BESARNYA potensi pariwisata di NTB harus diimbangi dengan dampak yang ditimbulkan pada masyarakat sekitarnya. Jangan sampai pariwisata yang dibangun dan dikembangkan ini membuat masyarakat hanya sebagai penonton. Apalagi sebagian besar objek wisata yang selama ini menjadi kunjungan wisatawan berada di desa.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kependudukan Catatan Sipil, Ahmad Nur Aulia, menjelaskan, jika pengembangan potensi wisata, khususnya di tingkat desa memberikan peluang bagi masyarakat di desa. Tentunya semua semangat ingin membangun potensi yang ada di desa. Tapi tentunya keberadaan desa wisata berkelanjutan menjadi sangat penting.
‘’Berbicara tentang tuntutan kebersihan, kenyamanan atau hospitality sangat penting dalam pengembangan pariwisata. Kebersihan tidak hanya dilihat dari satu sisi, tapi juga ada dari desa melalui dana desa,’’ ujarnya saat dikonfirmasi Ekbis NTB, pekan kemarin.
Menurutnya, sejumlah persoalan yang ada di objek wisata, khususnya desa wisata yang selama ini banyak dikeluhkan wisatawan perlu dicarikan solusinya. Nantinya permasalahan yang ada akan diselesaikan satu per satu, seperti masalah kebersihan atau hospitality dan juga fasilitas umum yang ada di objek wisata atau desa wisata.
‘’Itulah yang perlu kita retas. Kita bangun sistemnya seperti apa. Kemudian masuk keamanan. Keamanan tidak hanya siskamling saja. Tidak cukup, tapi peran stakeholder yang menangani harus dibangun dengan baik,’’ sarannya.
Mantan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB ini mencontohkan di destinasi wisata, infrastukturnya harus mengarah pada pariwisata. Seperti membangun jembatan misalnya. Tidak cukup dengan jembatan yang seperti biasa, tapi diatur keindahannya, sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan maupun masyarakat sekitarnya.
Untuk itu, pihaknya mengharapkan pada pemerintah daerah dan juga Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB dalam melakukan pendampingan terhadap pengembangan potensi desa wisata. Apalagi, 86 persen wilayah NTB adalah desa dan sebagian besar destinasi wisata ada di desa.
‘’Harapannya masyarakat desa tidak hanya menonton tapi bisa berpartisipasi, merasakan juga dampak dari pariwisata. Itulah kunci keberlangsungan dan keberlanjutan menjadi hal yang sangat penting,’’ terangnya.
Dalam mengembangkan berbagai macam potensi wisata di desa, pihaknya akan berkolaborasi dengan pengurus BPPD NTB sekarang ini dalam memberikan pelatihan pada pengelola wisata di desa, terutama terkait masalah kebersihan, kenyamanan hingga masalah fasilitas umum lainnya.
BPPD juga diingatkan tidak hanya menjadi alat promosi, tapi memberikan masukan pada pemerintah kabupaten atau provinsi terkait pengembangan pembangunan di desa wisata, sehingga pembangunan di desa wisata on the track dan mampu memberikan nilai tambah lebih bagi masyarakat. (ham)