spot_img
26.5 C
Mataram
Beranda blog Halaman 388

Picu Lonjakan Harga Gabah Lotim Diduga Banyak Keluar Daerah

0
Stok beras yang ada di Bulog. Gabah dari Lotim diduga banyak dikirim ke luar daerah, sehingga pengiriman ke luar daerah harus dibatasi. (Ekbis NTB/rus)

Kabupaten Lombok Timur (Lotim) merupakan daerah penghasil beras. Bahkan masuk dalam daftar lumbung beras nasional. Akan tetapi, saat ini warga Lotim turut alami Lonjakan harga beras yang sudah tembus Rp 17 ribu per kilogram. Diduga, saat produksi gabah di Lotim ini banyak yang keluar daerah.

Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Lotim, Lalu Mustiarep kepada Ekbis NTB via ponselnya, pekan kemarin, mengatakan banyak mobil besar dengan nomor polisi dari luar daerah langsung ambil gabah petani di sawah. Pengaturan mengenai lalu lintas gabah antar daerah ini bukanlah kewenangan kabupaten, tapi  merupakan kewenangan pemerintah provinsi.

Pembeli-pembeli dari luar daerah ini mampu membeli dengan harga yang relatif lebih tinggi dari pembelian pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog). Alasan ini membuat petani Lotim banyak menjual gabah hasil panennya ke pembeli dari luar tersebut.

Lonjakan harga beras ini diprediksi kuat bisa menjadi penyumbang terjadinya inflasi. Tidak dinafikan, besar juga pengaruh el nino yang berkepanjangan. Terjadi pergeseran waktu tanam. Namun, Lotim termasuk daerah yang terakhir mendatangkan beras impor sebagaimana persetujuan Gubernur.

Kenaikan harga beras ini diakui selama ini paling tinggi sepanjang sejarah. Selain premium, medium juga sudah ada yang naik hingga Rp 14 ribu per kilogram. Karenanya sangat diharapkan, pemerintah provinsi ke depan bisa lebih ketat lagi dalam mengatur lalu lintas pangan, utamanya beras ini. Sebelum gudang Bulog terisi semua di Lotim, diharapkan pembelian dari luar tidak diladeni.

Guna menstabilisasi harga beras ini, pemerintah saat ini sudah mulai menggencarkan operasi pasar. Selain itu, bantuan pangan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) kembali disalurkan ke 155 ribu warga Lotim sampai bulan Juni 2024 mendatang.

Kegiatan OP dan penyaluran BP CBP ini diharapkan segera normalisasi harga beras. Terlebih menjelang puasa bulan Ramadhan.

Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian, sejumlah petani juga sudah ada yang panen. Prediksinya, bulan April-Mei ini merupakan waktu panen raya. Dengan demikian, harga beras akan kembali normal. (rus)

Sedan Lombok Taksi Disuntik Mati

0
Bluebird menghentikan operasional armada sedan Lombok Taksi (Ekbis NTB/ist)

Mataram (Ekbis NTB) – Blue Bird menghentikan operasional armada sedan Lombok Taksi, dengan alasan untuk menjawab kebutuhan pelanggan. Dr. Panca Wiadnyana, GM Area Bali-Lombok Bluebird mengatakan, penggantian armada taksi Bluebird sedan menjadi MPV (Multi Purpose Vehicle) atau kendaraan multi guna merupakan salah satu langkah strategis perusahaan dalam memberikan layanan yang relevan dengan kebutuhan penumpang.

Saat ini, penumpang lebih membutuhkan taksi yang dapat mengakomodasi lebih banyak orang untuk pergi bersama teman-teman atau keluarga. Apalagi Lombok dan Bali adalah tujuan wisata popular, sehingga armada jenis MVP sangat dibutuhkan untuk wisatawan yang biasanya datang berkelompok atau membawa banyak barang.

“Untuk armada jenis sedan yang usianya di bawah 5 tahun masih kami operasikan. Tapi jika sudah lebih dari 5 tahun, maka kami lakukan penggantian dengan armada jenis MPV. Sedangkan armada sedannya sendiri kami jual kepada publik,” katanya. Dr. Panca  menambahkan, secara keseluruhan, saat ini Bluebird Group memiliki lebih dari 20.000 armada yang terdiri dari Bluebird (taksi), Silverbird (taksi eksekutif), Goldenbird (mobil rental), Bigbird (bus), dan Cititrans (shuttle antarkota).

Sementara untuk wilayah Lombok sendiri saat ini jumlah armada taksi Bluebird sebanyak 225 unit dengan jenis MPV. Sedangkan jumlah armada mobil rental Goldenbird sebanyak 14 unit. Pada bagian lain, ia juga menyampaikan eksistensi perusahaan, secara umum perkembangan bisnis Bluebird secara nasional masih sesuai dengan target perusahaan, dan Lombok menjadi salah satu wilayah yang berkontribusi positif terhadap pencapaian target tersebut.

“Realisasi bisnis saat ini dan sampai akhir tahun 2023 masih sejalan dengan ekspektasi manajemen, yakni untuk bertumbuh double digits baik dari segi pendapatan maupun laba bersih,” demikian Dr. Panca. (bul)  

Peduli Korban Banjir Sumbawa, YBM PLN UP3 Sumbawa Salurkan bantuan

0

Sumbawa (Ekbis NTB)-YBM PLN UP3 Sumbawa kembali menyalurkan zakat pegawai PT PLN Persero melalui Program Social Aid For Life (Aksi Peduli Banjir Bandang Kota Sumbawa).

Banjir bandang yang melanda Kelurahan Brang Bara, Sumbawa Besar pada tanggal 7 Maret 2024, meninggalkan dampak yang cukup besar bagi warga setempat. Tingginya curah hujan menjadi penyebab utama dari bencana tersebut, yang menyebabkan air sungai meluap dan mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan bagi sebagian besar penduduk.

Dalam semangat kepedulian terhadap sesama, Yayasan Baitul Mal PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Sumbawa turut beraksi dengan menyelenggarakan program bantuan sosial. Sebanyak 150 paket sembako diberikan kepada korban banjir dalam beberapa tahap distribusi.

Tahap pertama dimulai pada tanggal 7 Maret dengan penyaluran 50 paket, dilanjutkan dengan 40 paket pada tahap kedua pada 8 Maret, 25 paket pada tahap ketiga pada 9 Maret, dan 35 paket pada tahap keempat pada 10 Maret.

Ungkapan terima kasih terpancar dari para penerima bantuan. Ibu Hawa, salah satu warga yang terdampak, menyampaikan apresiasinya terhadap perhatian dan bantuan yang diberikan oleh YBM PLN.

“Barang-barang kami juga sudah banyak yang hanyut terbawa banjir dan kondisi kami masih belum stabil. Terimakasih kepada YBM PLN yang sudah memberikan perhatian lebih kepada kami” ujarnya.

Bantuan sembako yang disalurkan ini berasal dari zakat yang dikumpulkan dari pegawai PT PLN (Persero), yang secara berkala dipotong sebesar 2,5% dari pendapatan mereka setiap bulannya. Pak Ahmadi, Ketua RT 003 RW 005 Kelurahan Brang Bara, juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan ini.

Ia mengakui bahwa hal tersebut sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama di tengah kenaikan harga beras.

Sementara itu, Sudjarwo, General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB, menekankan bahwa bantuan ini adalah bentuk nyata kepedulian para pegawai PLN terhadap sesama. “Dalam situasi sulit seperti ini, kepedulian dan solidaritas dari berbagai pihak menjadi sangat penting untuk membantu para korban pulih dari musibah banjir yang melanda. Melalui YBM PLN, kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban korban banjir dan memberikan manfaat.” tutur Sudjarwo.(bul)

Ajukan Kerja Sama dengan OJK

0
Rico Rinaldy (Ekbis NTB/dok)

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB mengingatkan kepada pemerintah daerah di kabupaten/kota memiliki inisiatif untuk memberantas praktik ijon yang menjerat para petani, khususnya petani rumput laut.

Sebagaimana ditegaskan Kepala OJK Provinsi NTB, Rico Rinaldy. Menurutnya, Pemda dapat mengajukan kerja sama dengan OJK untuk menggerakkan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) melalui skema kerjasama tertentu di daerah-daerah yang dianggap menggurita praktik ijon.

Pemda, lanjut Rico, dapat mengadopsi cara yang dilakukan oleh Pemda Kabupaten Lombok Timur dalam memberantas rentenir, termasuk praktik ijon. Pada tahun 2021 lalu, Pemkab Lotim meraih penghargaan TPAKD Award berkat program Lotim Berantas Rentenir Melalui Kredit Tanpa Bunga (Lotim Berkembang).

Program tersebut dicanangkan sejak 2020, dimana Pemkab Lotim bekerjasama dengan lembaga keuangan dan asuransi untuk menyalurkan kredit/pembiayaan khususnya kepada petani peternak. Bunga cicilan, dan asuransi kredit ditanggung oleh Pemkab Lotim menggunakan APBD-nya. Peternak hanya mengembalikan hutang pokok kepada lembaga keuangan.

“Pola itu bisa dijadikan contoh untuk menangani praktik ijon di masyarakat. Pemdanya yang harus punya inisiatif untuk melindungi masyarakatnya. Nanti kami mendorong lembaga keuangan (bank dan non bank) masuk,” katanya.

Rico menambahkan, selain itu, OJK juga terus mengedukasi masyarakat, bersama TPAKD untuk mengelola keuangannya dengan baik.  “Boleh ditunjukkan juga kepada kami, di mana wilayah-wilayah yang marak praktik ijonnya. Bila perlu kami datangi juga Pemdanya terkait,” imbuhnya.

Menurutnya, jika Pemda tidak memiliki inisiatif, rantai ijon tidak bisa diputus. Maka yang tetap akan dirugikan adalah petani, atau nelayan, pun peternak. “Kami support deh melalui industri jasa keuangan,” ujarnya.

Tidak saja kepada petani, Rico juga menyebut NTB sebagai lumbung Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau dulunya disebut TKI, masyarakat harus diberikan kemudahan pembiayaan untuk berangkat bekerja ke luar negeri. Tanpa harus meminjam modal dari pemilik modal yang afiliasinya dengan rentenir.

Pemerintah daerah menurutnya harus menyediakan skema kerjasama pembiayaan kepada PMI, seperti halnya yang dilakukan oleh Pemda Kabupaten Lombok Timur membantu masyarakat peternak.

“Untuk PMI bisa juga, Pemda menyiapkan anggaran daerah untuk membayar bunga pinjaman untuk membantu masyarakat yang bekerja ke luar negeri. PMInya nanti tinggal bayar pokok, kita bisa skemakan kerjasamanya dengan lembaga keuangan,” tegasnya.(bul)

Harga Komoditas Pangan Naik, Bank Indonesia Ingatkan Masyarakat, Jangan ”Panic Buying”

0
Rapat TPID NTB dihadiri Pj. Gubernur NTB dan Bupati Kabupaten Sumbawa. (Ekbis NTB/ist)

Mataram (Ekbis NTB) – Masyarakat diminta tidak belanja secara berlebihan (borong) karena merasa khawatir ketiadaan stok (panic buying), terutama pada komoditas pangan, salah satunya beras. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry A Harahap usai melakukan rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Ruang Rapat Utama Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Jumat, 1 Maret 2024. Rapat ini dihadiri seluruh unsur TPID di NTB, dan para stakeholder terkait.

Panic buying adalah fenomena di mana orang secara berlebihan membeli barang-barang, terutama dalam situasi darurat atau ketidakpastian. Dampak dari panic buying dapat sangat signifikan dan mempengaruhi masyarakat serta perekonomian. Beberapa akibat dari panic buying diantaranya.

Kecemasan massal. Ketika orang melihat orang lain memborong barang, mereka cenderung ikut panik dan membeli lebih banyak daripada yang sebenarnya mereka butuhkan. Kekurangan Produk. Ketika banyak orang membeli lebih banyak dari biasanya, stok barang dapat habis dengan cepat, meninggalkan orang lain yang membutuhkannya tanpa pilihan.

Panic buying mengakibatkan pemborosan uang dan sumber daya. Kenaikan Harga (Inflasi), permintaan yang tiba-tiba dan berlebihan dapat menyebabkan kenaikan harga yang signifikan. Ketika banyak orang membeli barang secara bersamaan, penjual dapat menaikkan harga untuk memanfaatkan situasi ini.

Fenomena panic buying dapat menyebabkan ketidakstabilan pasar. Perubahan permintaan yang tiba-tiba dapat memengaruhi pasokan dan harga, yang pada gilirannya mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan. Sehingga penting untuk tetap tenang dan bijaksana dalam membeli barang.

Berry menegaskan, harga beras akan berangsur-angsur stabil. Maret sudah mulai memasuki masa panen, meskipun belum panen raya.

Alhmdllah kita akan masuk masa panen padi. Masalah naiknya harga beras akan terurai, sehingga April akan kembali normal,” katanya. Hanya saja, beberapa komoditas hortikultura yang kemungkinan masih tinggi harganya adalah cabai dan bawang merah. Pada bulan Ramadhan, konsumsi masyarakat akan meningkat. Sebagaimana tradisi di Indonesia.

Untuk itu, Bank Indonesia bersama stakeholder akan tetap melakukan operasi pasar, bazar, melibatkan petani kelompok binaan penghasil cabai dan bawang merah. “Dengan operasi pasar, kita ingin ingatkan masyarakat jangan khawatir soal stok. Jangan panic buying karena barangnya ada,” tambahnya.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mengendalikan diri, misalnya untuk penggunaan cabai sementara waktu dapat menggunakan alternatif cabai kering yang lebih tahan lama. “Menggunakan cabai ndak mesti harus cabai segar untuk menekan lonjakan permintaan. Sudah ada alternatifnya menggunakan cabai kering. Supaya harga cabai segar ini tidak terus-terusan naik. Kalau kita sama sama bisa mengendalikan konsumsi, inflasi kita juga bisa aman,” demikian Berry.

Bupati Kabupaten Sumbawa, Mahmud Abdullah yang hadir mengikuti kegiatan ini juga menyampaikan, beberapa wilayah di Kabupaten Sumbawa sudah mulai panen padi. Sekitar 32 hektar untuk tahap awal, jika disetarakan dengan beras, 1 hektar menghasilkan 6 ton, hasil total produksi awal diperkirakan 192 ton beras.

“Di wilayah Sumbawa yang sudah panen itu, di Lunyuk, Alas, Buer, Puri. Insya Allah aman, asal tidak terjadi hal hal yang mengkhawatirkan umpamanya banjir ini yang kita jaga,” ujar Bupati. Dengan potensi panen ini, Kabupaten Sumbawa yang dikenal sebagai lumbung padi NTB tak khawatir ketersediaan pangan. Hasil panen inipun belum ditambah dengan bantuan pangan (bapang) yang sudah digelontorkan pemerintah. Sehingga diyakini harga beras terjaga, dan inflasi terjaga.

“Di daerah mana kira-kira inflasinya meningkat kita bisa kejar, kita bisa intervensi. Seperti sekarang ini harga beras (tinggi, red), kita sedang bergerak. Bahkan sudah operasi pasar juga di semua kecamatan,” jelasnya.

Operasi pasar murah dan bantuan pangan yang digelontorkan diharapkan dapat menekan harga beras di pasar. Ditambah sudah mulai panen, maka tidak menutup kemungkinan harga beras stabil. (bul)

BPS : Angka Tetap Produksi Padi NTB Tahun 2023 1,54 Juta Ton GKG

0
BPS Provinsi NTB merilis angka tetap produksi komoditas pertanian NTB selama tahun 2023. (Ekbis NTB/ist)

Mataram (Ekbis NTB) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB merilis angka tetap (Atap) produksi komoditas pertanian NTB selama tahun 2023, salah satunya produksi padi.

Sebagaimana dipaparkan Kepala BPS Provinsi NTB, Wahyudin, di kantornya, Jumat, 1 Maret 2024 pada 2023, luas panen padi mencapai sekitar 287,51 ribu hektare dengan produksi padi sebesar 1,54 juta ton gabah kering giling (GKG).

Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi beras pada 2023 mencapai 876,27 ribu ton. Luas Panen dan Produksi Padi di Provinsi Nusa Tenggara Barat 2023 (Angka Tetap). Luas panen padi pada 2023 mencapai sekitar 287,51 ribu hektare, mengalami kenaikan sebanyak 17,42 ribu hektare atau 6,45 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 270,09 ribu hektare.

Produksi padi pada 2023 yaitu sebesar 1,54 juta ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 85,59 ribu ton atau 5,89 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 1,45 juta ton GKG. Lanjut Wahyudin, sementara itu, produksi beras pada 2023 mengalami kenaikan sebanyak 48,75 ribu ton atau 5,89 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 827,52 ribu ton.

Wahyudin menambahkan, Berdasarkan hasil Survei KSA, realisasi luas panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2023 mencapai sekitar 287,51 ribu hektare, atau mengalami kenaikan sebesar 17,42 ribu hektare (6,45 persen) dibandingkan 2022 yang sebesar 270,09 ribu hektare. Puncak panen padi pada 2023 selaras dengan 2022 yaitu terjadi pada bulan Maret. Luas panen padi pada Maret 2023 adalah sebesar 73,77 ribu hektare, sedangkan pada Maret 2022 luas panen padi mencapai 84,41 ribu hektare.

Sementara itu, luas panen padi pada Januari 2024 mencapai 5,97 ribu hektare, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2024 diperkirakan seluas 109,41 ribu hektare. Dengan demikian, total luas panen padi pada Subround Januari-April 2024 diperkirakan mencapai 115,38 ribu hektare, atau mengalami penurunan sekitar 43,46 ribu hektare (27,36 persen) dibandingkan luas panen padi pada Subround Januari-April 2023 yang sebesar 158,85 ribu hektare.

Pada Januari 2024, produksi padi diperkirakan sebesar 32,00 ribu ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2024 mencapai 570,03 ribu ton GKG. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari-April 2024 diperkirakan mencapai 602,03 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sekitar 274,33 ribu ton GKG (31,30 persen) dibandingkan 2022 yang sebesar 876,36 ribu ton GKG.

Peningkatan produksi padi yang cukup besar pada 2023 terjadi di beberapa wilayah potensi penghasil padi seperti Kabupaten Bima, Kabupaten Sumbawa, dan Kabupaten Dompu. Hanya Kota Mataram yang mengalami penurunan produksi. Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2023 adalah Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Sumbawa, dan Kabupaten Lombok Timur.

Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Kabupaten Lombok Utara, Kota Mataram, dan Kota Bima. Berdasarkan potensi produksi padi pada awal tahun 2024, beberapa kabupaten/kota dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2024 adalah Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Sumbawa. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama yaitu Kabupaten Lombok Utara, Kota Mataram, dan Kota Bima. (bul)

NTB Bertekad Genjot Ekspor Sejumlah Komoditas Potensial Non Tambang

0
Petani kopi di Sajang, Sembalun Lombok Timur tengah panen buah kopi yang sudah chery. Kopi NTB adalah komoditas potensial ekspor karena kualitasnya. (Ekbis NTB/bul)

Mataram (Ekbis NTB) – Catatan ekspor NTB terus didominasi komoditas hasil galian (pertambangan). Sementara persentase ekspor komoditas non tambang tercatat masih kecil. Pemerintah di daerah ini bertekad untuk terus mendorong peningkatan ekspor komoditas non tambang potensial.

Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Baiq. Nelly Yuniarti menyampaikan tekadnya untuk terus memperbesar kue ekspor non tambang NTB. Bekerjasama dengan para stakeholder, diantaranya Bank Indonesia, atase perdagangan di luar negeri. Dan para pihak terkait lainnya. Baiq. Nelly tak menampik, selama ini NTB kecolongan.

Komoditas-komoditas potensial non tambangnya di kirim ke luar negeri oleh buyer luar daerah. jadilah komoditas ekspor tersebut atas nama daerah lain. Bukan atas nama NTB yang merupakan sumber produksi/bahan bakunya. “Selama ini kita memang kecolongan. Sekarang, secara SKA (Surat Keterangan Asal) sudah naik 20 persen, atas nama SKA NTB. Kita sudah menarik komoditas ekspor tersebut sudah atas nama NTB di luar negeri. Ini yang kita lakukan terus. Supaya barang-barang kita yang ke luar negeri itu membawa nama NTB langsung,” ujarnya.

Beberapa komoditas non tambang potensial NTB yang diyakini bisa ditingkatkan ekspornya ini diantaranya, kopi, rumput laut. Ada juga jagung, namun kendala mendorong ekspor jagung adalah harga dalam negeri. “Saat harga dalam negeri bagus, petani enggan menjualnya ke luar. Sehingga ekspor dijadikan second line (pilihan kedua),” ujarnya.

Ada juga potensi vanili organik yang digarap pengembangannya oleh Bank Indonesia. Menurutnya, setelah vanili organic Nusa Tenggara Barat diekspor, tingkat kepercayaan buyer di luar negeri meningkat terhadap komoditas daerah ini. Apalagi vanili organik NTB dikenal kualitasnya. Sehingga banyak buyer-buyer dari luar negeri yang datang mencari vanili ke daerah ini.

“Ekspor ini adalah branding daerah kita. Semakin banyak kita ekspor dan semakin luar jangkauan negara ekspor kita, daerah kita makin dikenal di berbagai belahan dunia,” imbuhnya. Begitu juga kerajinan ketak yang sudah berjalan ekspornya. Pemerintah di NTB juga melirik gula aren untuk ekspor. Mengingat potensi produksinya cukup besar dan sangat diminati di luar negeri.

Baiq. Nelly menambahkan, yang tak kalah besar potensinya adalah hasil perikanan, baik budidaya maupun tangkap. “Kita sudah punya cold storage, kita sudah punya Pelabuhan Perikanan Awang. Untuk mendorong ekspor semua komoditas potensial ini, kerjasama kita tingkatkan. Dengan Bank Indonesia, dengan atase perdagangan, dan lainnya. Karena kita terkendala anggaran kalau mau mengikuti misi dagang di luar negeri,” demikian Baiq. Nelly.

Berdasarkan keterangan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, Wahyudin, nilai ekspor NTB pada Bulan Februari 2024 sebesar US$ 230,71 Juta, mengalami kenaikan sebesar 24,90 persen dibandingkan Bulan Januari 2024. Nilai ekspor Bulan Februari 2024 yang terbesar ditujukan ke Cina sebesar 67,46 persen, berikutnya Jepang sebesar 32,38 persen kemudian India yaitu sebesar 0,07 persen.

Sementara kelompok komoditas ekspor Provinsi NTB yang terbesar pada Bulan Februari 2024 adalah Barang Galian/Tambang Non Migas sebesar US$ 229.894.817 (99,65 persen), Garam, Belerang, Kapur sebesar US$ 333.265 (0,14 persen), Perhiasan/Permata sebesar US$ 235.580 (0,10 persen), Berbagai Produk Kimia sebesar US$ 161.800 (0,07 persen), serta Biji-bijian berminyak sebesar US$ 52.757(0,02 persen). (bul)

HNSI : Hampir Semua Nelayan Bergantung ke Pemodal

0
Djoko Supriyanto (Ekbis NTB/dok)

PENGURUS Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi NTB menyebut, hampir seluruh nelayan bergantung kepada pemodal swasta, tanpa terkecuali kepada pemodal yang memberlakukan skema ijon.

Dewan Penasehat HNSI Provinsi NTB, Ir. H. Djoko Supriyanto mengatakan tak menampikkan hal itu. Hal itu yang membuat ekomomi masyarakat nelayan tidak dapat berkembang dengan baik. Lantaran, nelayan harus mengembalikan setiap modal yang dipinjamnya dengan bunga yang tinggi.

Karena itu, menurut mantan Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB ini, masyarat nelayan perlu mendapat perhatian untuk mendapatkan dana-dana lunak. Misalnya dari dana-dana CSR atau dana bergulir dari perusahaan yang dikelola oleh koperasi nelayan.

H. Djoko mengatakan, untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pesisir kepada pemodal swasta ini, HNSI dalam beberapa tahun terakhir sudah melakukan kerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk menyalurkan zakat.Dalam hal inidiberikan antara Rp500 ribu sampai Rp1 juta kepada nelayan.

“Dana ini tidak dikembalikan, tetapi nelayan didorong berinfaq misalnya sebesar Rp200 ribu. Infaq tersebut kemudian dikumpulkan dan disalurkan kembali kepada sasaran lainnya. Penerimanya didorong produktif, tidak boleh konsumtif. Tapi harus dijadikan modal usaha supaya berkembang aktivitasnya,” katanya.

Harapannya tahun 2024 ini, program bersama Baznas NTB ini dapat digulirkan kembali agar lebih banyak nelayan yang dapat dibebaskan dari jerat praktik ijon, maupun rentenir.

HNSI NTB baru-baru ini menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) perdana tanggal 27-27 Februari 2024. Rakerda DPD HNSI NTB tahun 2024 ini diikuti oleh seluruh unsur dari DPD HNSI NTB, DPC HNSI di kabupaten/kota, dari unsur BKIPM Mataram, Polairud, Lanal Mataram, BPJS Ketenagakerjaan, Baznas, dan stakeholder lainnya.

Di antara komitmen HNSI adalah tetap berperan aktif dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan.  HNSI melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan secara pentahelix.  Unsur tersebut diantaranya, akademisi, pelaku usaha, komunitas, pemerintah, media massa, keterwakilan perempuan dan generasi milenial atau Gen Z untuk mengintervensi bersama-sama seluruh persoalan masyarakat pesisir, tanpa terkecuali persoalan kemudahan akses keuangan.(bul)

Targetkan Pertumbuhan Kredit Double Digit, Prospek Saham BBRI Diramal Cerah

0

Jakarta (ekbisntb.com)– PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berkomitmen untuk terus menjadi motor penggerak ekonomi nasional, khususnya pada pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Perseroan menargetkan pertumbuhan kredit di tahun 2024 mencapai double digit, dikisaran 10-11% year on year.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan perseroan telah memiliki strategi untuk mendorong pertumbuhan kredit secara agresif di tahun 2024. “Kalau tahun 2023 lalu BRI tumbuh kreditnya 11,2%, kemudian BRI ingin tetap tumbuh agresif di 2024, yakni 10-11% dari nominal ribuan triliun, jadi cukup besar. Strateginya, BRI akan tetap fokus di UMKM, kami sudah canangkan go smaller, yakni masuk ke segmen ultra mikro. Oleh karena itu Holding UMi juga kami jadikan sumber pertumbuhan baru,” urai Sunarso.

Komitmen BRI untuk tumbuh berkualitas secara berkelanjutan dinilai positif oleh para investor. Riset dari James Stanley Widjaja analis Buana Capital Sekuritas yang menargetkan harga BBRI di angka Rp6.800/saham. Didorong oleh pendapatan dari pertumbuhan kredit, kontribusi Kupedes yang lebih besar, pengendalian biaya, dan juga normalisasi biaya kredit.

“Pandangan kami. Kami menegaskan rekomendasi Buy, dengan target harga yang lebih tinggi sebesar Rp6.800/saham. Kami mencapai 3,0x PBV menggunakan GGM dengan asumsi ROE 21% dan growth 7%,” jelas James Stanley.

Konsensus para analis yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 34 analis menghasilkan target harga saham BBRI di angka Rp6.659,94/saham dalam 12 bulan kedepan. Sebanyak 33 analis merekomendasikan Beli untuk saham BBRI.

Hingga akhir tahun 2023 tercatat BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2% yoy menjadi Rp1.266,4 triliun. Pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit industri perbankan nasional yang sebesar 10,4% yoy di sepanjang tahun 2023.

“Kredit BRI mencapai 1.266 triliun. Artinya itu mampu tumbuh 11,2% dan yang lebih menarik dan lebih penting bagi BRI adalah bahwa kita tetap fokus di UMKM di porsi kredit UMKM BRI mencapai 84,38%. Kita cita-citanya ingin mencapai 85% di tahun 2025,” pungkasnya.

Terbaru, BRI juga menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 di Jakarta (01/03). Pada RUPST kali ini, perseroan menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp48,10 triliun atau dividen per saham sebesar Rp319, setara dengan dividend payout ratio kurang lebih 80,04% dari laba atribusi.

Adapun dividen yang dibagikan BRI tersebut mengalami peningkatan sebesar 10,59% dibandingkan nominal yang dibayarkan tahun 2023 sebesar Rp43,49 triliun.

Dividen senilai Rp48,10 triliun atau sebesar Rp319 per saham tersebut sudah termasuk jumlah Dividen Interim yang telah dibagikan kepada Pemegang Saham pada tanggal 18 Januari 2024 lalu sejumlah Rp12,67 triliun atau sebesar Rp84 per saham.

Dengan demikian, sisa jumlah dividen tunai yang akan dibayarkan kepada Pemegang Saham sekurang-kurangnya sebesar Rp35,43 triliun atau sebesar Rp235 per saham. Untuk dividen bagian Negara Republik Indonesia atas kepemilikan sebesar 53,19% saham, BRI akan menyetorkan kurang lebih Rp25,71 triliun kepada Rekening Kas Umum Negara. (r/*)

Malaysia Tertutup, PMI Lotim Cari Kerja di Bali

0
ilustrasi (pexels-veerasak-piyawatanakul-1170187)

Mataram (Ekbis NTB) – Tertutupnya peluang kerja ke Malaysia, yang belum membuka pintu bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI), membuat pekerja asal Lombok Timur mencari tujuan kerja baru. Tidak sedikit yang mencari kerja ke provinsi tetangga, yaitu Bali.

Hal ini disampaikan oleh Pegawai Lapangan Penyaluran Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Lombok Timur, Hadi Gunawan yang mengatakan bahwa akibat dari penutupan penerimaan Pekerja Migran Indonesia mengakibatkan penumpukan Tenaga Kerja dan menjadikannya semakin membludak, sehingga, sembari menunggu pembukaan PMI, banyak pekerja Migran memilih Bali sebagai tempat mencari rezeki.

“Karena banyaknya TKI yang mau ke Malaysia, jadi mereka enggak tau mau merantau kemana, karena memang rata-rata banyak TKI yang ke Malaysia, terus untuk yang kemarin banyak juga yang merantau ke Bali gara-gara belum ada yang buka kan,” katanya pada Jum’at 15 Maret 2024.

Ia mengaku bahwa alasan mengapa rata-rata pekerja Lombok Timur memilih merantau karena adanya kemiskinan struktural dan kurangnya pekerjaan juga pendapatan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

“Banyaknya TKI disini dari masyarakat yang mohon maaf kekurangan, mereka memilih merantau ke tempat jauh daripada mohon maaf disini yang hanya mendapatkan gaji yang seadanya, karena kan kita kedepannya juga punya anak, istri,” ungkapnya.

Meski demikian, pada tanggal 3 Maret 2024 kemarin, ia sempat mengirim satu PMI untuk bekerja di Malaysia Timur karena pembukaan untuk Malaysia Barat akan dibuka lagi sekitar tahun 2025 atau 2026.

“Diusahakan untuk Malaysia Barat, tahun 2025 atau tahun 2026 kalau gasalah penerimaan Malaysia Barat akan dibuka,” katanya.

Ia juga menjelaskan terkait alasan belum dibukanya keran pembukaan Pekerja Imigran Indonesia oleh Pemerintah Malaysia karena adanya pembaruan sistem yaitu sistem masuk gratis 0 Rupiah.

“Ya memang belum buka untuk saat ini, bahkan kemarin untuk yang Malaysia Barat dan Malaysia Timur kan, karena ada sistem gratis 0 Rupiah,” ucapnya.

Ia berharap bahwa untuk kedepannya pembukaan keran masuk Pegawai Migran Indonesia ini akan secepatnya dibuka, mengingat bahwa banyaknya pekerja Indonesia khususnya daerah Lombok Timur yang mengadu nasib di negeri Jiran tersebut. “Harapan kedepan betul-betul terbuka untuk di Malaysia ini. Malaysia Barat maupun Malaysia Timur,” jelasnya. (era)