spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiKLU Ditarget 1.050 Hektare Areal untuk Padi Gogo

KLU Ditarget 1.050 Hektare Areal untuk Padi Gogo

Lombok (ekbisntb.com) – Kabupaten Lombok Utara (KLU) ditarget menjadi salah satu daerah penghasil padi Gogo mulai tahun 2025 ini. Padi yang identik dengan lahan kering ini dipandang menjadi salah satu alternatif untuk mendukung suksesnya program ketahanan pangan nasional selain jagung.

“Dari pusat kita sudah diarahkan untuk CPCL (pendataan calon petani calon lokasi) lahan kering. Ditarget sekitar 1.050 hektar (ha),” ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) KLU, Tresnahadi, S.Pt., Senin 3 Februari 2025.

- Iklan -

Menindaklanjuti arahan pemerintah pusat tersebut, DKP3 KLU mengaku masih harus menunggu petunjuk teknis CPCL. Pasalnya, pelaksanaan program ketahanan pangan padi Gogo diperkirakan akan bersinggungan dengan pelaksanaan program ketahanan pangan jagung yang sedang berlangsung.

Tresnahadi juga memperkirakan target areal Padi Gogo tidak akan terpenuhi. Salah satu alasannya, masyarakat petani lahan kering diprediksi akan lebih banyak menanam jagung dengan tingkat keberhasilan tinggi.

Untuk diketahui, padi Gogo adalah padi yang ditanam di lahan kering dan hanya menggunakan air hujan sebagai sumber airnya. Padi jenis ini dikenal cocok ditanam di daerah yang kekurangan air atau tidak memiliki sistem irigasi yang baik.

Padi Gogo memiliki beberapa keunggulan, di antaranya, dapat ditanam di bekas lahan perkebunan, dapat ditanam di daerah bercurah hujan rendah, dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas pangan, dapat menjadi beras kesehatan untuk penderita diabetes, serta, untuk meningkatkan produksi padi Gogo, petani dapat menggunakan varietas unggul yang adaptif terhadap berbagai permasalahan di lahan kering.

“Kita akan usulkan (CPCL) sesuai fakta lapangan. Karena untuk jagung saja di luar eksisting, ditarget hampir 10.000 ha,” tandasnya.

Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB terus berupaya mempertahankan eksistensi padi gogo di daerah ini. Penanaman padi gogo dikhususkan untuk lahan-lahan kering yang terdapat di beberapa wilayah di NTB, baik di Lombok maupun Pulau Sumbawa.

Sekretaris Distanbun NTB, Ni Nyoman Darmilaswati mengatakan, para petani tetap mempertahankan varietas padi gogo agar tidak punah. Terlebih NTB memiliki sejarah yang panjang terkait kesuksesan padi gogo dalam mengentaskan kelapaaran di daerah ini.

“Kita tetap gencar untuk mempertahankan padi gogo ini jangan sampai punah. Dia tetap ada meskipun sekarang petani lebih suka tanaman (padi-red) Inpari 32, selera pasar yang ditanam biar laku teman-teman petani untuk menjual, namun pagi gogo tetap kami pertahankan,” kata Ni Nyoman Darmilaswati kepada Ekbis NTB, belum lama ini.

Dari data Distanbun NTB, hingga awal Desember 2024, realisasi penanaman padi gogo di NTB seluas 1.897 hektare dari target seluas 2.463 hektare. Varietas padi gogo paling banyak terdapat di Lombok Utara seluas 762 hektare, disusul Lombok Tengah 558 hektare dan Lombok Barat 420 hektare.

Provinsi NTB memiliki historis yang gemilang terkait dengan penanaman padi gogo. Produksi padi di NTB melonjak drastis setelah munculnya bencana kelaparan . Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan petani NTB menjadi salah satu penyumbang terbanyak swasembada beras pada 1984. Hal ini merupakan keberhasilan dari sektor pertanian yang membanggakan.

Sistem ini menjadi salah satu kebanggaan Gatot Suherman, Gubernur NTB pada saat itu. Lantaran keberhasilan swasembada pangan di NTB, Gatot Suherman ikut mendampingi Presiden RI kedua, Presiden Soeharto, untuk menghadiri undangan Food Agriculture Organization (FAO) di Roma.(ari/ris)

Informasi Layanan Pengaduan Lainnya



Artikel Yang Relevan

Iklan





Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut