26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiBPS : Izin Ekspor Sementara PT. AMNT Akan Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi NTB

BPS : Izin Ekspor Sementara PT. AMNT Akan Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi NTB

Lombok (ekbisntb.com) – Izin ekspor konsentrat yang diterima PT. Amman Mineral Nusa Tenggara menjadi angen segar bagi NTB. Hal itu akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah ini yang sudah dua kuartal minus.

“Yang jelas, kalua sudah ada izin ekspor (AMNT), pasti ada pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi NTB,” kata Kepala BPS Provinsi NTB, Drs. Wahyudin, MM, di Mataram, Senin, 20 Oktober 2025.

- Iklan -

Sebelumnya ia menjelaskan, bahwa sektor pertambangan memiliki peran yang sangat signifikan dalam perekonomian daerah, menempati posisi kedua setelah sektor pertanian.

“Tambang adalah sektor dengan kontribusi terbesar kedua setelah pertanian terhadap PDRB NTB. Karena kontribusinya besar, maka setiap gejolak di sektor tambang sangat memengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.

Ia mencontohkan, ketika sektor pertanian tumbuh relatif stabil di kisaran 3,7 hingga 4 persen, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak terlalu terasa. Namun, ketika sektor tambang mengalami penurunan, seperti pada 2025 ini yang tercatat turun sekitar 30 persen, maka pertumbuhan ekonomi NTB ikut tertekan secara signifikan.

“Penurunan 30 persen di sektor tambang jelas berpengaruh besar terhadap PDRB secara keseluruhan. Tahun 2025, pertumbuhan ekonomi NTB dengan tambang tercatat minus 1,43 persen pada triwulan I, dan minus 0,82 pada triwulan II 2025. Hal ini terjadi karena ekspor hasil tambang belum bisa dilakukan karena tidak boleh ekspor hasil tambang dalam bentuk mentah. Tetapi jika kontribusi tambang dikeluarkan, ekonomi NTB justru tumbuh positif di atas 5 persen,” jelasnya.

Menurut Wahyudin, hal ini terjadi karena nilai produksi sektor tambang sangat besar. Karena produksinya tinggi, sehingga sektor tambang memberi nilai tambah besar dan sangat berpengaruh terhadap komponen dan angka pertumbuhan ekonomi.

Ia menambahkan, pada 2024 nilai PDRB NTB atas dasar harga berlaku tercatat sekitar Rp182 triliun. Dari jumlah itu, tambang bijih logam menyumbang sekitar Rp31 triliun atau hampir 20 persen. Angka ini hanya sedikit di bawah kontribusi sektor pertanian yang sekitar 21 persen.

“Maka, bisa dibayangkan, ketika ada goncangan di sektor tambang, dampaknya langsung terasa pada perekonomian NTB,” terangnya.

Namun, Wahyudin juga mengingatkan, bahwa sektor tambang menyerap tenaga kerja yang relatif sedikit dibandingkan sektor lain. Jumlah tenaga kerja di pertambangan hanya sekitar 30 ribu orang, jauh di bawah sektor pertanian yang melibatkan lebih dari satu juta orang.

“Karena itu, ketika pertumbuhan ekonomi tertekan akibat tambang, tidak otomatis daya beli masyarakat langsung turun atau kemiskinan meningkat. Yang justru lebih berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat NTB adalah sektor-sektor padat karya seperti pertanian, perdagangan, dan jasa,” ungkapnya.

Untuk diketahui, setelah meminta relaksasi pada April lalu, pemerintah pusat akhirnya memberikan izin ekspor konsentrat PT. AMNT per tanggal 14 Oktober 2025.

Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal menyatakan, izin relaksasi tambang ini diberikan semata-mata untuk mencegah terjadinya tambahan kontraksi. Izin ekspor konsentrat ini, lanjut Iqbal diperoleh sampai dengan smelter Amman Mineral Industri (AMIN) beroperasi secara maksimal. Saat ini, produktifikas di smelter sudah mencapai 60 persen.(bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut