Lombok (ekbisntb.com) – Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Yarman menyatakan jumlah kunjungan ke destinasi wisata Taman Nasional Gunung Rinjani tahun ini meningkat sebanyak 40 persen. Balai TNGR mencatat sekitar 177.321 wisatawan berkunjung ke TNGR di tahun ini.
“Jumlah pengunjung ini meningkat sekitar 40 persen dari tahun lalu,” ujarnya kepada Ekbis NTB.
Ia menjelaskan, sebagian besar pengunjung merupakan wisatawan Nusantara dengan jumlah pengunjung sekitar 73,96 persen dari 131.138 wisatawab dengan kunjungan tertinggi pada Agustus 14.054 pengunjung. Sisanya sebanyak 26 persen atau 46.183 wisatawan berasal dari mancanegara.
Dari 177.321 kunjungan, sebanyak 89.426 orang mengunjungi TNGR tidak untuk mendaki. Diungkapkan, dalam sekali pendakian ada kuota sekitar 400 orang di TNGR. Pihaknya tidak pernah menargetkan angka kunjungan ke TNGR setiap tahunnya. Namun, ia berharap adanya keseimbangan antara pelestarian alam dan pengembangan pariwisata.
“Kita harus batasi. Artinya stabil, ekosistem baik, keamanan, sampah, dan kejadian berkurang,” katanya.
Pada saat pembukaan Gunung Rinjani di awal April nanti, Balai TNGR akan menerapkan Go Rinjani Zero Waste. Yang mana mewajibkan pendaki untuk membawa atau menggunakan wadah isi ulang baik untuk air maupun makanan selama pendakian.
“Insya Allah ke depan Rinjani lebih bersih. Karena 90 persen sampah yang kita bawa ke bawah itu dari plastik botol,” jelasnya.
Penggunaan wadah atau tumbler ini ditujukan untuk mengurangi produksi sampah akibat pendakian. Yarman menyatakan, produksi sampah di TNGR semakin berkurang setiap tahunnya. Sebelum pendakian ditutup beberapa waktu lalu, TNGR melakukan pembersihan melalui kegiatan Rinjani Meriri. Yang dapat mengangkut sampah hingga 483 kilogram.
Pun dengan penutupan ini diharapkan mampu meningkatkan dan mengembangkan kembali ekosistem yang ada di kawasan TNGR. Dikatakan, dengan keadaan tahun 2024 yang dinilai terjadi peningkatan jumlah wisatawan dapat memberi tekanan pada ekosistem. Terutama jika tidak dikelola dengan baik.
“Mudah-mudahan di tiga bulan ke depan ini dapat memulihkan ekosistemnya. Untuk kesiapan pendakian di April nanti,” tambahnya.
TNGR mencatat selama 2024, hasil sampah para pendaki hampir menyentuh 40 ton atau 39,950 kilogram. Yang mana 94.04 persen atau 37,570 kilogram sampah dari pengunjung pendakian dan 5.96 persen atau 2,380 kilogram sampah dari pengunjung non pendakian.
“Janganlah kita bawa sampah ke atas. Memang kalau masalah sampah ini harus bersinergi,” pintanya.
Sementara itu, terkait dengan penambahan fasilitas seperti toilet, ia mengatakan pihaknya masih mengupayakan perihal tersebut. Ia tidak menamping bahwasanya fasilitas TNGR masih kurang. Misalnya toilet atau sumber air, tangga, tali, dan rambu arah dan peringatan.
“Artinya jalur-jalur itu sudah aman sebenarnya. Tapi harus ada yang kita perbaiki, bersihkan mana yang rusak,” pungkasnya. (era)