spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiKembali Pimpin PHRI NTB, Wolini Dihadapkan Tantangan Pemulihan Sektor Pariwisata NTB

Kembali Pimpin PHRI NTB, Wolini Dihadapkan Tantangan Pemulihan Sektor Pariwisata NTB

Lombok (ekbisntb.com) – Ni Ketut Wolini diangkat kembali secara aklamasi menjadi Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB untuk periode 2024-2029 pada Musda ke VII, Rabu, 18 Desember 2024 di Mataram.

Terpilihnya Wolini ini kembali dihadapkan pada tantangan kunjungan wisatawan ke NTB pasca pandemi COVID-19.

- Iklan -

Ketua Umum PHRI, Hariyadi BS Sukamdani saat Musda menekankan pentingnya kolaborasi antara seluruh stakeholder pariwisata untuk membangkitkan kembali sektor yang sempat terpuruk akibat pandemi. Oleh karena itu, diharapkan pengurus PHRI NTB yang terpilih kembali dapat merancang program-program inovatif dan event-event besar untuk menarik kembali wisatawan dan bahkan melampaui angka kunjungan sebelum pandemi.

“Memang PR bu wolini dan teman-teman di pariwisata adalah bagaimana mereka bisa berkolaborasi untuk membuat program, event dan terobosan untuk pariwisata di NTB ini tidak hanya kembali, tapi bisa lebih dari sebelum COVID,” ujarnya.

Apalagi NTB telah memiliki infrastruktur yang cukup memadai, seperti bandara, pelabuhan, dan kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana membuat wisatawan betah berlama-lama di NTB. Dengan demikian, pariwisata NTB tidak hanya bergantung pada beberapa daerah saja, tetapi dapat dikembangkan secara lebih merata.

“Kalau programnya bagus, mereka (wisatawan) akan stay lebih lama. NTB punya banyak potensi yang belum tergarap,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua PHRI NTB Ni Ketut Wolini menegaskan komitmennya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan terutama memperpanjang lama tinggal wisatawan di NTB. Ia menyoroti beberapa tantangan dan solusi yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu fokus utamanya adalah menyinkronkan program-program PHRI dengan kalender event yang dibuat oleh pemerintah daerah.

“PHRI harus terus sinergi dengan pemerintah, stakeholder dan organisasi pariwisata. Kalau jalan sendiri tidak maksimal, karena itu adalah PR yang berat untuk mendatangkan wisatawan dan harus ada daya tarik agar wisatawan menginap di NTB lebih lama,” ujarnya.

Ia mencontohkan Bali yang berhasil menarik wisatawan untuk tinggal lebih lama karena banyaknya event dan atraksi yang ditawarkan. Untuk mencapai hal yang sama di NTB, Wolini mendorong agar semua pihak terkait duduk bersama untuk merumuskan strategi yang tepat.

Apalagi tantangan pariwisata ditambah dengan kebijakan pengurangan kegiatan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions). Hal tersebut juga berdampak terhadap okupansi hotel. Karena Mice identik dengan wisatawan domestik, padahal diharapkan MICE dapat mendatangkan wisatawan lebih banyak.

“Karena MICE ini kebanyakan wisatawan domestik, penggantinya kita harus menurunkan harga kamar hotel, kedua banyak promosi, ketiga destinasi kita harus berbenah terus dann tidak harus begitu-begitu saja. Menurunkan harga ini jadi solusi, kalau harga terlalu tinggi tapi okupansi rendah, lebih baik menurunkan harga agar hotel tetap terisi,” demikian Wolini.(bul)

Informasi Layanan Pengaduan Lainnya



Artikel Yang Relevan

Iklan






Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut