Sumbawa (ekbisntb.com) – Masyarakat di Pulau Moyo, salah satu gugusan pulau terluar, terdepat dan tertinggal (3T) di Wilayah NTB sangat berharap, pemerintah memfasilitasi dibukanya rute kapal cepat Bali – Trawangan-Moyo.
Sebagaimana disampaikan Kepala Desa Labuhan Aji, Kabupaten Sumbawa, Sofyan. Menurutnya, upaya untuk membuka akses transportasi laut yang lebih cepat dan efisien menuju Pulau Moyo terus diupayakan.
Sejak dua tahun lalu, ia telah melakukan komunikasi intensif dengan Eka Jaya, operator kapal cepat yang saat ini menghubungkan Bali Lombok (PP). Survei lapangan juga sudah dilakukan, dan diketahui potensi besar rute ini kedepannya.
“Salah satu hasil survey itu adalah perkiraan waktu tempuh sekitar 2 jam 10 menit dari Trawangan, menuju Pulau Moyo. sudah kita ukur jaraknya. Potensinya besar,” ujar Sofyan.
Sayangnya, upaya ini terkendala pada masalah subsidi. Pihak Eka Jaya mengajukan permohonan subsidi kepada pemerintah daerah pada awal operasional. Namun, Pemda Kabupaten Sumbawa menyatakan tidak dapat memberikan subsidi karena ini merupakan usulan dari pihak swasta.
“Dinas Pariwisata tidak berani menjanjikan subsidi diawal operasi karena ini atas nama perusahaan,” jelas Sofyan.
Menurut Sofyan, perusahaan ragu untuk beroperasi secara penuh karena kekhawatiran jumlah penumpang yang belum bisa maksimal sesuai harapan, terutama pada rute balik dari Pulau Moyo, Pelabohan Gowa Sumbawa menuju Lombok Utara.
“Mereka khawatir sepi penumpang dari Moyo. Mereka sudah berencana untuk melakukan promosi dan jemput bola,” tambah Sofyan.
Selain masalah subsidi, kendala lain adalah belum adanya pintu masuk atau jalur khusus Pelabuhahn Goa Sumbawa menuju Pulau Moyo. Pelabuhan yang digunakan untuk menyeberang dari Goa ke Moyo saat ini adalah pelabuhan perikanan yang dipinjam.
Namun ia optimistis bahwa rute kapal cepat ini akan sangat potensial jika terhubung dengan rute lain, seperti Bali, Gili Trawangan, dan Lombok. Hal ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pulau Moyo dan sekitarnya.
“Sekarang saja dengan adanya penerbangan dari Bali ke Sumbawa saja, dampaknya sudah terasa. Wisatawan yang datang ke Pelabuhan Jambu untuk melihat hiu paus juga banyak yang ke sini,” ujar Sofyan.
Sebagaimana diketahui, Pulau Moyo makin banyak dikunjungi wisatawan, utamanya wisatawan Eropa. Bekas kahadiran Lady Diana istri Raja Charles III Kerajaan Inggris menjadi salah satu magnet tersendiri minat wisatawan mancanegara mendatangi pulau terluar Provinsi NTB ini.
Jumlah wisatawan asing yang datang pada tahun 2023 lalu, hanya sekitar 600-an yang tercatat. Tahun 2024 ini, kata Kepala Desa Labuhan Aji, Kabupaten Sumbawa, Sofyan, meningkat 70 persen.
“Lebih dari seribuan yang tercatat datang ke sini. Salah satu magnetnya adalah wisata alam. Kehadiran Lady Diana yang dulu sangat membantu kunjungan wisatawan. Terutama wisatawan Eropa,” katanya.
Pulau Moyo adalah destinasi eksklusif didukung alamnya yang indah dan mempesona. Terdapat banyak destinasi wisata di Pulau Moyo, diantaranya Air Terjun Mata Jitu, Air Tejun Sengalo, Air Terjun Diwu Mbai, Pantai Tanjung Pasir, dan Pantai Tekat Sagele. Satu yang paling terkenal adalah Air Terjun Mata Jitu yang juga dijuluki Queen Waterfall.
Dinamakan demikian karena, Air Terjun Mata Jitu pernah dikunjungi oleh salah seorang putri dari Kerajaan Inggris, Lady Diana pada tahun 1993 lalu. Akses menuju Pulau Moyo harus menggunakan perahu motor selama 1,5 jam dari Pantai Goa, Kecamatan Labuhan Badas menuju Dermaga Labuan Aji di Pulau Moyo.
Sofyan mengatakan, meningkatnya jumlah wisatan asing tidak lepas dari mudahnya berpromosi melalui internet. Apalagi di Pulau Moyo kini akses internet dan listrik sudah menyala 24 jam. Kehadiran wisatawan ke Pulau Moyo ini menjadi salah satu tulang punggung perekonomian masyarakat. Selain berladang dan beternak.
“Wisata ini menjadi sumber yang membantu ekonomi masyarakat di Pulau Moyo. Kios-kios hidup. Ojeg hidup, transportasi lokal. Guide, suplayer kebutuhan wisatawan. masyarakat bisa menjadi pemasok kebutuhan-kebutuhan tersebut. Wisatawan ini membuat ekonomi hidup di sini,” katanya.
Sofyan menambahkan, saat ini terdapat peningkatan jumlah investasi. Sudah ada lima hotel bintang 3 dan bintang 4. Juga terdapat lima buah bungalow.
Pulau Moyo adalah destinasi wisata yang tergolong eksklusif. Biasanya wisatawan yang berkunjung ke Moyo kebanyakan benar-benar ingin menikmati keheningan, ketenangan. Rata-rata lama menginap wisatawan di Pulau Moyo selama 3 hari.
“Kelas wisatawan yang datang ke Pulau Moyo juga sudah meningkat. Rata-rata wisatawan mancanegara yang ke sini sekarang kelas menengah keatas. Mereka hanya datang benar-benar ingin menikmati alam, pantai,” tandasnya.(bul)