MASYARAKAT di Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan mengembangkan budidaya anggur impor di lahan pekarangan. Warga tidak kesulitan menjual harus panen karena mempunyai pasar sendiri alias langganan.
Lurah Pejeruk, Lalu Bagus Apriady dikonfirmasi kemarin mengatakan, pengembangan budidaya anggur telah lama dikembangkan oleh warga. Anggur yang dibudidayakan merupakan jenis impor, sehingga banyak diminati oleh pelanggan. Pemiliknya juga tidak kesulitan menjual saat musim panen tiba, karena telah memiliki pasar sendiri. “Mereka sudah ada yang ambil setiap panen,” kata Bagus.
Untuk sekali panen anggur impor mencapai 50 kilogram per minggu. Kualitas anggur yang bagus serta manis tidak menyulitkan petani untuk memasarkan hasil panennya. Kendati demikian, ia juga turut membantu mempromosikan melalui akun media sosial kelurahan agar warga dari luar kelurahan datang berkunjung serta belajar pengembangannya. “Karena mereka tidak hanya menjual hasil panennya saja, tetapi juga menjual bibitnya,” jelasnya.
Bagus menambahkan, budidaya anggur impor hanya memanfaatkan lahan pekarangan milik warga seluas 1,5 are, tetapi manfaatnya sangat bagus terutama peningkatan ekonomi. Dengan kualitas serta rasa yang manis tentu harga anggur akan mahal. Dampak lainnya adalah rumah milik warga terlihat hijau dan asri. “Otomatis ini berdampak pada pendapatan mereka,” tandasnya.
Pemanfaatan lahan pekarangan merupakan program yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Mataram, terutama melalui program pekarangan pangan Lestari (P2L). Warga bisa menanam kebutuhan yang berimplikasi terhadap peningkatan ekonomi serta mengurangi pengeluaran.
Ia berharap budidaya anggur impor dan tanaman bermanfaatnya bisa dikembangkan di masing-masing lingkungan sehingga bermanfaat bagi ekonomi serta penghijauan di lingkungan. (cem)