spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiPersentase Pertumbuhan Kredit Perbankan di NTB Tertinggi di Bali Nusra

Persentase Pertumbuhan Kredit Perbankan di NTB Tertinggi di Bali Nusra

Lombok (ekbisntb.com) – Nusa Tenggara Barat (NTB) menunjukkan kinerja gemilang dalam pertumbuhan kredit perbankan, mencatatkan pertumbuhan tertinggi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Bali Nusra) per Maret 2025. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit di NTB secara persentase mencapai 8,15% (yoy), melampaui Bali dan NTT.

Irhamsah, Direktur Pengawasan Prilaku PUJK, EPK, dan Layanan Managemen Strategis OJK Bali, Senin 26 Mei 2025 menyampaikan, sektor perbankan terus menunjukkan resiliensi dan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional.

- Iklan -

Posisi Maret 2025 menunjukkan bahwa kredit di NTB mencapai Rp74,33 triliun dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) seperti tabungan, deposito dan giro sebesar Rp47,97 triliun. Meskipun DPK di NTB mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 1,93% (yoy), pertumbuhan kredit yang kuat menjadi indikator positif aktivitas ekonomi di wilayah NTB.

Sementara itu, Bali mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 7,25% (yoy) dengan total kredit Rp113,82 triliun dan DPK Rp192,72 triliun yang tumbuh 10,47% (yoy). Untuk NTT, pertumbuhan kredit tercatat 1,80% (yoy) dengan total kredit Rp48,12 triliun dan DPK Rp36,32 triliun yang tumbuh 0,27% (yoy).

Kualitas aset perbankan di Bali Nusra secara umum tetap terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) yang rendah. Per Maret 2025, NPL Bali Nusra berada di angka 3,47%, NPL Bali 2,62%, NPL NTB 1,58%, dan NPL NTT 1,37%. Angka-angka ini menunjukkan bahwa risiko kredit macet masih dalam batas yang terkendali, menandakan sektor perbankan yang sehat.

Dari sisi segmentasi kredit, per Maret 2025, mayoritas kredit di Bali Nusra (57,20%) disalurkan untuk modal kerja, diikuti oleh investasi (42,80%). Hal ini mengindikasikan bahwa perbankan aktif mendukung kegiatan operasional dan pengembangan usaha di berbagai sektor.

Secara spesifik di Bali, 33,88% kredit disalurkan kepada sektor Bukan Lapangan Usaha (Konsumtif), 28,42% untuk Perdagangan Besar dan Eceran, serta 11,83% untuk Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum.

Sementara itu, di NTB, sektor Bukan Lapangan Usaha (Konsumtif) juga mendominasi dengan 43,87%, disusul oleh Perdagangan dan Penyediaan Pangan (20,64%), dan Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan (17,81%). Sementara di NTT, sektor Bukan Lapangan Usaha (Konsumtif) memimpin dengan 58,76%, diikuti Perdagangan Besar dan Eceran (24,17%), dan Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan (4,75%).

Tren pertumbuhan kredit yang positif, terutama di NTB, diharapkan dapat terus mendorong aktivitas ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Bali Nusra.(bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan




Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut