Panen Bawang Merah Melimpah, Pemda Lombok Utara Optimis Inflasi Terkendali

0
56
Panen bawang merah di Lombok Utara berhasil, dari 1,5 ton menghasilkan 24 ton

Lombok (ekbisntb.com) –

Pemda Lombok Utara optimis inflasi khususnya pada komoditasnya bawang merah dapat dikendalikan. Hal ini seiring panen raya di sejumlah kelompok binaan budidaya mencatatkan produksi yang cukup baik.

“Kita optimis inflasi pada komoditas bawang merah dapat dikendalikan. Bawang merah ini salah satu yang paling berpengaruh terhadap inflasi karena harganya sangat fluktuatif. Bisa naik dan turun dengan cepat,” ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Lombok Utara, Tresnahadi, S.Sos., Kamis (30/10/2025).

Ia menjelaskan, Pemda Lombok Utara telah menyalurkan bantuan bibit bawang merah sekitar 3 bulan lalu kepada sejumlah kelompok tani di beberapa kecamatan. Pekan ini, kelompok-kelompok petani bawang merah telah memulai produksi dengan tingkat hasil yang cukup menggembirakan.

Pemda Lombok Utara, kata dia, menyadari fluktuasi harga bawang merah tergolonf cukup rawan. Oleh karenanya, Pemda hadir untuk membantu percepatan produktivitas petani dengan menyalurkan bantuan bibit, pupuk, dan obat-obatan.

Seperti pada Kelompok Tani Pelita di Dusun Lempenge, Desa Rempek, Kecamatan Gangga. Tresnahadi menyebut, panen perdana bersama Kelompok menunjukkan antusiasme anggota untuk melakukan budidaya sesuai kondisi cuaca. Hasil panen kali ini dapat menopang produksi pangan lokal untuk menjaga eksistensi petani sekaligus pengendalian harga pasar bawang merah di Lombok Utara.

Pemda membantu bibit untuk penanaman pada lahan seluas 6,5 hektar yang terbagi di 2 kecamatan. Masing-masing 1,5 hektar di Kelompok Tani Pelita, Gangga, dan 5 hektare di Desa Sesait, Kecamatan Kayangan. Bibit yang digunakan adalah jenis Superphilip yang terbukti cocok dengan kondisi lahan kering di Lombok Utara.

Ia menambahkan, dalam satu hektar lahan kelompok tani, produksi menghasilkan 24 ton basah. Hal ini didorong kualitas dan varietas bibit yang sesuai dengan kondisi iklim di area budidaya, serta serangan hama yang dapat di minimalisir.

“Ini hasil yang luar biasa dan sangat menggembirakan bagi petani.  Kita berencana melanjutkan program serupa kepada kelompok tani lain yang sudah mengajukan proposal bantuan,” tambahnya.

Sementara, Ketua Kelompok Tani Pelita, M. Tohir, menyampaikan terima kasih kepada Pemda Lombok Utara karena telah dibantu bibit, pupuk dan obat-obatan. Langkah Pemda ini dapat menekan ongkos produksi, dimana sebelumnya petani harus membeli bibit dan prasarana budidaya dengan harga cukup tinggi.

Tohir mengatakan, dari hasil produksi bantuan Pemda ini, Kelompok akan menata manajemen bibit untuk budidaya berkelanjutan. Tiap anggota diharuskan menyimpan sebagian hasil panen untuk keperluan penanaman pada musim tanam mendatang.

“Kelompok menerima bibit 1,5 ton, mulsa, dan obat-obatan. Alhamdulillah, dalam 1 hektar kami bisa memanen sampai 24 ton,” ucapnya.

Tohir mengisyaratkan, kelompok tidak akan langsung menjual bawang merah melainkan melakukan pengeringan dengan cara dianginkan. Hal ini bertujuan agar petani mendapat selisih harga yang maksimal. Jika dijual dalam keadaan basah, harga yang diperoleh sebesar Rp15.000 per kilogram. Sedangkan bawang dengan daun kering penuh mencapai Rp25.000 per kilogram. (ari)