Lombok (ekbisntb.com) – Sebagai daerah lumbung pangan, banyak hasil bumi NTB langsung di ekspor tanpa dilakukan pengolahan di dalam daerah. Hal ini mengakibatkan nilai tambah komoditas tersebut menjadi rendah, sehingga untuk meningkatkan nilai barang Dinas Perindustrian Provinsi NTB mengupayakan terwujudnya sentra olahan agro di provinsi ini.
Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Hj. Nuryanti SE.,ME mengatakan pihaknya telah mengupayakan adanya pabrik atau industri pengolahan barang mentah sejak tahun 2022, namun permintaan ini ditolak oleh Kemendagri.
“Kami mengusulkan pada tahun 2022 itu ada UPT khusus yang menangani industri hulu. Itu sudah kita buat kajiannya, tela’ah, sampai Kemendagri malah ditolak,” katanya, Selasa, 6 Agustus 2024.
Nuryanti mengatakan, dengan kondisi saat ini, yang mana harga tomat rendah serta panen yang melimpah membuat pihaknya perlu mewujudkan industri olahan pangan mentah. Industri ini diperuntukkan untuk menjaga stok pangan tetap tersedia.
Karena pengajuan sebelumnya ditolak oleh Kemendagri, Pemprov NTB melalui Dinas Perindustrian kembali mengajukan dibangunnya industri olahan di NTB. Pengajuan ini dikatakan sangat didukung oleh Kementrian Perindustrian.
“Dari kementrian Perindustrian sendiri sangat support dan mendukung untuk adanya sentra olahan agro di NTB. Itu proposal sudah diajukan ke Kementrian Perindustrian dan Insya Allah untuk tahun berikutnya kita sudah ada lampu hijau,” lanjutnya.
Sentra olahan agro ini rencananya akan dibangun di Lombok Timur dengan anggaran sekitar Rp30 miliar, nilai tersebut diperuntukkan untuk membeli mesin dan peralatan untuk pengolahan.
“Itu sudah kita on progress, mudah-mudahan tahun depan disetujui Dana Alokasi Khusus (DAK) Dinas Perindustrian untuk industry olahan tomat yang kita usulkan tempatnya di Sakra, Lombok Timur, ada bangunan Pemda Provinsi bekas Poltekkes. Jadi tidak terlalu banyak membebani APBD karena ada aset yang bisa dimanfaatkan,” tutupnya. (era)