spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiBI NTB Kembangkan 250 Hektar Demplot Padi Gamagora 7 untuk Tekan Inflasi...

BI NTB Kembangkan 250 Hektar Demplot Padi Gamagora 7 untuk Tekan Inflasi Pangan

Lombok(ekbisntb.com) – Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggulirkan langkah strategis dalam menekan inflasi pangan dengan mengembangkan 250 hektar demplot padi varietas unggul Gamagora 7. Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga menjadi bagian dari upaya nyata pengendalian harga beras yang kerap menyumbang inflasi di NTB.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI NTB, Ahdy Wahyu, menjelaskan bahwa sektor hulu, yakni pertanian, menjadi fokus intervensi Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas harga. Salah satu intervensinya adalah penyebaran bibit unggul padi Gamagora 7, varietas yang dikembangkan bersama peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

- Iklan -

“Gamagora 7 ini dikenal sebagai bibit ‘amphibi’ karena mampu tumbuh baik di lahan kering maupun lahan basah. Dari hasil demplot uji coba di Lombok Tengah, produktivitasnya mencapai 10 ton per hektar, dua kali lipat dari rata-rata produktivitas padi yang biasanya hanya 5–6 ton per hektar,” jelas Ahdy, pekan kemarin.

Tahun 2025 ini, BI NTB menargetkan demplot seluas 250 hektar tersebar di 10 kabupaten/kota. Benih Gamagora 7 akan diberikan secara gratis kepada petani, termasuk pondok pesantren yang memiliki unit usaha pertanian.

“Kami tidak hanya menyasar kelompok tani, tapi juga pesantren yang punya lahan pertanian. Harapannya, mereka bisa memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri,” ujar Ahdy.

Lebih jauh, ia menyebutkan bahwa pengembangan padi ini merupakan respons atas kegelisahan petani terkait kenaikan harga pupuk dan pengurangan subsidi. Oleh karena itu, model tanam yang dikembangkan bersifat semi organik, dengan mengedepankan penggunaan pupuk organik untuk menjaga kesuburan tanah sekaligus menekan biaya produksi.

“Ini alternatif pertanian berkelanjutan. Selain hemat biaya, hasil panen bisa digunakan kembali sebagai benih unggul, dan ini akan terus kami kontrol kualitasnya bersama UGM,” tambahnya.

Sebagaimana diketahui, beras merupakan salah satu komoditas yang paling sering menyumbang inflasi di NTB, terutama saat terjadi gejolak pasokan dan distribusi. Dengan memperkuat produksi di tingkat petani, BI NTB berharap bisa menstabilkan pasokan, menekan lonjakan harga, serta memperkuat posisi NTB sebagai lumbung padi nasional.

“NTB ini lumbung padi, tapi ironisnya padi juga jadi penyumbang inflasi. Kami sedang menghitung sejauh mana pengaruh dari demplot 250 hektar ini terhadap pengendalian inflasi daerah. Yang jelas, ini adalah langkah konkret dan berbasis data,” tegas Ahdy.(bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan





Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut