Lombok (ekbisntb.com) – Ketua Tim Penggerak PKK Nusa Tenggara Barat (NTB), Sinta M Iqbal, mengajak masyarakat untuk mengubah pandangan terhadap beras medium yang disediakan pemerintah melalui Perum Bulog. Ia menilai beras dengan harga terjangkau tersebut tidak kalah berkualitas dibandingkan dengan beras premium yang beredar di pasaran.

“Selama ini ada stigma kalau beras murah itu jelek dan tidak layak dikonsumsi. Padahal setelah kami lihat langsung, beras medium ini butirannya utuh, warnanya putih, dan ketika dicuci airnya tidak keruh. Artinya kualitasnya sangat layak dikonsumsi,” kata Sinta, di sela- sela acara Rakerda Tim Penggerak PKK NTB di Gedung Graha Bakti Praja, Jumat 22 Agustus 2025.

Ia menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap beras medium yang dipasarkan Bulog. Keberadaan beras dengan harga terjangkau justru menjadi bentuk perhatian pemerintah untuk menjaga stabilitas pangan sekaligus meringankan beban masyarakat.
Sinta juga menyoroti kualitas beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disebutnya “medium serasa premium”. Menurutnya, kualitas beras SPHP jauh di atas stigma masyarakat selama ini.
“Kalau kita lihat secara langsung, SPHP ini serasa premium. Bentuk butirannya bagus, warnanya putih bersih, dan rasanya pun enak. Jadi jangan lagi menganggap murah berarti jelek,” ujarnya.
Dengan harga yang ramah di kantong, Sinta berharap beras SPHP dapat menjadi pilihan utama masyarakat tanpa harus mengorbankan kualitas.
“Ini bentuk perhatian pemerintah kepada rakyatnya, jadi mari kita manfaatkan dengan baik,” tambahnya.
Sementara itu, Pemimpin Wilayah Bulog NTB, Sri Muniati, menegaskan pihaknya berkomitmen menjaga kualitas beras SPHP agar tetap layak konsumsi masyarakat. Berbagai langkah perawatan rutin dilakukan demi memastikan stok beras pemerintah terjaga dengan baik.
“Kami rutin melakukan spraying, pengawasan hama, hingga perawatan harian di gudang. Setiap hari gudang dibuka tutup untuk sirkulasi udara dan cahaya, sehingga kebersihan serta sanitasi lingkungan tetap terjaga,” ujar Sri.
Menurutnya, beras SPHP merupakan hasil produksi petani lokal yang dipadukan dengan stok impor sesuai arahan pusat. Seluruh beras tersebut mendapat perlakuan pengolahan yang sama sebelum disalurkan kepada masyarakat.
“Dalam proses pengemasan ulang menjadi kemasan 5 kilogram, pengawasan mutu kami lakukan dengan ketat. Setiap beras yang keluar dari gudang Bulog telah melewati quality control, timbangannya sesuai label, kualitasnya bersih dan bebas hama,” jelasnya.
Bulog NTB juga memastikan distribusi beras SPHP dilakukan tepat sasaran sesuai arahan pemerintah. Dengan pengawasan ketat dan perawatan gudang yang optimal, Sri Muniati berharap kepercayaan masyarakat terhadap kualitas beras SPHP tetap terjaga, sekaligus mendukung stabilitas harga pangan di daerah.(bul)