Lombok (ekbisntb.com) – Kepala Dinas Perhubungan NTB, H.Lalu Muhammad Faozal, S.Sos.M.Si memastikan kesiapan transportasi baik darat, laut, maupun udara untuk persiapan mudik lebaran. Dishub NTB telah memetakan kesiapan transportasi untuk menghadapi lonjakan kebutuhan menjelang Hari Raya Idul Fitri 2025.
Untuk transportasi udara, pihaknya telah berkoordinasi dengan General Manager (GM) Angkasa Pura I untuk memastikan kesiapan sisi udara dan darat di bandara. Ia juga menekankan pentingnya memastikan penerbangan tambahan (extra flight) pada rute-rute padat seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali. Disiapkan pula kesiapan kapasitas penerbangan ekstra jika terjadi peningkatan jumlah penumpang.

“Kami sudah pastikan bahwa kapasitas bandara cukup untuk menghadapi lonjakan penumpang, mengingat libur Idul Fitri tahun ini berlangsung selama 11 hari, yang cukup panjang,” ujarnya, Selasa, 11 Maret 2025.
Di sektor laut, sambung Faozal, pelabuhan-pelabuhan utama di NTB telah mempersiapkan berbagai armada lait. Di Pelabuhan Lembar, terdapat 24 kapal yang siap melayani rute Lembar – Padangbai, empat kapal disiapkan untuk rute Lembar-Jangkar, namun satu kapal sedang menjalani perawatan sehingga sisa tiga kapal yang melayani rute tersebut.
“Kemudian rute berikutnya di ASDP itu Lembar – Jangkar ada empat kapal, dan satu masuk doking, sisa tiga. Tapi kebutuhan itu saya kira bisa tercover karena Jangkar rute rintisan Jangkar Situbondo,” sambungnya.
Untuk rute Gili Mas – Tanjung Wangi dan Gili Mas – Perak, telah disiapkan 10 kapal menuju dua rute tersebut, enam kapal untuk Gili Mas – Perak, dan empat kapal untuk Gili Mas – Tanjung Wangi. Dipastikan, seluruh kapal yang sudah disiapkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut ini memenuhi kebutuhan penumpang di momen libur lebaran mendatang.
Selanjutnya, untuk rute Poto Tano – Kayangan, tersedia 28 kapal, dengan dua kapal dalam proses perbaikan atau doking. Dilakukan pula ram cek untuk memastikan keselamatan dan kelayakan operasional kapal. “Kami sudah melakukan ram check dan memastikan semua kapal serta fasilitas pelabuhan siap melayani,” katanya.
Sementara, untuk kapal angkutan barang, Faozal menyampaikan bahwa pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk membatasi pengangkutan barang, termasuk bahan bangunan, selama periode H-7 hingga H+3 idul fitri.
“Posko akan kami bongkar H+5. Kami batasi jam operasional angkutan barang dari pukul 21.00 hingga 04.00 pagi, agar tidak mengganggu kelancaran arus mudik,” tambahnya.
Di sisi lain, Dinas Perhubungan juga telah menyiapkan posko-posko di seluruh simpul transportasi untuk memastikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk posko laut, Dishub telah menyiapkan dua kapal sampai dengan Labuhan Bajo.
Namun, untuk kebutuhan kapal perintis yang berlayar di daerah tiga T, yaitu daerah tertinggal, terpencil dan terluar, seperti Teluk Bima, angkutan perintis akan tetap beroperasi untuk memenuhi kebutuhan transportasi.
“Itu yang harus kita bertahan, karena kebutuhan load factornya bagus. Hanya tiga rute R12, R31, R20. Ini kapal subsidi, kalau distop dubsidinya maka ini mandek,” imbuhnya. (era)