spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaNTBKunjungi Museum Negeri NTB, Delegasi Peserta IGS Terkesan Sajian Makanan Tradisional

Kunjungi Museum Negeri NTB, Delegasi Peserta IGS Terkesan Sajian Makanan Tradisional

Event Indonesia Gastro Diplomacy Series (IGS) 2025 di NTB memberikan kesan positif bagi peserta atau Duta Besar (Dubes) dari sejumlah negara. Selain bisa menikmati keindahan objek wisata alam. Peserta juga terkesan dengan kuliner khas Lombok yang disajikan.

SATU meja disiapkan khusus untuk menaruh kuliner khas Lombok yang berbahan beras ketan disiapkan pihak Museum Negeri NTB, dalam menyambut kedatangan delegasi IGS, Jumat 9 Mei 2025. Bahkan, minuman tradisional khas Lombok, Serbat disediakan selain teh panas yang siap seduh.  Delegasi yang berasal dari Kuwait, Singapura, Yordania, Slovakia, Zimbabwe, Serbia, Ukraina (CDA), Polandia, Rwanda, Ethiopia, Kenya (Commercial Attache), Kuba, Maunitania juga Kamboja. Hadir juga delegasi Laos, Inggris (Perwakilan), Austria, Armenia, Bosnia & Herzegovina, Korea Selatan, Filipina, Austria, Fiji, China, Finlandia, Uni Emirat Arab dan Belanda.

- Iklan -

Di bagian lain, pihak Museum Negeri NTB juga menyediakan serabi yang langsung didatangkan dengan pembuatnya. Anggota delegasi IGS dari 28 negara ini bisa menikmati sekaligus melihat secara langsung proses pembuatan serabi.

Kedatangan anggota delegasi  yang dipimpin langsung Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri,  R. Heru Hartanto Subolo diterima Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB H. Abdul Aziz, SH , MH., Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda NTB H. Khairul Akbar, Kepala Museum Negeri NTB Ahmad Nuralam, SH., MH., dan jajaran lainnya usai mengunjungi Pantai Ampenan.

Usai prosesi menyambut kedatangan anggota delegasi, mereka langsung disuguhkan minuman Serbat. Dua petugas langsung mengantarkan minuman Serbat pada anggota delegasi dan pasangannya yang duduk di kursi masing-masing. Setelah itu, mereka langsung mengambil makanan tradisional yang sudah disediakan.

Sebagian besar anggota delegasi sangat suka dengan serabi yang baru matang. Serabi yang masih hangat atau panas langsung diambil di nampan dan dimakan.Meski bahan pelengkap lain, seperti parutan kelapa muda dan gula aren belum dicampur. Ketika mereka merasakan serabi yang sudah dicampur lengkap, banyak di antaranya yang menambah. Bahkan ada yang meminta untuk dibungkus.

Nikmatnya khas kuliner Lombok dan beragam potensi yang dimiliki Lombok cukup berkesan bagi Duta Besar Slovakia untuk Indonesia Tomas Ferko. Dikonfirmasi di sela-sela menikmati makanan serabi, Tomas Ferko mengakui sudah 4 kali ke Indonesia.

Dirinya senang dengan makanan khas Lombok, termasuk keindahan alam yang dimiliki membuatnya senang berkunjung ke daerah ini. Apalagi dalam setiap kunjungannya selalu ada hal yang baru tentang Lombok dan kekayaan alamnya.

Tomas Ferko juga terkesan dengan keindahan alam Rinjani. Menurutnya, tempat ini sangat cocok untuk menghabiskan waktu dan mengeksplorasi keindahan alam yang dimiliki Lombok, khususnya dan NTB umumnya.

Kepala Museum Negeri NTB Ahmad Nuralam mengakui, jika kunjungan delegasi IGS memberikan kesan positif, terutama dengan sajian yang diberikan dan keberadaan koleksi yang ada di museum.

‘’Kementerian mengakui mereka puas hadir di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat. Dan mereka dapat melihat tentang NTB secara simple. Mereka mendapatkan kesan tentang NTB bahwa NTB multikultural dan terdiri dari berapa etnis. Dan kita berharap ini bisa menjadikan visi Gubernur bisa terwujud, yakni Makmur Mendunia,’’ ujarnya.

Nuralam mengakui, koleksi yang ditampilkan berkaitan dengan konektivitas. Menurutnya, walau NTB wilayah bagian dari Indonesia, tapi ternyata NTB punya kontribusi secara global. Hal ini dilihat di dalam. Dda koleksi, ada maket dari Samalas dan Tambora. Dan itu membuktikan bahwa NTB terhubung dengan global, bagaimana Samalas mempengaruhi dunia dan Tambora mempengaruhi sejarah Eropa, ketika Napoleon Bonaparte saat melakukan ekspansi ke beberapa negara.

‘’Dan ternyata dari dulu NTB Lombok – Sumbawa itu terkoneksi secara global. Nah ini yang kita tampilkan pesan itu mereka sudah dapatkan dan kita juga menampilkan tentang hal-hal yang sifatnya living (hidup). Jadi kami menampilkan tentang tidak hanya artefak yang ada di museum, tapi bagian dari tradisi masyarakat, bagian dari keseharian masyarakat kita tampilkan, makanan tradisional yang ternyata itu sangat menarik bagi mereka,’’ terangnya. (ham)

Artikel Yang Relevan

Iklan



Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut