Lombok (ekbisntb.com) – Meski menghadapi keterbatasan anggaran, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tetap berkomitmen memajukan sektor pariwisata. Salah satu langkah strategis yang dilakukan yakni penyusunan dan penyempurnaan Key Performance Indicator (KPI) periode 2024–2027 yang digelar dalam rapat pada Sabtu, 12 April 2025.
Ketua BPPD NTB, Sahlan M. Saleh, menyatakan KPI yang dirancang diselaraskan dengan visi dan misi Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal, dan Wakil Gubernur Hj. Dinda Damayanti, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) NTB 2025–2029.

“KPI ini akan menjadi alat ukur kinerja yang langsung dilaporkan kepada Gubernur. Penyusunan indikator juga mempertimbangkan kebutuhan pasar pariwisata untuk mendorong NTB menjadi destinasi wisata berkelas dunia,” ujarnya.
Beberapa indikator baru dalam KPI mencakup sektor strategis seperti Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) serta sport tourism. Menurut Sahlan, penambahan ini merupakan bentuk inovasi agar KPI BPPD NTB semakin adaptif terhadap perkembangan industri pariwisata global.
Anggota BPPD NTB, Dr. Ali Muhtasom, menambahkan bahwa KPI yang disusun fokus pada output, outcome, dan impact jangka panjang dari program-program promosi pariwisata.
“Kami sedang membangun fondasi kerja yang terukur, realistis, dan berdampak nyata terhadap kemajuan pariwisata NTB,” ujar Direktur Poltekpar tersebut.
Rapat penyempurnaan KPI diikuti oleh jajaran pengurus BPPD NTB, termasuk Ketua Sahlan M. Saleh, Wakil Ketua Dewantoro Ombu Joka, Sekretaris HL Fatwir Uzali, serta anggota lainnya seperti Dr. Ali Muhtasom, Mustamar, Abdus Syukur, dan Badrun.
Dalam dokumen KPI terbaru, BPPD NTB menetapkan visi menjadikan NTB sebagai destinasi wisata berkelanjutan berkelas dunia. Strategi utama meliputi promosi digital terintegrasi, penguatan wisata ramah muslim, pelestarian budaya lokal, peningkatan kualitas SDM dan infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, serta pemanfaatan teknologi dan riset pasar berbasis big data.
Indikator kuantitatif yang ditetapkan mencakup target kunjungan wisatawan, tingkat hunian hotel, frekuensi penerbangan langsung, dan volume investasi sektor pariwisata. Sementara indikator kualitatif meliputi tingkat kepuasan wisatawan, ulasan positif di media sosial, keberlanjutan lingkungan, dan keamanan destinasi.
BPPD NTB juga menargetkan produksi dua hingga tiga konten promosi baru setiap bulan, unggahan harian di media sosial, serta peningkatan pengunjung situs resmi hingga 100.000 per bulan. Empat event promosi besar dan 20 pelatihan kolaboratif untuk 500 pelaku pariwisata juga direncanakan setiap tahun.
Hasil jangka panjang diukur melalui peningkatan pengikut media sosial sebesar 20–30 persen per tahun dan peningkatan daya saing NTB sebagai destinasi unggulan global.
Untuk mendukung target tersebut, BPPD NTB aktif memproduksi konten kreatif seperti video, artikel tematik, kontes foto dan video wisata, serta kampanye media internasional. Seluruh strategi dilakukan melalui pendekatan kolaboratif hexahelix yang melibatkan pemerintah, swasta, akademisi, media, komunitas, dan pelaku usaha.
Sebagai bentuk komitmen terhadap pariwisata berkelanjutan, BPPD NTB juga mendorong pemanfaatan energi terbarukan, pembangunan infrastruktur ramah lingkungan, serta pengelolaan limbah di destinasi wisata. Pelibatan masyarakat lokal diperkuat melalui pelatihan dan pendampingan intensif.
Dengan KPI yang strategis dan adaptif, BPPD NTB optimistis dapat mengakselerasi pertumbuhan sektor pariwisata NTB secara berkelanjutan dan kompetitif, baik di tingkat nasional maupun internasional. (bul)