Selong (Ekbis NTB) – Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) H. Sahri mengklaim, beras di Lotim surplus sampai 120 ribu ton. Hal ini terlihat dari hasil produksi pada Indeks Pertanaman (IP) 2. Belum lagi masuk IP 3.
Menjawab Suara NTB, Sahri memaparkan, luas tanaman padi pada tahun 2024 ini mencapai 35.436,21 ha. Produksi Gabah Kering Panen (GKP) mencapai 411.057,6 ton. Jumlah tersebut ketika dikonversi menjadi beras, maka menjadi 246.634,56 ton.
Sementara itu, dihitung dari jumlah penduduk Lotim 1,4 juta jiwa dikalikan dengan rata-rata tingkat konsumsi, maka dibutuhkan beras dalam setahun 125.811 ton. Maka, total produksi dikurangi rata-rata konsumsi, maka Lotim tak perlu impor beras, karena mampu surplus lebih dari 120 ribu ton.
Luas lahan pertanian produktif tanam padi di Lotim masih cukup luas. Pemerintah sudah menetapkan kawasan pangan lestari. Terpantau, alih fungsi lahan juga tidaklah terlalu besar. Sejauh ini, baru 1 persen saja yang dinilai sudah alih fungsi. Itupun alih fungsi terjadi diatas lahan Cadangan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (CLP2B) bukan di atas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Pemerintah melalui Distan terus berusaha mengajak petani untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP). Setelah keluarnya kebijakan pemerintah untuk menambah kuota pupuk bersubsidi bagi petani, diyakini akan menambah IP bagi Lotim.
Setelah ini, diyakinkan pupuk tidak lagi langka. Petani disarankan menggunakan pupuk sesuai rekomendasi. Menurutnya, ketika petani gunakan pupuk urea, NPK dan jenis pupuk lainnya sesuai rekomendasi, maka tidak akan pernah ada masalah soal pupuk. Petani juga tidak perlu takut dan khawatir tidak bisa tanam karena alasan pupuk. (rus)
Artikel lainnya….
Kontraktor Monopoli Proyek di Lobar Otomatis Gugur
Bale Mangrove, Daya Tarik Ekowisata dan Edukasi di Lotim Bagian Selatan