Rp14.000/Kg ditingkat penggilingan. ini sudah beras yang kualitasnya dibuat menjadi bagus (super),” ujarnya.
“Makanya masyarakat jangan panik. Panik itu identic dengan stok yang tidak tersedia. Kalau kita lihat, stok sudah mulai penuh karena di pasaran sudah jenuh. Harganya kita pantau selalu mengalami penurunan. Walaupun masih di atas HPP (Harga Pembelian Pemerintah) sebesar Rp10.900 / Kg untuk kualitas premium, dan Rp13.900/Kg maksimal,” tambahnya.
Sawaludin Susanto menambahkan, penggilingan-penggilingan mitra Bulog mulai menawarkan gabahnya untuk dimasukkan ke Bulog. Sebelumnya, mitra-mitra ini hanya fokus memenuhi kebutuhan pasar karena harga dan kurangnya stok. “Kalau PO (mitra) sudah nelpon untuk memasukkan beras/gabah, berarti pasar sudah memang jenuh. Karena memasuki musim panen hingga beberapa bulan kedepan ini,” ujarnya.
Sawaludin Susanto juga menyebut, trend turunnya harga beras dan gabah ini juga dipengaruhi penyaluran bantuan pangan (bapang) pemerintah selama enam bulan tahun 2024 ini. Satu KK penerima diberikan jatah beras sebanyak 10 Kg/bulan (total 60 Kg selama 6 bulan).
Jika tahun 2023 lalu jumlah penerima bantuan pangan sebanyak 620.204 KPM (Keluarga Penerima Manfaat), tahun 2024 ini jumlahnya bertambah menjadi sebanyak 643.000 KPM/PBP (Penerima Bantuan Pangan). Sebarannya, Kabupaten Lombok Barat 91.868 penerima, Lombok Tengah 154.127 penerima, Lombok Timur 155.796 penerima. Kabupaten Sumbawa 49.581 penerima. Kabupaten Dompu 27.739 penerima. Kabupaten Bima 57.471 penerima. Kabupaten Sumbawa Barat 13.859 penerima. Kabupaten Lombok Utara 38.912 penerima. Kota Mataram 38.203 penerima. Dan Kota Bima 15.444 penerima.
Untuk Bapang bulan Januari tuntas disalurkan, demikian juga jatah bulan Februari, per hari ini masih dalam proses pendistribusian. Tujuan disalurkannya Bapang oleh pemerintah adalah untuk mengurangi beban pengeluaran penerima bantuan pangan sekaligus sebagai upaya dalam mengentaskan kemiskinan, menangani kerawanan pangan, menanggulangi kekurangan pangan dan gizi, menurunkan stunting, mengendalikan gejolak harga pangan dan inflasi serta melindungi produsen dan konsumen dari dampak fluktuasi harga.
“Dari Bapang ini saja, sudah 30 persen KK di NTB hampir tidak lagi membeli beras di pasar. Karena berasnya sudah disalurkan. Ini juga faktor yang membantu penurunan harga beras/gabah,” demikian Susanto. (bul)