Mataram (ekbisntb.com) – Kepala Dinas Perdagangan NTB, Baiq Nelly Yuniarti, AP., M.Si, menjelaskan, rendahnya inflasi NTB di bulan Mei 2024, diakibatkan dari kurangnya pergerakan perekonomian masyarakat. Inflasi Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Mei 2024, sebesar 2,7 persen lebih rendah dari bulan April yang mencapai 3,31 persen. Kondisi inflasi ini juga lebih rendah dari nasional yang mencapai 2,84 persen.
“Kita di bulan Mei ini alhamdulillah di bawah nasional. Iya, kita mengalami deflasi yang artinya masyarakat kita tidak ada yang belanja,” terang Nelly ditemui pada Selasa, 4 Juni 2024.
Pergerakan ekonomi masyarakat di bulan Mei, sangat minim jika dibandingkan dengan bulan puasa pada Maret-April 2024 lalu. Situasi ini kata Nelly, sangat jarang terjadi. “Selesai lebaran stuck pergerakan ekonomi kita. Memang ini sangat jarang, makanya inflasi kita bisa 2,77 persen,” sebutnyaa.
Meski inflasi NTB mengalami penurunan, tetapi tetap memberikan dampak buruk, khususnya kepada para pedagang. “Bahayanya adalah kasian pedagang, pergerakan ekonomi kita belum bergerak,” ujarnya.
Sementara itu, beras mengalami kenaikan harga eceran tertinggi yang mulanya Rp11.000/kg, kini naik menjadi Rp12.500/kg. Menurutnya, kenaikan HET beras ini tidak begitu mempengaruhi inflasi NTB. Akan tetapi, komoditas yang menyebabkan inflasi di bulan ini adalah gula, bawang merah, dan babai.
Untuk menekan tingginya harga cabai dan bawang merah, pemerintah provinsi akan memperluas areal tanam komoditas cabai. Khusus, bawang merah Distanbun NTB akan membentuk champion bawang atau petani penggerak untuk membantu pemerintah provinsi untuk menstabilkan harga Bawang.
“Kita mengajak beberapa pelaku atau pemain besar Bawang untuk menjadi investor dalam artian menampung offtaker produk,” tutupnya. (era)