SEMPAT anjloknya harga jagung beberapa waktu lalu cukup membuat peternak unggas di daerah ini senang. Bagaimana tidak, rendahnya harga jagung membuat unggas peliharaan, seperti ayam petelur, ayam potong bisa ditingkatkan kualitas dan produksinya. Apalagi sebelumnya, beberapa bulan lalu banyak peternak mengeluh akibat kenaikan harga jagung yang sangat tinggi.
Salah satu anggota Asosiasi Peternak Ayam Petelur Al-Kautsar Lombok Timur, Sopian bersyukur, harga jagung yang rendah ini. Ia mengaku turunnya harga jagung membantu meningkatkan kualitas telur pun dapat meningkatkan keuntungan yang didapat.
“Ya kita sangat bersyukur dengan turunnya harga jagung, tapi mudah-mudahan produksi telur bisa bertahan dan harga pakan ikut turun sehingga kami dari peternak ayam petelur itu sangat berbangga dengan penghasilan yang lumayan,” katanya pada Sabtu, 27 April 2024.
Ia melanjutkan bahwa sampai dengan saat ini, harga telur di pasaran masih cukup tinggi, berkisar di antara Rp48.000-Rp52.000 per trai, dengan harga jagung yang turun sampai dengan Rp4.000 ini, ia mengatakan penghasilannya lumayan bertambah. “Ya standar lah harga jagung saat ini, Rp4.500/kg, belum kita olah, termasuk standar lah,” lanjutnya.
Sopian mengolah pakan ayam petelur sendiri, sehingga ketika harga jagung melonjak tinggi kemarin, ia mengganti pakan olahan dengan pakan jadi, sehingga kualitas telur tidak sebaik saat menggunakan pakan olahan.
Adapun ia mengaku bahwa ia sempat akan gulung tikar karena mahalnya harga jagung. “Lumayan rugi kemarin, hampir kita mau jual ayamnya, banyak yang gulung tikar gara-gara harga jagung tinggi, produksi telur turun gara-gara pakan jadi yang dari pabrik,” ujarnya.
Lebih lanjut terkait dengan penambahan Harga Acuan Pembelian (HAP) jagung menjadi Rp5.000/kg, Sopian mengaku pasti pihaknya akan terkena imbas kenaikan HPP jagung ini, mengingat bahwa jagung menjadi pakan pokok untuk ternak unggas. Sehingga ia mengatakan bahwa harga standar jagung paling tidak Rp4.000/kg dari petani, sehingga saat sampai ke peternak harganya tidak lebih dari Rp5.000.
“Kalau memang harga jagung dinaikkan, kami kena imbas juga, sehingga kami sama-sama turun ke jalan juga,” tandasnya. (era)