
Lombok (ekbisntb.com) – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, khususnya bagi perempuan. Wakil Gubernur NTB, Hj. Indah Dhamayanti Putri, mengapresiasi langkah BTPN Syariah dalam mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pendekatan yang berfokus pada nasabah perempuan pelaku usaha mikro.
“Alhamdulillah, kehadiran BTPN Syariah membuat NTB semakin maju dalam hal literasi keuangan,” ujarnya dalam sebuah acara di Mataram.
Wagub menyebut bahwa mayoritas nasabah BTPN Syariah di NTB merupakan perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga, termasuk ibu rumah tangga dan kepala keluarga. Mereka dinilai mampu menjaga kepercayaan serta meningkatkan kapasitas pinjaman secara berkelanjutan. Saat ini, jaringan nasabah BTPN Syariah telah tersebar di seluruh kabupaten/kota di NTB.
Ia berharap konsep pemberdayaan yang diterapkan BTPN Syariah dapat menjadi inspirasi bagi perbankan lain. Menurutnya, Pemerintah Provinsi NTB juga telah lama menekankan pentingnya pengarusutamaan gender dalam program pembangunan daerah.
“Sejak awal pemerintahan, kami mewajibkan semua OPD untuk merancang program yang berpihak kepada perempuan, bukan hanya OPD yang khusus menangani urusan perempuan dan anak,” tegasnya.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB, Rudy Sulistyo, menambahkan bahwa tingkat literasi keuangan secara nasional terus mengalami peningkatan, dari 65% menjadi 66%. Ia mengungkapkan bahwa pada tahun ini, literasi keuangan perempuan secara nasional tercatat lebih tinggi dibanding laki-laki, sebuah tren positif yang juga mulai tampak di NTB berdasarkan survei terbaru bersama BPS.
Sementara itu, Direktur BTPN Syariah, Dwiyono Bayu Winantio, menjelaskan bahwa strategi perbankan yang menyasar perempuan bukan semata-mata soal pembiayaan, namun juga pemberdayaan. Perempuan dianggap lebih taat dalam menjalankan rencana usaha, serta memiliki impian dan tekad kuat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
“Perempuan adalah ujung tombak keluarga. Karena itu, kami fokus pada pemberdayaan mereka, tidak hanya memberi akses keuangan, tetapi juga akses pemberdayaan dan pasar,” jelasnya.
Dwiyono juga mengungkapkan bahwa sekitar 92% nasabah BTPN Syariah di NTB tergolong sebagai nasabah produktif. Mereka secara konsisten menunjukkan peningkatan dalam indikator kesejahteraan, yang diukur dari berbagai aspek seperti pendidikan anak, kondisi tempat tinggal, hingga kepemilikan kendaraan.
“Setiap tahun, kami melakukan pengukuran terhadap kemapanan keluarga nasabah dari sepuluh indikator utama. Hasilnya menunjukkan bahwa para ibu nasabah terus berkembang,” pungkasnya. (bul)