Lombok (ekbisntb.com) – Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU), Djohan Samsu mengatakan permasalahan sampah di Gili Trawangan, Meno, dan Air (Tramena) yang ada di Lombok Utara membutuhkan penanganan serius.
Khusus di Gili Trawangan, volumenya belasan ton sampah setiap harinya. Sehingga kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada di lokasi tersebut tidak bisa menampung seluruh sampah yang dihasilkan dan berdampak pada penumpukan sampah hingga 9 meter.
“Produksi sampah di tiga gili sangat besar. Apalagi di Gili Trawangan, sudah menumpuk hingga 9 meter, sangat banyak produksi. Satu hari berapa belas ton,” ujarnya.
Karena Gili Trawangan termasuk dalam destinasi wisata unggulan NTB, Djohan meminta Pemerintah Provinsi NTB untuk memperhatikan permasalahan sampah di lokasi ini.
“Justru saya ingin dari provinsi ada perhatian khusus karena ketiga gili itu adalah daerah tujuan wisata utama di NTB, jadi perlu ada perhatian dari Pemerintah provinsi dan Pemerintah Pusat,” lanjutnya.
Saat ini, untuk mengatasi penumpukan sampah di lokasi wisata tersebut, Pemda KLU mengangkut sampah dari Gili menuju daratan Lombok untuk sementara waktu.
Menurutnya, jumlah tenaga kebersihan yang dimiliki oleh Pemda KLU belum mencukupi untuk menangani permasalahan sampah yang ada di Gili Tramena, begitupun dengan alokasi anggaran untuk mengatasi permasalahan sampah ini dinilai cukup tinggi.
Sehingga untuk jangka panjangnya, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak ketiga untuk mengatasi sampah yang semakin menumpuk.
“Kita berikhtiar saat ini untuk bagaimana kita menangani sampah ini dan InsyaAllah kita kerja sama dengan pihak ketiga supaya bersih daerah itu. Memang tugas DLHK, tapi kan enggak memungkinkan dengan jumlah tenaga yang ada, jadi kita kerja sama dengan pihak ketiga,” jelasnya.
Saat ini, sudah ada pihak ketiga yang ingin bekerja sama dengan Pemda KLU dalam upaya membasmi sampah yang ada di tiga Gili tersebut. Pihak ketiga ini dikatakan akan membangun tempat pengolahan sampah di sekitar lokasi Tramena.
“Ada yang tertarik tapi belum, nanti ada fasilitas yang dibangun disitu untuk kepentingan olahan sampah,” katanya.
Menurutnya, dengan Pemeirntah KLU bekerja sama dengan pihak ketiga, Pemda tidak terlalu ngos-ngosan memikirkan anggaran, karena sudah ada bantuan dari pihak ketiga tersebut. Oleh karenanya, pihaknya sangat mengupayakan kerja sama ini, pun dibutuhkan juga atensi dari Pemerintah Provinsi mengingat kawasan ini juga menyumbang PAD bagi provinsi.
“Kita ingin kalau ada pihak ketiga yang bisa mengelola itu bagus, jadi nanti ada sharing anggaran,” pungkasnya. (era)