Mataram (ekbisntb.com)-Metro Insan Mulia (MIM) Foundation, sebuah lembaga filantropi berbasis Islam yang berkantor pusat di Mataram, Nusa Tenggara Barat berkomitmen mendukung Pembangunan dan mengatasi persoalan-persoalan sosial di daerah.
MIM Foundation lahir dari korporasi besar di Nusa Tenggara Barat, mengelola zakat korporasi dan hibbah dari beberapa perusahaan korporasinya, diantaranya donatur kemitraan terbesar saat ini BPRS Dinar Ashri (Bank Dinar) yang telah menyalurkan dana kebajikannya mencapai Rp4 miliar.
“MIM Foundation juga terbuka mengelola zakat perusahaan, dan dana hibbah terikat dari semua perusahaan, stakeholders, maupun masyarakat yang ingin menyalurkan melalui MIM Foundation,” kata M. Romi Saefuddin di Kantor MIM Foundation di Jalan Sriwijaya No 9, Kota Mataram, Senin 10 Juni 2024.
Penyalurkan zakat atau dana hibah terfokus pada sejumlah kegiatan sosial. Untuk zakat, utamanya kepada delapan golongan penerima zakat. Diantaranya, fakir, miskin, amil, muallaf. Riqab, gharim, fisabilillah, dan ibnu sabil.
“Untuk faqir dan miskin, kita berikan sesuai kebutuhan. Kita utamakan paket sembako,” ujarnya.
Romi menjelaskan, beberapa kegiatan sosial penyaluran zakat / dana sosial yang terkumpul. Misalnya untuk kegiatan operasi bibir sumbing, operasi katarak, sunatan, pendampingan stunting dan gizi buruk.
“Untuk stunting, kami salurkan paket makanan bergizi sampai ada perubahan. Dari sisi Kesehatan kita juga terus intervensi. Karena ada banyak penyakir penyerta yang bisa mengakibatkan terjadinya stunting,” katanya.
Ada juga untuk penyaluran dana sosial dari mitra dialokasikan untuk pengadaan ambulance. Saat ini ada 3 unit ambulance yang dikelola MIM Foundation. Ambulance ini dipersiapkan untuk siapa saja yang ingin memanfaatkan sesuai peruntukannya. Untuk pengantaran se Pulau Lombok, hingga Pulau Sumbawa, pelayanannya gratis.
Untuk kegiatan dakwah, MIM juga sudah menggelar TOT (Trainer of Trainer) untuk pemulasaran jenazah (pelayanan perawatan jenazah mulai dari memandikan sampai dengan jenazah tersebut siap untuk dibawa pulang ke rumah duka atau jenazah tersebut langsung menuju ke pemakaman). Bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Salah satu hal penting yang menjadi perhatian adalah masih terbatasnya tenaga-tenaga untuk pemulasaran jenazah. Terutama di komplek-komplek. Sudah ada forumnya dibentuk. Kalau ada kelompok masyarakat yang membutuhkan, akan dilayani. Selain ambulancenya juga free,” tambahnya.
Begitu juga untuk sektor Pendidikan, MIM Foundation menyiapkan beasiswa untuk mereka yang notabenenya miskin dan ingin mengenyam Pendidikan tinggi. Disiapkan beasiswa, yang terpenting memenuhi kriteria dan nilai akademiknya juga tetap bagus.
“Beasiswa diberikan setiap enam bulan, sambil dilihat capaian akademiknya. Karena prestasinya juga harus tetap bagus,” jelas Romi.
Selain itu, MIM Foundation juga menyalurkan zakat / dana hibah dalam bentuk bantuan modal usaha kepada kelompok-kelompok masyarakat yang ditanggungjawabkan oleh pengurus masjid. Satu orang mendapatkan Rp1 juta, hingga Rp2 juta modal usaha yang harus dikembalika untuk digulirkan kepada yang lain.
“Pengembaliannya hanya pokoknya, tanpa potong biaya administrasi. Satu kelompok penerima bisa 15 sampai 20 orang,” ujarnya.
Romi menambahkan, setahun MIM Foundation bisa mengelola potensi proyeksi zakat / dana hibbah mencapai Rp10 miliar yang digulirkan kembali untuk kepentingan sosial.(bul)