Lombok (ekbisntb.com) – Perum Bulog Wilayah NTB tetap memaksimalkan penyerapan jagung petani kendati gudang penyimpanan untuk komoditas ini terbatas. Ketersediaan gudang jagung di NTB menjadi perhatian saat ini, sebab gudang bulog hanya mampu menampung 10 ribu ton jagung. Sementara, target penyerapan mencapai 78 ribu ton.
“Kami akan memaksimalkan penyerapan, khususnya untuk komoditas jagung. Saat ini sudah ada beberapa penawaran gudang dan pengusulan juga telah kami ajukan. Untuk kapasitas, kami terus menjalin kerja sama dengan pihak ketiga guna menyediakan ruang penyimpanan yang cukup,” ujar Pimpinan Wilayah Bulog NTB, Sri Muniati mengatakan, Senin, 28 April 2025.

Untuk mendapatkan tambahan gudang penyimpanan, Bulog telah berkoordinasi dengan Kodim, Polda, termasuk dengan Pemerintah Daerah NTB. Setelahnya, Bulog akan bersurat ke pemerintah pusat terkait dengan tambahan gudang ini.
“Ketersediaan space memang menjadi perhatian, posisi saat ini sekitar 10 ribu ton. Kami terus membuka komunikasi dan siap menerima informasi dari pemerintah daerah, Kodim, Polda, maupun pihak lain yang memiliki tawaran gudang penyimpanan,” tambahnya.
Disampaikan, kendati mengalami kekurangan gudang, Bulog terus berupaya mengoptimalkan penyerapan jagung dalam rangka memenuhi target. Hingga saat ini, Bulog baru menyerap sekitar 250ton jagung petani.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB, Abdul Aziz mengatakan Menteri Pertanian meminta bulog berkoordinasi dengan kepala daerah untuk membantu mencari gudang yang bisa disewa oleh Bulog sebagai tempat penyimpanan jagung.
“Saya sudah mencarinya, saya telpon di Sumbawa, ternyata itu gudang bekas pupuk, tidak boleh. Ada gudang di KSB satu, itu boleh. Saya sudah fasilitasi pemilik gudang,” katanya.
Gudang Bulog NTB, kata Aziz masih memiliki sekitar 9000 space untuk menampung jagung petani. Sisanya, tidak bisa dibeli dengan harga standar atau sesuai HPP, sehingga berlaku ketentuan harga pasar.
“Perkara harga berikutnya bisa layer, bisa GPMT, itu berlaku harga pasar. Bisa saja di bawah HPP, bisa juga di atas HPP,” ucapnya.
Sementara terpisah, Asisten II Setda NTB, Fathul Gani mengatakan pihaknya tetap optimis Bulog NTB mampu menyerap sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat. Kendati saat ini ada kendala di gudang penyimpanan, disampaikan masih ada opsi gudang lain, salah satunya gudang Aglomerasi Pabrik Hasil Tembakau (APHT) yang ada di Desa Paokmotong, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur.
Selain memaksimalkan gudang APHT. Adanya rencana pembentukan koperasi merah putih dinilai menjadi solusi permasalahan krisis gudang yang terjadi setiap musim panen jagung.
Mantan Kadis Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB ini mengatakan setiap koperasi nantinya memiliki opsi untuk melakukan penyerapan dan penyimpanan jagung petani.
“Serap, simpan, jual dengan pendekatan desa. Bagi desa yang tidak ada hasil jagung bisa menyesuaikan sesuai dengan karakteristik yang ada,” ucapnya. (era)