Lombok (ekbisntb.com) – Desa Wisata Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah menjadi satu-satunya desa wisata di NTB yang lolos masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.
50 desa wisata yang masuk menjadi nomonasi ini terpilih dari 6.016 desa wisata yang diusulkan di seluruh Indonesia. Setelah melakukan penilaian dokumen dan pendukung lainnya. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menurunkan tim dan juri untuk melakukan penilaian dan validasi lapangan ke 50 desa wisata yang masuk nominasi ini. Termasuk ke Desa Wisata Aik Berik.
Mewakili Menparekraf, Sandiaga S Uno, Staf Ahli Menteri Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi, Kurleni Ukar, dan dua dewan juri ADWI yaitu Chef Vindex Tengker bersama Agus Wiyono, didampingi langsung Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Jamaludin Malady, unsur dari Dinas Kehutanan dan LHK NTB, serta dinas terkait Pemkab Lombok Tengah, dan kepala desa dan Pokdarwis setempat melakukan visit ke Desa Aik Berik, Selasa, 17 September 2024.
Sebagai penilaian, desa wisata Aik Berik memiliki Alam dan Buatan yaitu, melimpahnya sumber daya alam yang ada di desa Aik Berik, membuat para wisatawan yang berkunjung merasakan kepuasan dengan banyaknya wisata alam yang memukau dan menarik terlebih dengan jernihnya air di desa aik berik menjadi daya tarik.
Air Terjun Gunung Janggot, nama janggot di ambil dari istilah bahasa sasak yaitu nyangget yang artinya ujung, karna disana terdapat sebuah makam ulama yang berada di sisi paling ujung bukit. di samping itu juga terdapat kolam renang yang beada persis di dekat air terjun tersebut. wisatawan juga bisa memacu adrenaline dengan mencoba atraksi outbound yang di sediakan oleh pengelola air terjun gunung janggot.
Air Terjun Benang Kelambu, yang terbentuk dari adanya patahan yang mengenai lapisan air tanah. Atau yang disebut dalam istilah geologi sebagai “aquifer layer fault”. Air terjun ini membuktikan adanya air tanah dan membuktikan juga bahwa batuan gunung api itu sangat baik untuk menyimpan air. Air terjun ini sangat jernih dan dapat diminum langsung oleh pengunjung karena menurut para peneliti bahwa air yang keluar dari mata air membutuhkan proses setidaknya selama 200 tahun untuk muncul sebagai mata air.
Air Terjun Goa Walet yang sangat strategis dan mempunyai dua tebing di sisi kiri dan kanan. di tambah lagi dengan banyaknya burung walet yang membuat sarang disana.
Air Terjun Keliwung yang berada kawasan hutan lindung desa wisata aik berik yang masih angat alami. Aik Berik Geo-Soft Trekking yang bisa menggambarkan tentang sejarah kegeologian gunung rinjani yang meletus pada abad ke-11 yang telah membuat perubahan iklim dan menyebabkan kematian dan bencana di seluruh dunia waktu itu.
Hutan Rimbun yang menjadi salah satu andalan wisata di desa ini. Karena hutannya masih lestari. Bagi para pengunjung ataupun pelajar yang ingin mengeksplore pepohonan dan tumbuh-tumbuhan, hutan Aik Berik akan menjadi tempat menarik bagi mereka.
Di hutan ini terdapat berbagai jenis tumbuh-tumbuhan seperti berbagai jenis bunga anggrek, tumbuhan obat, tumbuh-tumbuhan beracun ataupun tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan, tumbuhan menempel, meramban, dan lainnya.
Memiliki kekayaan Seni Musik Tradisional Klentang sebagai salah satu jenis alat musik suku sasak selain gendang bleq dan kecimol.
Jaran Kamput yang merupakan media permainan yang sifatnya menghibur bagi anak-anak dengan menunggangi kuda-kudaan tadi diarak keliling kampung, sembari diramaikan dengan berbagai tetabuhan kesenian tradisional dan tari-tarian Sasak yang lucu dan bisa menyenangkan anakanak yang hendak dikhitan atau disunat. Penampilan seni dan kebudayaan turun-temurun ini sangat atraktif dan selalu diiringi seperangkat alat musik gamelan lengkap dengan seruling yang disebut Pereret. Atraksi peresean, Permainan Selodor.
Untuk Produk Ekraf, Desa Wisata Aik Berik memproduksi anyaman rotan dan ketat seperti piring, tas, tempat tissu, tudung saji, nampan) yang sudah menjadi oleh-oleh ataupun biasa di jual di pasar. Sementara kulinernya, antara lain, budi daya jamur, madu trigona uye, kopi sasuli asli, keripik pisang, kopi robusta, ketan kuning, ambon gebot, kripik talas, celorot, jajerot, keripik tempe. Desa wisata ini juga menghasilkan tenun khas lombok dengan berbagai motif dan warna.
Selain itu, Di Desa Wisata Aik Berik telah tersedia homestay amenitas yang dapat disewakan oleh para wisatawan untuk menginap dan menikmati liburan lebih dari satu hari. Dengan tarif mulai dari Rp200 ribu hingga Rp500 ribu /malam.
Pengelolaannya juga menerapkan SOP dengan menyediakan fasilitas kebersihan seperti wastafel, sabun, dan hand sanitizer untuk memastikan keselamatan pengunjung, kesiapan petugas Kesehatan di destinasi wisata.
Desa Wisata Aik Berik dikelola oleh pokdarwis, mata pencaharian masyarakatnya yaitu petani dan juga untuk destinasi di Desa Aik Berik sudah tersedia tour gate yang akan mengarahkan, menjaga kebersihan dan juga menjadi menjaga setiap wisatawan yang berkunjung disetiap destinasi wisata dan sudah sertifikasi.
Dalam pengelolaan sampah Desa Aik Berik rutin melakukan pengelolaan dan pemilahan serta membuang sampah ke TPA.
Desa Aik Berik membentuk team yang bertugas untuk penanganan resiko bencana dengan membentuk kelompok yaitu antara pokdarwis, pokdarling, masyarakat tanggap api dan juga Basarnas. Di setiap spot wisata team bertugas menjaga keamanan untuk memberikan info terkait bencana alam, menyediakan kotak p3k, dan tandu. kawasan lereng taman wisata rinjani, PMI dan basarnas yang andil dalam perlindungan keselamatan.
Mengembangkan promosi digital melalui Instagram: Desa_WisataAikBerik. Youtube: https://www.youtube.com/desawisataaikberik Website: Desa Wisata Aik Berik (kemenparekraf.go.id).
Kurleni Ukar dalam kesempatan ini menyampaikan, ADWI telah dilaksanakan selama tiga tahun. Pada tahun 2021 telah diikuti oleh 1.831 desa wisata. Peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 2022 dengan total peserta 3.419 desa wisata. Pada tahun 2023 telah mencapai angka yang mengesankan, yaitu 4.573 desa wisata. Hingga saat ini sudah ada 175 desa wisata terbaik yang telah mendapatkan penghargaan.
Tahun 2024 ini, ADWI kembali diselenggarakan dengan mengangkat tema “Desa Wisata Menuju Pariwisata Hijau Berkelas Dunia” yang diikuti oleh 6.016 desa wisata.
Diharapkan, melalui ADWI, dapat menjadi daya ungkit bagi ekonomi desa dan sebagai wahana promosi untuk menunjukkan potensi desa-desa wisata di Indonesia kepada wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, serta mewujudkan visi “Indonesia sebagai tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, serta mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat”. (bul)