Lombok (ekbisntb.com) – Tim Dinas Pertanian Lombok Barat turun mengecek lahan tanaman padi yang terdampak bencana banjir di wilayah Telaga Lebur, Desa Sekotong Tengah, Kamis 2 Januari 2025. Sebanyak tujuh hektare tanaman padi yang baru ditanam petani di daerah itu dipastikan bisa ditangani. Sebagian tanaman yang terbawa arus bisa disisip atau diganti oleh petani.
Untuk mencegah dampak banjir terhadap lahan pertanian yang berada dekat dengan sungai, Balai Wilayah Sungai (BWS) diminta untuk membangun beronjong.Tim Distan yang dipimpin oleh Kadis Pertanian Darmayanti Widyaningrum didampingi Kabid PSP I Nyoman Sugiartha, Kabid Perkebunan bersama Kades Sekotong Tengah M Burham, Kadus Telaga Lebur Kebon Mahnun, dan petani turun ke sejumlah titik lahan pertanian warga yang terdampak. Salah satunya yang lumayan luas di Poktan Beriuk Kemos Dusun Telaga Lebur Kebon.
Di sini tim mengecek kondisi tanaman padi yang baru ditanam seminggu lalu oleh petani. Tim juga mengecek penyebab air sungai meluap. Selanjutnya tim turun ke lahan pertanian di dusun lainnya.
Kepala Dinas Pertanian Lobar menjelaskan, pihaknya turun mengecek tujuh hektare lahan tanaman padi petani yang sempat dilanda banjir. “Alhamdulillah setelah kami cek, tanaman padinya masih aman karena umurnya masih sekitar seminggu atau dua minggu. Jadinya meskipun kemarin terendam, sekarang sudah bisa pulih lagi,” ujarnya.
Kemudian di dusun lain, tanaman padi petani memang masih terendam, namun masih bisa tumbuh, karena usianya baru seminggu. Tinggal beberapa tanaman yang rebah bisa disulam atau disisip. Bagi petani di dusun ini sudah diberikan bantuan pompa oleh pihaknya, sehingga pompa ini bisa dimanfaatkan untuk menguras air pada lahan yang tergenang air banjir.
Pihaknya juga mengecek kondisi tanggul sungai yang berada dekat dengan lahan pertanian. “Kami perlu koordinasi dengan BWS terkait beronjong, karena air sungai naik akibat beronjong kurang memadai,” ujarnya.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan PU dan BWS agar dibangun beronjong lebih memadai untuk mengantisipasi dampak bencana agar tidak menggerus lahan pertanian warga. Karena daerah ini jelasnya termasuk daerah rawan banjir yang bisa menyebabkan lahan pertanian warga gagal panen atau rusak.
Lebih lanjut ia mengajak para petani untuk mengikuti asuransi usaha pertanian, warga cukup membayar Rp36 ribu sekali panen. Ketika kalau mengalami gagal panen, maka warga akan diganti kurang lebih 6 juta lebih per hektare. “Sehingga petani aman, karena itu kami imbau kepada petani yang rentan terdampak bencana agar mengikuti asuransi usaha pertanian,” imbuhnya.
Sebab diakui, petani yang ikut asuransi ini masih minim. Sehingga ke depan ia telah mendorong petugas penyuluh untuk mensosialisasikan kepada petani, dan meminta bantuan kepala dusun memberikan pemahaman ke warganya agar ikut asuransi.
Pada bagian lain, pintu air Bendungan Tibu Kuning Desa Batu Putih, Kecamatan Sekotong rusak. Akibatnya, aliran air dari Bendungan tidak bisa mengalir, sehingga meluap ke pemukiman warga Dusun Berambang. Masyarakat setempat berharap agar pintu air tersebut diperbaiki untuk mencegah banjir susulan.
Sahli, warga setempat mengatakan, banjir melanda daerah tersebut pada Rabu 1 Januari 2025 lalu diakibatkan satunya pintu air yang rusak tersebut. “Gara-gara pintu air tidak bisa dibuka (rusak) dari bendungan ke pengempel, air masuk ke pemukiman warga RT. 06 Dusun Berambang Desa Batu Putih,” tuturnya, Jumat 3 Januari 2025.
Ketinggian air ketika itu pun lumayan mencapai 50 centimeter. Menurutnya, kejadian banjir akibat pintu tidak bisa dibuka ini baru kali ini terjadi. Dan dipicu juga intensitas hujan tinggi. Kerusakan dari pintu air bendungan tersebut telah lama terjadi.
Warga khawatir, jika pintu air tidak diperbaiki maka air akan naik lagi ke pemukiman warga. Warga yang ada di sekitaran Bendungan ini tetap was-was karena air akan naik ke pemukiman. Petani juga khawatir lahan persawahan di dua dusun di daerah itu terancam akan kekurangan air nantinya. “Karena itu kami berharap segera diperbaiki,”harapnya. (her)