spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaNTBLombok UtaraGandeng Pertamina Ekspansi Tanaman, LPPM Unram Sulap Sorgum KLU Jadi BBM Bioetanol

Gandeng Pertamina Ekspansi Tanaman, LPPM Unram Sulap Sorgum KLU Jadi BBM Bioetanol

Lombok (ekbisntb.com) – Tanaman Sorgum layak menjadi budidaya substitusi untuk jagung, khususnya di tingkat petani yang memiliki lahan tadah hujan. Selain menghasilkan pangan, limbah tanaman ini juga menjadi sumber penghasil BBM bioetanol dan  pakan ternak. Sehingga untuk sekali tanam, petani memiliki nilai ekonomi tinggi pada satu jenis tanaman.

Keyakinan ini disampaikan Fasilitator Desa Sejahtera Astra (DSA) Kabupaten Lombok Utara, Prof. Ir. Suwardji, M.App.Sc., Ph.D. Kepada Ekbis NTB, Kamis (5/12), Pelaksana LPPM Unram ini mengakui, pihaknya sudah berhasil merubah limbah batang sorgum menjadi BBM – bioetanol. Bahkan, BBM Bioetanol batang sorgum ini langsung diaplikasikan pada uji coba kendaraan di Sirkuit Mandalika beberapa bulan lalu.

- Iklan -

“Iya betul, sudah diujicoba Pertamina di Mandalika. Trial produksi 1.000 liter dari areal sorgum 6 hektar di Lombok Utara,” ujar Suwardji.

Ia menyebut, bioetanol batang sorgum memiliki keunggulan. Dimana, jika bioetanol ini dicampur dengan BBM Pertalite, meningkatkan kualitas BBM setara atau bahkan lebih dari Pertamax.

Hasil produksi bioetanol di KLU ini lantas menarik BUMN Pertamina untuk melakukan pendampingan lebih massif di lapangan. Dua daerah di NTB yang dilirik untuk ekspansi budidaya Sorgum adalah Lombok Utara dan Lombok Timur. Kedua daerah ini pun telah melewati survei lapangan, serta FGD dengan kelompok tani.

Guru Besar Fakultas Pertanian Unram ini menjelaskan, pihaknya bersama Pertamina sudah mensurvei areal lahan kering di NTB dan NTT untuk menentukan lokasi trial budidaya. Di NTT daya dukung lahannya tersedia, namun kelemahannya, daerah ini belum didukung oleh infrastruktur yang memadai. Sedangkan di NTB sendiri, survei menunjukkan indikator yang memadai, baik dari ketersediaan lahan maupun infrastruktur. “Untuk budidaya masih bagus di NTB, iklimnya lembab dan kontur tanahnya bagus,” imbuhnya.

Produksi BBM ramah lingkungan berbasis tanaman ini sejatinya merupakan rencana jangka panjang pemerintah pusat. Selain sumber energi berbiaya murah, integrasinya dengan ketersediaan pangan juga menentukan kesinambungan hajat hidup masyarakat.

Khusus untuk Lombok Utara, Suwardji menegaskan potensinya sangat tinggi. Ia menyebut, untuk satu desa Akar-akar, kecamatan Bayan saja, ketersediaan lahan yang didukung oleh sumur pompa men apai 140 hektar. Sedangkan areal lain, potensial dikembangkan untuk tahap berikutnya asalkan tersedia sumur bor pendukung.

“Tinggal kebijakan daerah yang kita tunggu. Tahun 2030, Pertamina menargetkan untuk mengejar bebas batubara, sehingga Sorgum sebagai energi alternatif pengganti bensin. Dengan perasaan batangnya saja menjadi sumber energi dan limbahnya alternatif pakan ternak,” sambungnya.

Suwardji menambahkan, budidaya percontohan Sorgum di Lombok Utara akan melibatkan perusahaan. Sebagai langkah awal, musim tanam mendatang akan disiapkan minimal 50 hektar areal milik kelompok tani di Desa Akar-Akar. Biji Sorgum nantinya akan dibeli oleh perusahaan mitra, sedangkan perasannya dibeli oleh Pertamina. “Kalau dihitung, dengan berat batang 40 ton per hektar, kira-kira akan mendapat bioetanol antara 2.000-3.000 liter,” tandasnya. (ari)

Artikel Yang Relevan

Iklan






Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut