KEPALA Dinas Pariwisata NTB Jamaluddin, S.Sos., M.T., menyampaikan Pasar Seni Senggigi akan dilengkapi spot kuliner kekinian yang cocok untuk wisatawan lokal dan mancanegara.
“Revitalisasi ini diharapkan bikin wisatawan makin betah menikmati keindahan Senggigi sambil mendengar musik tradisional dan menyaksikan tarian khas NTB,” jelasnya beberapa waktu lalu.
Untuk mewujudkan semua ini, Pemprov NTB mengajukan anggaran Rp46 miliar ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. “Meski saat ini baru mendapat alokasi Rp2,2 miliar, proyek ini terus berjalan dengan optimisme tinggi,” ujarnya.
Bukan hanya amphitheater, Pelabuhan Senggigi juga bakal diperbaiki tahun depan dengan anggaran Rp13 miliar dari APBD Lombok Barat. Perbaikan ini penting supaya kapal cepat dari Bali bisa langsung bersandar di Senggigi tanpa terkendala pasang surut air laut. “Selama ini, kapal cepat kesulitan sandar karena dermaganya dangkal. Dengan perbaikan ini, Senggigi bakal jadi lebih mudah diakses dan makin ramai wisatawan,” katanya optimis.
Sementara itu, Sekdis Perhubungan Lobar Fathurrahman mengatakan bahwa proyek Dermaga Senggigi akan dilakukan proses lelang mulai Januari, awal tahun 2025. Dengan dibangunnya dermaga ini diproyeksikan mampu meningkatkan PAD dari jasa kepelabuhanan dan kunjungan wisatawan ke kawasan Senggigi.
“Persiapan tender Januari, awal tahun 2025 ini, kami tidak mau mundur, proses tender mulai Januari,” kata Sekdis Perhubungan ini.
Dalam proyek dermaga ini pihaknya sudah pengalaman dari sebelumnya sehingga ia tak ingin itu terulang (mangkrak, red).
Saat ini dokumen lingkungan tengah berproses diurus pihaknya. Begitu proses izin lingkungan selesai, paralel dengan proses tender. Proses lelang sendiri kemungkinan 40 hari dalam kondisi normal. Itupun bisa ditekan menjadi 22 hari, kalau tidak ada kendala. Pihaknya juga segera memproses probity audit terkait perencanaan di Inspektorat. “Semuanya sedang kami proses, termasuk izin keselamatan pelayarannya,” imbuhnya.
Pengurusan Izin ini diyakini cepat, paling tidak selama seminggu atau dua Minggu bisa selesai. “Jadi proses lelang nya jalan, dokumen-dokumen ini bisa selesai, paling tidak masuk ke sistem OSS,” imbuhnya.
Yang jelas dipastikan semua dokumen ini diproses dan disiapkan. Kalau melihat waktu proses lelang, kemungkinan pengerjaan proyek bisa dimulai bulan April, sehingga bulan September diharapkan sudah selesai. “Bulan Oktober nanti kan MotoGP, jadi sudah tinggi kunjungannya,” imbuhnya.
Sambil nanti proses pembangunan proyek berjalan, pihaknya juga mengurus operasional dengan operator seperti aturannya, apakah diterbitkan izin operasi melayani rute Senggigi – Bali. Menurutnya kalau empat kapal saja yang masuk bulan Oktober – Desember, maka sama dengan satu bulan retribusi jasa kepelabuhanan yang bisa diperoleh. “Dan pada saat pengerjaan Dermaga nanti, pelayanan kapal cepat tetap jalan,” imbuhnya.
Dikatakan dengan dibangunnya dermaga Senggigi ini, ia menargetkan PAD dari jasa kepelabuhanan bisa naik signifikan, sehingga kemungkinan sumber PAD dari jasa kepelabuhanan ini bisa bersaing dengan sumber lainnya. Karena sejauh ini sumber PAD terbesar dari retribusi parkir. “Nanti kalau dermaga ini sudah selesai (beroperasi), bersaing besok itu (PAD) parkir dengan kepelabuhanan,” imbuhnya. (her)