spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiTarget Serapan Beras di NTB 180.600 Ton, Bulog Terjunkan Tim Jemput Bola...

Target Serapan Beras di NTB 180.600 Ton, Bulog Terjunkan Tim Jemput Bola dan TNI

Lombok (ekbisntb.com) – Perum Bulog NTB mendapat penyesuaian target serapan beras pada tahun 2025. Dari sebelumnya 350.000 ton, turun menjadi 180.600 ton. Penurunan ini merupakan bagian dari penyesuaian target serapan nasional yang ditetapkan sebesar 3 juta ton setelah dibagi ke seluruh daerah di Indonesia.

Pimpinan Wilayah (Pimwil) Bulog NTB, Sri Muniati, didampingi oleh Agung Sarianto, Manager Administrasi dan Keuangan Perum Bulog NTB, Selasa, 18 Februari 2025 menegaskan hal ini.

- Iklan -

“Sampai hari ini, serapan beras di NTB telah mencapai 6.193 ton setara beras. Kami optimis target 180.600 ton dapat tercapai dengan strategi yang tepat,” ujarnya.

Dalam rangka mempercepat penyerapan, Bulog NTB juga menerapkan sistem jemput gabah langsung ke sawah. Program ini dilakukan dengan berkoordinasi bersama TNI, khususnya Babinsa, untuk mengidentifikasi lokasi panen.

“Kami memiliki tim jemput gabah yang bertugas langsung ke petani. Ini dilakukan agar petani tidak kesulitan menjual hasil panennya. Selain itu, kami juga mengedukasi petani dan kelompok tani mengenai kemudahan bermitra dengan Bulog. Proses administrasi dibuat sederhana agar petani tidak merasa terbebani,” tambahnya.

Bulog NTB juga memastikan bahwa pembayaran kepada petani dilakukan dengan cepat. Begitu dokumen transaksi selesai, dana langsung ditransfer ke rekening petani, bahkan jika proses pengolahan gabah terjadi di malam hari.

Bulog membeli gabah dengan kadar air kadar air tidak ditentukan. Yang penting gabah petani tersebut bersih . Yaitu, tidak ada tidak ada jeraminya, tangkai padinya, atau kotoran-kotoran lain seperti sampah, tanah.

“Tidak ada minimal pembelian dari petani. Bahkan, jika petani hanya memiliki 10–20 kilogram gabah, tetap bisa kami serap. Namun, umumnya petani menjual dalam jumlah yang lebih besar, seperti sekarung atau dua karung berisi sekitar 70 kilogram,” pungkasnya.

Selain itu, Perum Bulog NTB menerapkan strategi percepatan distribusi atau revolving stok ke daerah-daerah lain. Hal ini dilakukan agar stok di gudang tetap memiliki kapasitas yang memadai untuk menyerap beras hasil panen petani.

“Untuk mempercepat target serapan, tidak menutup kemungkinan dilakukan pemindahan stok ke kantor wilayah lain yang membutuhkan, karena kapasitas gudang kami saat ini hanya 110.000 ton. Selain itu, stok yang tersedia tidak hanya beras, tetapi juga jagung,” jelasnya.

Bulog NTB juga tengah menjajaki opsi penyewaan gudang tambahan guna menampung hasil panen petani. Beberapa lokasi sedang dalam tahap evaluasi oleh tim operasional.

Seiring dengan upaya penyerapan, Perum Bulog NTB menerapkan harga pembelian sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terbaru. Untuk gabah kering panen (GKP), harga yang ditetapkan adalah Rp6.500 per kilogram, sementara untuk beras yang masuk ke gudang Bulog, harga pembelian ditetapkan sebesar Rp12.000 per kilogram.

“Di tingkat petani, harga gabah kering panen wajib Rp6.500 per kilogram. Sementara untuk mitra Bulog di gudang, beras kami terima dengan harga Rp12.000 per kilogram,” terang Sri Muniati.

Dengan strategi yang telah diterapkan, Bulog NTB optimis dapat mencapai target serapan beras sebanyak 180.600 ton hingga pada panen raya tahun ini.(bul)

Informasi Layanan Pengaduan Lainnya



Artikel Yang Relevan

Iklan







Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut